بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ
PRINSIP YANG BENAR: IKUTILAH ALQURAN DAN AS SUNNAH
>> Wajibkah kita bermadzhab?
>> Apakah orang awam wajib memilih madzhab tertentu untuk beragama?
Prinsip yang benar adalah mengikuti Alquran dan As Sunnah. Selama perkataan Imam Madzhab sejalan dengan keduanya, maka barulah perkataan mereka layak diambil. Sedangkan memaksakan seseorang untuk bermadzhab dengan pendapat salah seorang di antara mereka, ini adalah menetapkan perintah tanpa adanya dalil. Allah taala berfirman:
اتَّبِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ
“Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya).” [QS. Al A’rof: 3]
قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ
“Katakanlah: “Taatilah Allah dan Rasul-Nya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”. [QS. Ali Imron: 32]
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan Ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Alquran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Kemudian” [QS. An Nisa’: 59]
Hal ini juga dapat dilihat dalam hadis Al ‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu. Seolah-olah inilah nasihat terakhir Nabi ﷺ. Beliau ﷺ menasihati para sahabat radhiyallahu ‘anhum:
فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
“Berpegang teguhlah dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur Rosyidin yang mendapatkan petunjuk (dalam ilmu dan amal). Pegang teguhlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian.” [HR. Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban. At Tirmidizi mengatakan hadis ini Hasan Shahih. Syaikh Al Albani mengatakan hadis ini Shahih. Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 37]
Salah seorang Khulafaur Rosyidin dan manusia terbaik setelah Nabi ﷺ, Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu mengatakan:
لَسْتُ تَارِكًا شَيْئًا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَعْمَلُ بِهِ إِلَّا عَمِلْتُ بِهِ إِنِّي أَخْشَى إِنْ تَرَكْتُ شَيْئًا مِنْ أَمْرِهِ أَنْ أَزِيْغَ
“Aku tidaklah biarkan satu pun yang Rasulullah ﷺ amalkan, kecuali aku mengamalkannya. Karena aku takut jika meninggalkannya sedikit saja, aku akan menyimpang.” [Lihat Shahih wa Dho’if Sunan Abi Daud, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa atsar ini Shahih]
Ibnu Baththoh dalam Al Ibanah, 1/246, mengomentari perkataan Abu Bakar di atas, beliau rahimahullah mengatakan: “Inilah, wahai saudaraku! Orang yang paling shiddiq (paling jujur) seperti ini saja masih merasa takut dirinya akan menyimpang jika dia menyelisihi sedikit saja dari perintah Nabi ﷺ. Bagaimana lagi dengan orang yang mengejek Nabi dan perintahnya (ajarannya), membanggakan diri dengan menyelisihinya, mencemooh petunjuknya (ajarannya). Kita memohon kepada Allah agar terjaga dari kesalahan dan agar terselamatkan dari amal yang jelek.
Para Imam Madzhab Sendiri Memerintahkan Kita untuk Mengikuti Petunjuk Nabi ﷺ
Imam Abu Hanifah dan muridnya Abu Yusuf berkata:
لاَ يَحِلُّ لأَِحَدٍ أَنْ يَقُوْلَ بِقَوْلِنَا حَتَّى يَعْلَمُ مِنْ أَيْنَ قُلْنَاهُ
“Tidak boleh bagi seorang pun mengambil perkataan kami sampai ia mengetahui dari mana kami mengambil perkataan tersebut (artinya sampai diketahui dalil yang jelas dari Alquran dan Hadis Nabawi, pen).” [I’lamul Muwaqi’in, 2/211, Darul Jail]
Imam Malik berkata:
إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ أُخْطِىءُ وَأُصِيْبُ فَانْظُرُوا فِي قَوْلِي فَكُلُّ مَا وَافَقَ الكِتَابَ وَالسُّنَّةَ فَخُذُوْا بِهِ وَمَا لَمْ يُوَافِقْ االكِتَابَ وَالسُّنَّةّ فَاتْرُكُوْهُ
“Sesungguhnya aku hanyalah manusia yang bisa keliru dan benar. Lihatlah setiap perkataanku. Jika itu mencocoki Alquran dan Hadis Nabawi, maka ambillah. Sedangkan jika itu tidak mencocoki Alquran dan Hadis Nabawi, maka tinggalkanlah. [I’lamul Muwaqi’in, 1/75]
Imam Abu Hanifah dan Imam Asy Syafi’i berkata:
إِذَا صَحَّ الحَدِيْثُ فَهُوَ مَذْهَبِي
“Jika hadis itu shahih, itulah pendapatku.” [Dinukil dari Shahih Fiqh Sunnah, 1/39, 41]
Imam Asy Syafi’i berkata:
إذَا صَحَّ الْحَدِيثُ فَاضْرِبُوا بِقَوْلِي الْحَائِطَ وَإِذَا رَأَيْت الْحُجَّةَ مَوْضُوعَةً عَلَى الطَّرِيقِ فَهِيَ قَوْلِي
“Jika terdapat hadis yang shahih, maka lemparlah pendapatku ke dinding. Jika engkau melihat hujjah diletakkan di atas jalan, maka itulah pendapatku.” [Majmu’ Al Fatawa, 20/211, Darul Wafa’]
Imam Ahmad berkata:
مَنْ رَدَّ حَدِيْثَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَهُوَ عَلَى شَفَا هَلَكَةٍ
“Barang siapa yang menolak hadis Rasulullah ﷺ, maka ia berarti telah berada dalam jurang kebinasaan.” [Ibnul Jauzi dalam Manaqib, hal. 182. Dinukil dari sifat Shalat Nabi hal. 53]
Semoga Allah memberikan taufik bagi siapa saja yang membaca risalah yang ringkas ini.
Amin Yaa Mujibas Saailin.
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
[Artikel https://rumaysho.com]
#laranganbermahdzab #bolehkahkitatidakbermadzhab #tidak bermazhab #apakahkitawajibbermazhab #apakahkitaharusbermadzhab #apakahwajibbermazhab #mazhab #mahdzab #madzab #ImamEmpat #Imam4 #taqlidbuta #taklidbuta #fanatisme #mengekorbuta #wajibkahkitabermadzhab #madzhab
Leave A Comment