بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ
#FikihJenazah
KEUTAMAAN DAN HUKUM SHALAT JENAZAH
Hukum Shalat Jenazah
Hukum shalat jenazah adalah Fardhu Kifayah. Jika sebagian kaum Muslimin telah melakukannya, maka gugur dari lainnya.
( عَنْ سَلَمَةَ بْنِ الأَكْوَعِ –رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ– قَالَ: كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ النَّبِيِّ –صلى الله عليه وسلم– إِذْ أُتِيَ بِجَنَازَةٍ، فَقَالُوا: صَلِّ عَلَيْهَا ، فَقَالَ : (( هَلْ عَلَيْهِ دَيْنٌ ؟ )), قَالُوا: لاَ، قَالَ: (( فَهَلْ تَرَكَ شَيْئًا ؟ )), قَالُوا: لاَ، فَصَلَّى عَلَيْهِ، ثُمَّ أُتِيَ بِجَنَازَةٍ أُخْرَى، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، صَلِّ عَلَيْهَا، قَالَ: (( هَلْ عَلَيْهِ دَيْنٌ ؟ )) قِيلَ : نَعَمْ ، قَالَ: (( فَهَلْ تَرَكَ شَيْئًا؟ )) قَالُوا : ثَلاَثَةَ دَنَانِيرَ، فَصَلَّى عَلَيْهَا، ثُمَّ أُتِيَ بِالثَّالِثَةِ، فَقَالُوا: صَلِّ عَلَيْهَا، قَالَ: (( هَلْ تَرَك شَيْئًا؟ )) قَالُوا : لاَ، قَالَ: (( فَهَلْ عَلَيْهِ دَيْنٌ ؟ )) قَالُوا: ثَلاَثَةُ دَنَانِيرَ ، قَالَ: (( صَلُّوا عَلَى صَاحِبِكُمْ ))، قَالَ أَبُو قَتَادَةَ: صَلِّ عَلَيْهِ يَا رَسُولَ اللهِ، وَعَلَيَّ دَيْنُهُ، فَصَلَّى عَلَيْهِ.)
Diriwayatkan dari Salamah bin Al-Akwa’ radhiallaahu ‘anhu, dia berkata: “Dulu kami duduk-duduk di sisi Rasulullah ﷺ, kemudian didatangkanlah seorang jenazah. Orang-orang yang membawa jenazah itu pun berkata: ‘Shalatilah dia!’ Beliau ﷺ pun bertanya: ‘Apakah dia punya utang?’ Mereka pun menjawab: ‘Tidak.’ Beliau ﷺ pun bertanya: ‘Apakah dia meninggalkan harta peninggalan?’ Mereka pun menjawab: ‘Tidak.’ Kemudian beliau ﷺ pun menyalatinya. Kemudian didatangkan lagi jenazah yang lain. Orang-orang yang membawanya pun berkata: ‘Shalatilah dia!’ Beliau ﷺ pun bertanya: ‘Apakah dia punya utang?’ Mereka pun menjawab: ‘Ya.’ Beliau ﷺ pun bertanya: ‘Apakah dia meninggalkan harta peninggalan?’ Mereka pun menjawab: ‘Ada tiga Dinar.’ Kemudian beliau ﷺ pun menyalatinya. Kemudian didatangkanlah jenazah yang ketiga. Orang-orang yang membawanya pun berkata: ‘Shalatilah dia!’ Beliau ﷺ pun bertanya: ‘Apakah dia meninggalkan harta peninggalan?’ Mereka pun menjawab: ‘Tidak.’ Beliau ﷺ pun bertanya: ‘Apakah dia punya utang?’ Mereka pun menjawab: ‘Ada tiga Dinar.’ Beliau ﷺ pun berkata: ‘Shalatlah kalian kepada sahabat kalian! Kemudian Abu Qatadah pun berkata: ‘Shalatilah dia, ya Rasulullah! Utangnya menjadi tanggung jawabku.’ Kemudian beliau ﷺ pun menyalatinya.” [HR Al-Bukhaari no. 2289]
Hadis ini menunjukkan, bahwa hukumm shalat jenazah adalah Fardhu Kifayah, karena ketika itu Nabi ﷺ, jika tahu si mayit tidak melunasi utangnya, maka beliau ﷺ enggan menyalatinya.
Keutamaan Shalat Jenazah
Pertama: Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلِّىَ عَلَيْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ ، وَمَنْ شَهِدَ حَتَّى تُدْفَنَ كَانَ لَهُ قِيرَاطَانِ . قِيلَ وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيمَيْنِ
“Barang siapa yang menyaksikan jenazah sampai ia menyalatkannya, maka baginya satu Qirath. Lalu barang siapa yang menyaksikan jenazah hingga dimakamkan, maka baginya dua Qirath.” Ada yang bertanya: “Apa yang dimaksud dua Qirath?” Rasulullah ﷺ lantas menjawab: “Dua Qirath itu semisal dua gunung yang besar.” [HR. Bukhari no. 1325 dan Muslim no. 945]
Dalam riwayat Muslim disebutkan:
« مَنْ صَلَّى عَلَى جَنَازَةٍ وَلَمْ يَتْبَعْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ فَإِنْ تَبِعَهَا فَلَهُ قِيرَاطَانِ ». قِيلَ وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ « أَصْغَرُهُمَا مِثْلُ أُحُدٍ ».
“Barang siapa shalat jenazah dan tidak ikut mengiringi jenazahnya, maka baginya (pahala) satu Qirath. Jika ia sampai mengikuti jenazahnya, maka baginya (pahala) dua Qirath.” Ada yang bertanya: “Apa yang dimaksud dua Qirath?” “Ukuran paling kecil dari dua Qirath adalah semisal gunung Uhud”, jawab beliau ﷺ. [HR. Muslim no. 945]
Kedua: Dari Kuraib, ia berkata:
أَنَّهُ مَاتَ ابْنٌ لَهُ بِقُدَيْدٍ أَوْ بِعُسْفَانَ فَقَالَ يَا كُرَيْبُ انْظُرْ مَا اجْتَمَعَ لَهُ مِنَ النَّاسِ. قَالَ فَخَرَجْتُ فَإِذَا نَاسٌ قَدِ اجْتَمَعُوا لَهُ فَأَخْبَرْتُهُ فَقَالَ تَقُولُ هُمْ أَرْبَعُونَ قَالَ نَعَمْ. قَالَ أَخْرِجُوهُ فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَا مِنْ رَجُلٍ مُسْلِمٍ يَمُوتُ فَيَقُومُ عَلَى جَنَازَتِهِ أَرْبَعُونَ رَجُلاً لاَ يُشْرِكُونَ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلاَّ شَفَّعَهُمُ اللَّهُ فِيهِ »
“Anak ‘Abdullah bin ‘Abbas di Qudaid atau di ‘Usfan meninggal dunia. Ibnu ‘Abbas lantas berkata: “Wahai Kuraib (bekas budak Ibnu ‘Abbas), lihat berapa banyak manusia yang menyalati jenazahnya.” Kuraib berkata: “Aku keluar, ternyata orang-orang sudah berkumpul, dan aku mengabarkan pada mereka pertanyaan Ibnu ‘Abbas tadi. Lantas mereka menjawab: “Ada 40 orang.” Kuraib berkata: “Baik kalau begitu.” Ibnu ‘Abbas lantas berkata: “Keluarkan mayit tersebut. Karena aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidaklah seorang Muslim meninggal dunia lantas dishalatkan (shalat jenazah) oleh 40 orang yang tidak berbuat syirik kepada Allah sedikit pun, melainkan Allah akan memprkenankan syafaat (doa) mereka untuknya.” [HR. Muslim no. 948]
Ketiga: Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata dari Nabi ﷺ bahwa beliau bersabda:
مَا مِنْ مَيِّتٍ يُصَلِّى عَلَيْهِ أُمَّةٌ مِنَ الْمُسْلِمِينَ يَبْلُغُونَ مِائَةً كُلُّهُمْ يَشْفَعُونَ لَهُ إِلاَّ شُفِّعُوا فِيهِ
“Tidaklah seorang mayit dishalatkan (dengan shalat jenazah) oleh sekelompok kaum Muslimin yang mencapai 100 orang, lalu semuanya memberi syafaat (mendoakan kebaikan untuknya), maka syafaat (doa mereka) akan diperkenankan.” [HR. Muslim no. 947]
Keempat: Dari Malik bin Hubairah, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ فَيُصَلِّى عَلَيْهِ ثَلاَثَةُ صُفُوفٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ إِلاَّ أَوْجَبَ
“Tidaklah seorang Muslim mati lalu dishalatkan oleh tiga shaf kaum Muslimin, melainkan doa mereka akan dikabulkan.” [HR. Tirmidzi no. 1028 dan Abu Daud no. 3166. Imam Nawawi menyatakan dalam Al Majmu’ 5/212 bahwa hadis ini Hasan. Syaikh Al Albani menyatakan hadis ini Hasan jika sahabat yang mengatakan]
Itulah beberapa hadis yang menunjukkan keutamaan shalat jenazah.
Wallahu waliyyut taufiq.
Penulis: Al-Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc hafizhahullah
[www.rumaysho.com]
Leave A Comment