بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
#DoaZikir
38 WAKTU, KEADAAN, DAN TEMPAT-TEMPAT MUSTAJAB DIKABULKANNYA DOA
Dalam buku yang ditulis oleh Yazid bin Abdul Qadir Jawas berjudul “Doa & Wirid” (diterbitkan oleh Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Jakarta, 2005), salah satu pembahasan yang sangat baik adalah tentang waktu, keadaan, dan tempat-tempat dikabulkannya doa seorang hamba, oleh Allah subhanahu wata’ala.
Sudah barang tentu, semua penetapan waktu, keadaan, dan tempat dikabulkannya doa tersebut, seluruhnya bersandar dan disumberkan pada dalil yang shahih yang datang dari Rasulullah ﷺ. Beberapa kitab rujukan untuk penjelasan dan dalil-dalil bagi tulisan ini adalah:
(a) Adz-Dzikru wad Du’aa’ wal ‘Ilaaj bir Ruqaa minal Kitaab was Sunnah, hal. 101-112.
(b) Ad-Du’aa’-Syaikh Husain ‘Awayisyah, hal. 33-48.
(c) Ad-Du’aa’-Muhammad Ibrahim al-Hamd, hal. 53-68.
(d) An-Nubadz al- Mustathaabah fid Da’awaatil Mustajaabah-Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, hal. 48-73, dan
(e) Tash-hiihud Du’aa’-Syaikh Bakr bin ‘Abdullah Abu Zaid.
Berikut tulisan “Waktu, Keadaan, dan Tempat Dikabulkannya Doa,” berdasarkan hadis-hadis yang shahih dari Rasulullah ﷺ, yang dikutip secara lengkap, yaitu:
Keterangan: Berdasarkan hadis riwayat al-Bukhari, Muslim dan lain lain. Sepertiga malam terakhir kira-kira antara jam 24:00 sampai dengan menjelang Subuh (fajar). Wallahu a’lam.
Keterangan: Syaikh bin Baaz rahimahullah berkata: “Kata ‘Duburush Shalah’ bisa berarti akhir shalat sebelum salam, juga bisa berarti sesudah salam (langsung). Banyak sekali hadis yang menunjukkan kepada dua pengertian tersebut. Namun kebanyakan hadis-hadis itu menunjukkan, bahwa yang dimaksud adalah akhir shalat, tetapi sebelum salam, karena hal itu ada kaitannya dengan doa-doa (dan seterusnya).” (Petikan dari fatwa Syaikh bin Baaz rahimahullah, dalam Fataawa Muhimmaat Tata’alalaqu bish-Shalaah).
Keterangan: Berdasarkan hadis riwayat Muslim no. 757 “Bab Fil Laili Saa’atun Mustajabaabu fiihad Du’aa’.”
Keterangan: Sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda: “Barang siapa bangun diwaktu malam lalu membaca: Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalah, lahulmulku walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syaai iin Qadiir, Alhamduliillahi wasubhanallah, walaa ilaaha illallahu wallahu akbaru walaa haula walaa quwwata illaa billahi Allahummaghfirlii (Artinya: Tidak ada illah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah Yang Maha Esa, Tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagi Allah dan Maha suci bagi Allah,tidak ada illah yang berhak di ibadahi dengan benar kecuali Allah, Allah Maha Besar. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertologan Allah. Ya Allah, ampunnilah aku), atau ia berdoa, (maka) akan dikabulkan doanya. Apabila ia berwudhu kemudian melakukan sholat, maka shalatnya akan diterima oleh Allah.” [HR. Al-Bukhari no.1154, Ibnu Majah no. 3878, Abu Dawud no.5060. An-Nubadz al-Mustathaabah hal.73]
لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Laa ilaaha illaa anta subhanaka inni kuntu minadz dzoolimin [QS.Al-Anbiyaa’: 87]
Keterangan: [HR. At-Tirmidzi no. 3505 dan al-Hakim I/505].
Keterangan: Yakni ketika memejamkan mata si mayit yang baru saja meninggal dunia. [HR. Muslim no.920, an-Nubadz hal. 59].
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا
“Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un. Allahumma’jurnii fii mushibatii wa akhlif lii khoiron minhaa [Sesungguhnya segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah ganjaran terhadap musibah ang menimpaku ini dan berikanlah ganti dengan yang lebih baik darinya]” [HR. Muslim no.918]
Keterangan: Lihat, Manaasikul Hajji wal ‘Umrah -Syaikh al-Albani hal.23.
Keterangan: HR. Ibnu Majah no. 2893 – lihat Silsilah al Ahaadiits ash-Shahiihah no.1820.
Seorang Muslim akan senantiasa berdoa kepada Rabb-nya kapan dan di mana saja berada, dan doanya insya Allah akan dikabulkan. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
وَإذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنّي قَرِيْبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إذَا دَعَانِ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa, apabila dia memohon kepada-Ku” [QS.Al-Baqarah:186]
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Dan Rabb-mu berfirman: ‘Dan berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku, akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” [QS.Al-Mukmin: 60]
Ketahuilah, bahwa waktu-waktu, keadaan dan tempat-tempat di atas perlu mendapat perhatian khusus.
Kemudian yang harus diperhatikan, bahwa doa adalah ibadah, dan ibadah adalah hak murni milik Allah semata. Sebagaimana Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam penciptaan, memberikan rezeki, menghidupkan, mematikan dan mengatur alam semesta ini. Demikian juga tidak ada sekutu bagi Allah dalam segala macam ibadah, termasuk doa. Barang siapa berdoa meminta sesuatu, meminta rezeki, meminta kesembuhan penyakit dan selainnya kepada sesuatu selain Allah, maka ia telah terjatuh kepada Syirkun Akbar (syirik yang paling besar), berbuat dosa besar yang paling besar, dan doanya tidak dikabulkan Allah.
Kita diperintahkan untuk mengikhlaskan ibadah dan doa semata-mata karena Allah, dan hanya kepada Allah saja, tidak kepada yang lainnya.
هُوَ الْحَيُّ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ فَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ ۗ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Dia-lah Yang Maha Hidup, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Dia. Maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadah kepada-Nya. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.” [QS.Al-Mu’min: 65]
Doa kita akan dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala, apabila kita ikhlas dan ittiba’ kepada Rasulullah ﷺ.
Sumber: http://www.belajarislamsunnah.com/2014/02/waktu-keadaan-dan-tempat-tempat.html
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ CAHAYA SEMPURNA DI HARI KIAMAT عن بُريدَة – رضي الله عنه – ، عن…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ DENGAN DALIH TOLERANSI, JANGAN SAMPAI KITA KEBABLASAN Dengan dalih toleransi, jangan sampai kita kebablasan.…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BOLEH TOLERANSI, TAPI JANGAN KEBABLASAN Boleh toleransi, tapi jangan kebablasan. Tidak sedikit orang…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BOLEH DAN TIDAK BOLEH TERHADAP NON-MUSLIM (TAUTAN e-BOOK) Agar toleransi tidak kebablasan, cobalah…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ LIMA PRINSIP RUMAH TANGGA ISLAMI (E-BOOK) Islam agama yang sempurna. Maka pasti ada…
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ KABAR GEMBIRA BAGI YANG TELAH MENYESALI DOSANYA (e-BOOK) Oleh: Ustadz: Dr. Abu Hafizhah…