بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#DakwahTauhid
UNSUR-UNSUR DEMOKRASI
Oleh: Asy Syaikh Abu Nashr Muhammad bin Abdillah Al Imam
Demokrasi memiliki tiga unsur yaitu:

  1. At Tasyri’ (Legislatif)

Tidak ada yang berhak menetapkan peraturan kecuali demokrasi. Padahal Allah-lah Ahkamul Hakimin (Hakim Yang Seadil-adilnya) dan Arhamur Rahimin (Yang Maha Penyayang) yang bagi-Nya seluruh kekuasaan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dalam demokrasi, hukum-hukum Allah tidak lagi berlaku. Allah tidak boleh membuat peraturan bagi hamba-hamba-Nya. Membuat peraturan adalah ujung tombak dari undang-undang. Karena itulah dibuat peraturan demi melestarikan demokrasi.

  1. Al Qadha’ (Yudikatif)

Tidak diperkenankan bagi seorang penguasa pun untuk memutuskan sesuatu, kecuali berdasarkan undang-undang. Kalau tidak, maka dia akan terkena hukuman. Sebagaimana tertera pada pasal 147 undang-undang dasar negeri Yaman:
“Memberi keputusan adalah kekuasaan tersendiri, baik di dalam masalah hukum, harta kekayaan maupun administrasi. Dan pengadilan diberi kemerdekaan untuk memberi keputusan hukum dalam seluruh perkara perdata dan pidana. Para hakim adalah independen, tidak ada atasan bagi mereka dalam menjatuhkan vonis, kecuali undang-undang.”
Renungkanlah kata-kata “Tidak ada atasan bagi mereka dalam menjatuhkan vonis kecuali undang-undang”.

  1. At Tanfidz (Eksekutif)

Tidak boleh melaksanakan satu keputusan pun, kecuali yang berasal dari undang- undang. Itu berarti membekukan seluruh aturan-aturan syariah dan kepada Allah- lah tempat mengadukan segala urusan. Lihatlah pada pasal 104 yang berbunyi:
“Yang menjadi pelaksana kekuasaan sebagai ganti dari rakyat adalah presiden dan kementrian, sesuai garis-garis yang telah ditentukan di dalam undangundang.”
Apabila kita telah mengetahui, bahwa demokrasi merupakan sistem hidup menurut kacamata pembuat dan pembelanya, maka yakinlah kita, bahwa ia tidak hendak lengser dan berubah. Demokrasi adalah sistem sosial politik internasional yang disokong dan disepakati oleh negara-negara besar. Demokrasi adalah sistem dan pandangan hidup global. Tidak ada halangan bagi kelompok pro-demokrasi untuk mengubah satu bagian atau satu kata saja dari pasal tersebut, demi kepentingan demokrasi itu sendiri. Namun itu dilakukan bukan untuk meruntuhkannya, seperti kenyataan yang kita saksikan sekarang.
“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.” (QS. Yusuf: 21)
 
(Judul asli: Tanwir Azh-Zhulumat bi Kasyfi Mafasid wa Syubuhat al-Intikhabaat, Penerbit Maktabah al-Furqan, Ajman, Emirate. Sumber: http://www.assunnah.cjb.net)
Sumber: https://ulamasunnah.wordpress.com/2008/05/14/menggugat-demokrasi-unsur-demokrasi/
 
Oleh: Wira Mandiri Bachrun