Tidak Pergi Haji, Tapi Dapat Pahalanya Sempurna. Mau?

Sholat Syuruq / Ishroq – Cara Mudah Mendapatkan Pahala Haji dan Umrah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Pertanyaan:

  1. Bagaimana derajat hadis berikut ini: Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Barang siapa yang sholat Subuh berjamaah, lalu berdzikir kepada Allah ta’ala hingga terbit matahari, kemudian dia sholat dua rakaat, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah. Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mengatakan pahalanya sempurna, sempurna dan sempurna (HR. At Tirmidzi)…
  1. Dan bolehkah ana melakukan sholat di waktu Syuruq, tetapi setelah sholat Subuh berjamaah ana pulang sebentar terus kembali lagi ke masjid sampai matahari terbit? Rumah ana sekitar 10 meter dari masjid

Jawaban:

Wa’alaykumussalam,

  1. Hadis yang Anda tanyakan berbicara tentang sholat yang dilakukan pada waktu Syuruq dan derajatnya hasan insya Allah ta’ala, sebagaimana diterangkan oleh Al-Imam Al-Muhaddits Al-Albani rahimahullah dalam Ash-Shahihah, no. 3403 dengan lafadz:

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ

“Barang siapa yang sholat Subuh berjamaah lalu berdzikir kepada Allah ta’ala hingga terbit matahari, kemudian dia sholat dua rakaat, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah. Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam mengatakan: Pahalanya sempurna, sempurna, sempurna.” [HR. At-Tirmidzi II/481 no.586 dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu]

Derajat Hadits:

Hadis ini derajatnya HASAN, sebagaimana dinyatakan oleh syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadis Ash-Shohihah IX/189 no.3403, dan Misykatu Al-Mashobih I/212 no.971, dan Shohih At-Targhib wa At-Tarhib I/111 no.464.

Hadis di atas menunjukkan ganjaran sholat sunnah Syuruq yang sangat besar dengan empat syarat:

1) Sholat Subuh berjamaah,

2) Dilakukan di masjid,

3) Duduk berdzikir kepada Allah ta’ala di masjid sampai matahari terbit,

4) Sholat dua rakaat.

  1. Jika kepulangan Anda karena suatu hajat dan hanya dalam waktu yang singkat, maka tidak mengapa insya Allah ta’ala.

Beberapa Faidah:

Faidah Pertama: Jika keluarnya seseorang dari masjid untuk suatu amalan yang lebih besar seperti menuntut ilmu, maka itu lebih afdhal [Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 12/115, no. 19008]

Faidah Kedua: Jika seseorang sholat di rumahnya karena udzur syar’i seperti sakit atau khauf (takut), lalu ia melakukan amalan seperti dalam hadis di atas, maka ia mendapatkan pahala yang sama insya Allah ta’ala. Hal ini juga berlaku bagi wanita, dan lebih afdhal sholatnya wanita di rumahnya [Lihat Majmu’ Fatawa Asy-Syaikh Ibni Baz rahimahullah, 11/389]

Juga berdasarkan sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam:

إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ ، أَوْ سَافَرَ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا

“Jika seorang hamba sakit atau melakukan safar, maka ditulis untuknya pahala yang biasa ia kerjakan ketika mukim lagi sehat.” [HR. Al-Bukhari dari Abu Musa radhiyallahu’anhu]

Faidah Ketiga: Waktu Syuruq adalah setelah matahari terbit dan meninggi seukuran satu tombak. Dan jika seseorang luput darinya sholat Sunnah Fajar (Qobliyah Subuh – penj) yang biasa ia kerjakan, hendaklah ia mengqodho’nya terlebih dahulu, baru kemudian sholat Syuruq [Lihat Majmu’ Fatawa Asy-Syaikh Ibnil ‘Utsaimin rahimahullah, 14/204, no. 869]

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Catatan tambahan:

  1. Sholat Syuruq dua rakaat ini diistilahkan oleh para ulama [bahkan penamaan ini dari sahabat Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhuma, lihat kitab “Bughyatul mutathawwi’” (hal. 79)] dengan SHOLAT ISHROQ (Terbitnya Matahari), yang waktunya di awal waktu sholat Dhuha [Lihat kitab “Tuhfatul ahwadzi” (3/157) dan “Bughyatul mutathawwi’” (hal. 79)].
  1. Di antara persyaratannya adalah duduk berdzikir. Jika duduk tertidur, atau mengantuk, atau berbicara dan melakukan hal-hal yang tidak termasuk dzikir, maka TIDAK mendapatkan fadhilah ini. Termasuk berdzikir adalah membaca Alquran, beristighfar, membaca buku-buku agama, memberikan nasihat, diskusi masalah agama, membaca dzikir dan wirid syar’i, mendengarkan taushiyah/kajian ba’da Subuh atau amar ma’rufnahi mungkar.
  1. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “… hingga terbit matahari “, artinya: sampai matahari terbit dan agak naik setinggi satu tombak [Lihat kitab “Tuhfatul Ahwadzi” (3/158)], yaitu sekitar 12-15 menit setelah matahari terbit [Lihat keterangan syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin dalam “Asy-Syarhul Mumti’” (2/61)], karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang sholat ketika matahari terbit, terbenam dan ketika lurus di tengah-tengah langit [HR Muslim (no. 831)].
  1. Pengulangan kata “Sempurna” dalam hadis ini adalah sebagai penguat dan penegas, dan BUKAN berarti mendapat tiga kali pahala haji dan umrah [Lihat kitab “Tuhfatul ahwadzi” (3/158)].
  1. Makna “Mendapatkan (pahala) seperti pahala haji dan umrah” adalah hanya dalam PAHALA dan BALASAN. Dan bukan berarti orang yang telah melakukannya tidak wajib lagi untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah jika dia mampu.
  1. Cara melaksanakan sholat Syuruq /Ishroq sama dengan sholat-sholat sunnah lain yang dikerjakan sebanyak dua rokaat, dari mulai Takbirotul Ihrom sampai salam, gerakan dan bacaannya sama. Perbedaannya hanya pada niat sholat. Yaitu kita menetapkan niat di dalam hati saja (tanpa diucapkan dengan lisan) bahwa kita akan melaksanakan sholat sunnah Ishroq dan mengharapkan pahala dari Allah seperti disebutkan dalam hadis di atas.

Setelah sholat Subuh berjamaah di masjid, kita tidak pulang ke rumah atau tidak tidur-tiduran (apalagi sampai merorok). Akan tetapi kita berdiam di masjid untuk berdzikir kepada Allah dengan dzikir dan wirid syar’i atau membaca Alquran, atau mendengarkan taushiyah/kajian ba’da Subuh hingga matahari terbit. Kemudian sekitar 15 atau 20 menit sesudah matahari terbit, kita berdiri melaksanakan sholat sunnah Syuruq/Ishroq tersebut.

  1. Syaikh Abdul Aziz Ibn Bazz ditanya tentang hadis fadlilah sholat Syuruq/Ishroq, apakah tinggal di rumah setelah sholat Subuh untuk membaca Alquran sampai terbit matahari kemudian sholat dua rakaat, dia mendapat pahala sebagaimana yang berdzikir di masjid?

Syaikh Ibn Bazz menjawab:

“Amal ini memiliki banyak keutamaan dan pahala yang besar. Namun teks hadis yang ada, menunjukkan orang yang tinggal di rumah tidak mendapatkan pahala sebagaimana orang yang duduk di tempat sholatnya di masjid. Tetapi jika orang itu sholat Subuh di rumah karena sakit atau karena takut, kemudian duduk di tempat sholatnya sambil berdzikir dan membaca Alquran sampai matahari meninggi kemudian sholat dua rakaat, maka orang ini mendapatkan pahala sebagaimana yang disebutkan dalam hadis. Karena orang ini memiliki udzur untuk sholat di rumahnya. Demikian pula wanita. Jika seorang wanita sholat Subuh (di rumahnya) kemudian duduk berdzikir di tempat sholat di dalam rumahnya sampai terbit matahari, maka dia juga mendapat pahala sebagaimana yang disebutkan dalam hadis…”

(Majmu’ Fatawa wa Maqalat Syaikh Ibn Bazz, 11:218)

Pertanyaan:

Apakah waktu Syuruq itu sama dengan waktu Dhuha? Kapankan mulainya masuk waktu Dhuha?

Dari pernyataan ‘Waktu Syuruq adalah setelah matahari terbit dan meninggi seukuran satu tombak’, sepertinya jaraknya agak jauh dari waktu Subuh. Apakah selama menunggu waktu Syuruq seseorang berdiam duduk berdzikir di masjid sajakah?

Kemudian apabila kita terluput dari mengerjakan sholat sunnah Fajar, apakah boleh mengqadhanya langsung setelah sholat Subuh?

Jawaban:

AlhamduliLlaah.

  1. Waktu Syuruq beda dengan Dhuha. Mulai masuk waktu Dhuha ketika matahari mulai panas sampai menjelang sholat Dzuhur.
  1. Berdasarkan hadis di atas, hendaklah seseorang menunggu di masjid seraya berdzikir kepada Allah ta’ala untuk mendapatkan keutamaan seperti pahala Umroh. Namun tidak mengapa jika ia tidak menunggu di masjid, kemudian setelah masuk waktunya ia kembali ke masjid untuk melakukan sholat Syuruq, namun ia tidak mendapatkan pahala umroh seperti dalam hadis.
  1. Boleh mengqodho’ sholat sunnah Fajar langsung setelah sholat Fajar (Subuh).

WabiLlaahit taufiq.

 

Sumber Rujukan:

https://nasihatonline.wordpress.com/2012/12/04/adakah-sholat-sunnah-syuruq/

https://abufawaz.wordpress.com/tag/sholat-syuruq/

http://www.konsultasisyariah.com/dalil-sholat-isyraq/

http://www.alquran-sunnah.com/artikel/kategori/fiqh/802-sholat-isyraq-cara-mudah-mendapatkan-pahala-haji-dan-umrah-dengan-sempurna

http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/keutamaan-sholat-isyroq.html