بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#MutiaraSunnah
#TazkiyatunNufus
TERGANTUNG PADA BAIKNYA HATI
Jika hatinya baik, maka baiklah anggota badan yang lain. Jika hatinya rusak, maka rusak pula yang lainnya. Baiknya hati dengan memiliki rasa takut, rasa cinta pada Allah dan ikhlas dalam niat. Rusaknya hati adalah karena terjerumus dalam maksiat, keharaman dan perkara syubhat (yang masih samar hukumnya).
Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi ﷺ bersabda:

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

“Ingatlah, bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah, bahwa ia adalah hati (jantung)” [HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599].
Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah mengisyaratkan, bahwa baiknya amalan badan seseorang dan kemampuannya untuk menjauhi keharaman, juga meninggalkan perkara syubhat (yang masih samar hukumnya, -pen), itu semua tergantung pada baiknya hati. [Lihat Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 210]
Para ulama katakan, bahwa walaupun hati (jantung) itu kecil dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain, namun baik dan jeleknya jasad tergantung pada hati. [Lihat Syarh Muslim, 11: 29]
Para ulama katakan, bahwa hati adalah Malikul A’dhoo (Rajanya anggota badan), sedangkan anggota badan adalah Junuduhu (Tentaranya). [Lihat Jaami’ul ‘Ulum, 1: 210]
 
Dinukil dari: https://rumaysho.com/3028-jika-hati-baik.html