بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#SifatSholatNabi

TENTANG JAMAK QASHAR SHALAT

Pertanyaan:
Bagaimana hukum, cara, syarat dan bilamana kita melakukan Jamak dan Qashar atas shalat kita?
Jawaban:
Bismillah, was sholatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

Perlu dibedakan antara Jamak dengan Qashar. Mengingat banyak orang yang menganggap bahwa Jamak identik dengan Qashar, padahal hakikatnya mereka adalah dua hal yang berbeda.

Pertama: Hukum Qashar

Hukum Qashar terkait dengan safar (melakukan perjalanan). Atau dengan kata lain: Qashar identik dengan safar. Artinya, ketika orang bersafar, maka disyariatkan untuk meng-Qashar shalatnya. Hanya saja, ulama berbeda pendapat tentang hukum Qashar ketika safar. Ada yang mengatakan wajib, ada yang mengatakan bahwa hukum Qashar adalah Sunnah Muakkad, dan ada juga yang berpendapat bahwa hukum Qashar adalah mubah.

Intinya, semua sepakat bahwa orang yang boleh meng-Qashar shalat adalah musafir. Dalil akan hal ini adalah:

  1. Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau mengatakan: “Saya sering menyertai Nabi ﷺ dalam perjalanan, dan beliau ﷺ melaksanakan shalat tidak lebih dari dua rakaat.” (HR. Bukhari dan Muslim).
  2. Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan: “Sesungguhnya Allah mewajibkan shalat melalui lisan Nabi ﷺ: Untuk musafir: dua rakaat, untuk mukim: empat rakaat, dan shalat khauf (ketika perang) dengan satu rakaat.” (HR. Muslim).

Adapun rincian hukum Qashar, di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Hanya untuk shalat yang jumlahnya empat rakaat, yaitu: Zuhur, Ashar, dan Isya.
  2. Jika musafir bermakmum pada orang yang mukim, maka dia mengikuti imam sampai selesai dan tidak boleh Qashar.
  3. TIDAK PERLU melaksanakan shalat ba’diyah.

Kedua: Hukum Jamak

Hukum asal pelaksanaan shalat adalah dikerjakan sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Namun, jika ada sebab tertentu sehingga seseorang harus menjamak shalatnya, maka hal itu diperbolehkan. Batasannya adalah: Selama ada sebab yang mengakibat seseorang kesulitan untuk melaksanakan shalat sesuai waktunya, maka dia diperbolehkan untuk menjamak shalatnya.

Di antara penyebab bolehnya menjamak shalat adalah safar. Dengan demikian, orang yang safar, diperbolehkan untuk melaksanakan shalat dengan Jamak-Qashar.

Di antara aturan Jamak adalah:

  1. Hanya boleh untuk pasangan: Zuhur-Ashar atau Maghrib-Isya.
  2. Khusus untuk orang yang hendak safar:

– Jika berangkat safar sebelum shalat yang pertama, maka sebaiknya menjamak shalat  di akhir waktu (Jamak Ta’khir). Misalnya: Jika berangkat sebelum Zuhur, maka shalat Zuhur dan Ashar dijamak di waktu Ashar.

– Jika berangkatnya sesudah shalat pertama, maka sebaiknya menjamak shalat di awal waktu. Misalnya: Jika berangkat setelah Zuhur, maka shalat Asharnya dilakukan di waktu Zuhur.

Allahu a’lam.

 

Dijawab oleh Tim Dakwah Konsultasi Syariah

[www.KonsultasiSyariah.com]

Sumber: https://konsultasisyariah.com/3894-tentang-menjamak-qashar-shalat.html