بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#NasihatUlama
TAHDZIR ADALAH TUGAS DAI AHLUS SUNNAH
Rasulullah ﷺ bersabda:

يَحْمِلُ هَذَا الْعِلْمَ مِنْ كُلِّ خَلْفٍ عُدُولُهُ, يَنْفُونَ عَنْهُ تَحْرِيفَ الْغَالِينَ, وَانْتِحَالَ الْمُبْطِلِينَ, وَتَأْوِيلَ الْجَاهِلِينَ

“Yang membawa ilmu agama ini pada setiap zaman adalah orang-orang terbaiknya. Mereka menolak penyimpangan orang-orang yang berlebihan dalam agama, (membantah) para penghapus (agama), dan (meluruskan) takwil orang-orang jahil.” [HR. Al-Baihaqi dari Ibrahim bin AbdirRahman Al-‘Udzri, Al-Misykah: 248]
Ketika dikatakan kepada Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah:

إنه يثقل علي أن أقول فلان كذا وفلان كذا. فقال: إذا سكت أنت وسكت أنا؛ فمتى يعرف الجاهل الصحيح من السقيم؟!

“Sesungguhnya berat atasku untuk mengatakan Fulan begini dan Fulan begitu. Maka Al-Imam Ahmad rahimahullah berkata: Kalau engkau diam dan aku juga diam, maka bagaimana orang jahil bisa mengetahui hadis shahih dan tidak shahih…!?” [Majmu’ Al-Fatawa, 28/231]
Dalam kesempatan yang lain juga ditanyakan kepada Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah:

الرَّجُلُ يَصُومُ وَيُصَلِّي وَيَعْتَكِفُ أَحَبُّ إلَيْك أَوْ يَتَكَلَّمُ فِي أَهْلِ الْبِدَعِ؟ فَقَالَ: إذَا صامَ وَصَلَّى وَاعْتَكَفَ فَإِنَّمَا هُوَ لِنَفْسِهِ وَإِذَا تَكَلَّمَ فِي أَهْلِ الْبِدَعِ فَإِنَّمَا هُوَ لِلْمُسْلِمِينَ هَذَا أَفْضَلُ

“Apakah orang yang berpuasa, sholat dan i’tikaf lebih baik, ataukah yang berbicara tentang kejelekan Ahlul Bid’ah? Maka beliau berkata: Apabila ia berpuasa, sholat dan i’tikaf, hanyalah manfaatnya untuk dirinya sendiri. Namun apabila ia berbicara tentang kejelekan Ahlul Bid’ah, manfaatnya untuk kaum Muslimin, maka ini lebih baik.” [Majmu’ Al-Fatawa, 28/231]
 
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:

وَمِثْلُ أَئِمَّةِ الْبِدَعِ مِنْ أَهْلِ الْمَقَالَاتِ الْمُخَالِفَةِ لِلْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ أَوْ الْعِبَادَاتِ الْمُخَالِفَةِ لِلْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ؛ فَإِنَّ بَيَانَ حَالِهِمْ وَتَحْذِيرَ الْأُمَّةِ مِنْهُمْ وَاجِبٌ بِاتِّفَاقِ الْمُسْلِمِينَ

“Dan semisal para imam bid’ah, pemilik ucapan-ucapan yang menyelisihi Alquran dan As-Sunnah, atau ibadah-ibadah yang menyelisihi Alquran dan As-Sunnah, maka sesungguhnya menjelaskan keadaan mereka dan men-tahdzir umat dari mereka adalah wajib, menurut kesepakatan (ulama) kaum Muslimin.” [Majmu’ Al-Fatawa, 28/231]
Asy-Syaikh Al-‘Allaamah Prof. DR. Shalih Al-Fauzan hafizhahullah berkata:

الداعية الذي لا يحذر من دعاة الضلال يعتبر من الكاتمين للعلم

“Seorang dai yang tidak men-tahdzir (mengingatkan bahaya kesesatan) para dai sesat, termasuk orang-orang yang menyembunyikan ilmu.” [Kutipan Ceramah Kajian Kitab Ighatsatul Lahfaan 03-02-1437 H]
 
Penulis: Al-Ustadz Sofyan Chalid Ruray hafizhahullah
Sumber: https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/769721009844050:0