بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#SifatPuasaNabi
#SeriPuasaRamadan

SERBA-SERBI SEBELUM RAMADAN TIBA

 

>> Doa Sebelum Masuk Ramadan

Pertanyaan:

Adakah doa khusus sebelum memasuki Ramadan?

Jawaban:

Tidak diketahui ada doa khusus yang dibaca saat masuk Ramadan. Yang ada hanyalah doa umum ketika melihat hilal (masuknya bulan Hijriyah). Dan doa itu dibaca saat melihat hilal Ramadan maupun bulan lainnya. Lafal doanya ialah sebagai berikut:

اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيمَانِ، وَالسَّلاَمَةِ وَالْإِسْلاَمِ، وَالتَّوْفِيقِ لِمَا تُحِبُّ رَبَّنَا وَتَرْضَى، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللَّهُ

“Allaahu akbar, Allahumma ahillahu ‘alayna bilyumni wal iimaani was salaamati wal Islaami. Robbii wa Robbukallah.”

Artinya:

“Allah Maha Besar. Ya Allah, tampakkan bulan itu kepada kami dengan membawa keberkahan dan keimanan, keselamatan dan Islam. Rabbku dan Rabbmu (wahai bulan sabit) adalah Allah.” [HR. Ahmad III/17, at-Tirmidzi 3451, dan yang lainnya]

Jika dia ingin berdoa agar bisa menjalankan puasa secara sempurna dan agar pahala dari ibadah yang dikerjakannya diterima oleh Allah, maka ini juga tidak masalah.

Demikian kesimpulan dari keterangan asy-Syaikh Shaalih al-Fauzaan hafizhahullah dalam: http://www.alfawzan.af.org.sa/index.php?q=node/7445

 

>> Hukum Ucapan ‘Selamat Menunaikan Ibadah Puasa’

Asy-Syaikh Shaalih bin Fauzaan bin Abdillah al-Fauzaan hafizhahullah pernah ditanya:

Pertanyaan:

Apa hukum mengucapkan selamat atas masuknya Ramadan?

جـ: التهنئة بدخول شهر رمضان لا بأس بها؛ لأن النبي صلى الله عليه وسلم كان يبشر أصحابه بقدوم شهر رمضان، ويحثهم على الاجتهاد فيه بالأعمال الصالحة، وقد قال الله تعالى‏:‏

‏قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ‏ ‏[‏ يونس ‏:‏ 58‏]‏

فالتهنئة بهذا الشهر والفرح بقدومه يدلان على الرغبة في الخير، وقد كان السلف يبشر بعضهم بعضًا بقدوم شهر رمضان؛ اقتداء بالنبي صلى الله عليه وسلم

Jawaban:

“Mengucapkan ucapan selamat atas masuknya Ramadan hukumnya boleh, karena Nabi Muhammad ﷺ juga biasa memberi kabar gembira pada para sahabat atas masuknya Ramadan, serta mendorong mereka untuk sungguh-sungguh dalam melakukan amal saleh di dalamnya. Allah ﷻ berfirman:

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

“Katakanlah: ‘Dengan keutamaan dari Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan’.” [QS. Yunus: 58]

Sehingga memberi ucapan selamat lantaran berjumpa Ramadan dan bergembira dengan kedatangannya menunjukkan antusiasmenya pada kebaikan. Sebagaimana Salaf (orang-orang saleh terdahulu) juga saling mengabarkan pada sebagian mereka akan tibanya Ramadan, yang itu mereka lakukan dalam rangka meneladani Nabi Muhammad ﷺ yang juga melakukannya [Lihat: HR. an-Nasaa’i 2106, Ahmad, dll –pent].”

Sumber:  http://www.alfawzan.af.org.sa/node/7452

 

>> Dosa Juga Akan Berlipat Saat Ramadan?

Pertanyaan:

Apakah dosa pada bulan Ramadan juga dilipatgandakan?

Jawaban:

Dosa ketika Ramadan tidak akan berlipat ganda dalam hal hitungan. Dalam artian, jika dia melakukan satu kejahatan ketika Ramadan, maka dosa yang dia dapatkan ya tetap satu. Sebagaimana yang ditunjukkan dalam firman Allah ﷻ:

{مَن جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا ۖ وَمَن جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَىٰ إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ}

“Barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya. Dan barang siapa yang membawa perbuatan jahat, maka dia tidak diberi pembalasan, melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan).” (QS. al-An’aam: 160)

Namun dalam hal ukuran, satu dosa yang dilakukan ketika Ramadan akan lebih berat dalam hal timbangan dan balasannya. Benar dosanya tetap satu dosa, tapi satu dosa itu lebih berat dari satu dosa, pada hari-hari biasa, dengan kemaksiatan yang sama. Allah ﷻ berfirman:

{وَمَن يُرِدْ فِيهِ بِإِلْحَادٍ بِظُلْمٍ نُّذِقْهُ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ}

“Siapa yang bermaksud di dalam Masjidil Haram melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih.” [QS. al-Haj: 25]

Dalam ayat ini Allah ﷻ memersiapkan siksa yang tidak sebatas siksa, namun disifati dengan siksa yang pedih, bagi orang-orang yang melakukan tindak kezaliman di tempat yang Allah muliakan. Dari ayat ini ulama mengambil petikan hokum, bahwa dosa yang dilakukan pada tempat yang Allah muliakan, atau waktu yang Allah muliakan, akan menjadi berat dalam hal siksa yang didapatnya. Oleh karena Ramadan ialah bulan paling mulia di sisi Allah, maka demikian pula kondisi maksiat yang dilakulan di bulan tersebut.”

Lihat:

  • – Fataawaa Ibn Baaz,  XV/446-448
  • – Asy-Syarh al-Mumti’, V/262

 

Sumber:  Telah Tersebut di Atas

Rangkaian tulisan seputar puasa dalam situs Nasehat Etam ini dikumpulkan oleh: Abdush Shamad Tenggarong -Semoga Allah menjaganya dan meluruskan tiap langkahnya-

Sumber: http://nasehatetam.com/read/282/serba-serbi-sebelum-Ramadan#sthash.CcwuaR6k.dpuf