بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#NasihatUlama

SEORANG DAI KE JALAN ALLAH TIDAK BERKEHENDAK SELAIN MEMERBAIKI SAUDARA-SAUDARANYA

Oleh: Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

Pertanyaan:

Apakah yang wajib bagi saya, jika telah menasihati keluarga dan saudara-saudara, akan tetapi mereka tidak memenuhi nasihat itu, dan memutuskan pembicaraan saya (sehingga) saya menemukan kesulitan dalam hal tersebut ?

Jawaban:

Hal ini sering terjadi, kondisi begini sangat banyak, keluhan begini juga sangat banyak, baik dari kalangan pria maupun wanita. Hal ini disebabkan karena sebagian orang, jika diseru ke jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala menyangka, bahwa sang da’i ingin mengusainya saja, ingin membalasnya, atau ingin mengunggulkan dirinya atas orang yang ia dakwahi. Yang jelas (pikiran) itu dari setan.

Maka seorang da’i ke jalan Allah hendaknya tidak berkeinginan selain memerbaiki saudara-saudaranya, serta menunjukkan mereka pada kebenaran. Namun bersama ini saya juga mengatakan kepada sang penanya: ‘Bersabarlah dan berihtisablah (mengharapkan pahala), dan ketahuilah, bahwa setiap gangguan yang menimpamu dalam berdakwah ke jalan Allah, maka Anda akan diberi pahala. Dan seorang da’i ke jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, jika dakwahnya diterima, ia telah melaksanakan kewajibannya, dan meraih ganjaran akibat hidayah yang diperoleh oleh orang lain (melalui tangannya), sebagaimana Nabi ﷺ mengatakan kepada Ali bin Abi Thalib, artinya:

“Majulah dengan tenang. Maka demi Allah! Sungguh jika Allah memberikan hidayah seseorang melalui dirimu, maka itu lebih baik bagimu, daripada seekor unta merah”

Jika dakwahnya ditolak dan ai disakiti di jalan Allah, maka sesungguhnya hal itu juga pahala baginya. Bahkan dua pahala: Untuk dakwahnya ke jalan Allah, dan untuk cobaan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dan para rasul ‘alaihimushalatu was salam telah disakiti, namun mereka bersabar, sebagaimana firman Allah Subahanhu wa Ta’ala kepada Nabi-Nya ﷺ:

“Artinya: Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Tak ada seorang pun yang dapat mengubah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu” [Al-An’am: 34]

Wahai saudara! Dalam dakwah kepada Allah Subahanahu wa Ta’ala, janganlah menjadikan gangguan manusia terhadapmu sebagai sebab yang menghalangimu dari Al-Haq, atau menyurutkan langkahmu ke belakang. Karena kondisi seperti ini hanya terjadi pada orang yang imannya belum terhunjam dan mengakar, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Artinya: Dan di antara manusia ada orang yang berkata: ‘Kami beriman kepada Allah’. Maka apabila ia disakiti (karena ia beriman) kepada Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai azab Allah. Dan sungguh, jika datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti akan berkata: ‘Sesungguhnya kami adalah besertamu’. Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada semua manusia ?” [Al-Ankabut: 10]

Maka nasihat saya kepada saudaraku, dan juga nasihatku kepada keluarganya, agar ia meneruskan dakwahnya ke jalan Allah, dan tidak berputus asa. Adapun keluarganya, maka mereka berkewajiban menerima yang haq, baik yang datang dari orang yang lebih rendah dari mereka, ataupun dari orang yang setara umurnya dengan mereka, atau yang lebih tua.

[Disalin dari kitab Ash-Shahwah Al-Islamiyah Dhawabith wa Taujihat, edisi Indonesia Panduan Kebangkitan Islam, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, terbitan Darul Haq]

 

Sumber: https://almanhaj.or.id/1366-seorang-dai-ke-jalan-allah-tidak-berkehendak-selain-memperbaiki-saudara-saudaranya.html