بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

SELAMAT MENJADI LEBIH BAIK
Bismillah
Akhi Ukhti…
Kenapa ada sebagian di antara kita yang sampai hari ini tidak berubah menjadi lebih baik?!
Padahal secara umur sudah matang.
Dari sisi pendidikan cukup, bahkan lebih dari yang lainnya.
Namun perilakunya masih tetap seperti yang lalu.
Karakternya masih kaku dan temperamental.
Lisannya pedas dan tajam bak pisau.
Kalau aku boleh urun rembuk dalam masalah ini, di antara penyebabnya:
Adalah karena sang pelaku merasa kalau dirinya sudah baik, atau berpendapat kalau aku memang seperti ini, terus mau apa?!
Perasaan bahwa dirinya telah baik, akan menghalangi seseorang untuk berubah kepada yang lebih baik
Dirinya sudah sempurna. Ini sudah cukup.
Jiwa kita tak ubahnya seperti sebuah mobil.
Ia harus masuk bengkel untuk perawatan.
Apalagi kalau memang ada yang rusak.
Akan tetapi sebagian orang tidak merasa, kalau mobilnya sedang rusak, karena dia bukan ahlinya.
Untuk dia, selama masih bisa dikendarai, berarti mobil itu bagus.
Padahal ada banyak hal yang perlu diperbaiki, kalau dia sadar.
Maka kau harus memerhatikan dan merawat mobilmu secara berkala.
Apalagi setelah dipakai bertahun-tahun.
Kau harus ganti oli, tambah air, tambah angin, ganti kampas rem dsb…
Dan tentunya engkau harus mencari orang yang ahli dalam hal tersebut…
Bagaimana dengan jiwa manusia?
Ada empat cara untuk mengetahui kekurangan dan kesalahan diri, agar kita bisa memerbaiki dan berubah menjadi lebih baik, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama:

  1. Carilah seorang guru/ustadz yang memahami penyakit-penyakit jiwa (di masa kini sangat jarang guru yang seperti ini). Bila kau mendapatkannya, maka duduklah di sisinya, dan ceritakan tentang dirimu, kemudian dengarkan pencerahan darinya.
  1. Carilah teman yang jujur dan setia, yang senantiasa memberikan nasihat (bila melihat kekurangan, ia menegurmu). Bukan yang hanya cari manfaat darimu, walaupun biasanya engkau tidak akan nyaman bersamanya. Tapi demi menjadi lebih baik, bersabarlah.
  1. Dengarkanlah kritikan dari orang yang tidak menyukaimu. Karena biasanya sebuah aib yang tidak terlihat oleh kawan, akan tampak jelas di mata lawan. Tidak perlu kau mengritik balik. Bangunlah dirimu dengan kritikkannya.
  1. Bergaulah dengan masyarakat. Yang kau lihat dibenci, maka tinggalkan. Dan yang dianggap baik, kau lakukan. Tentunya dalam hal-hal yang tidak bertentangan dengan syariat.

Jangan sok merasa sudah sempurna!
Sejatinya kita diciptakan dari air mani yang hina.
Ada banyak aib dan kekurangan kita yang kita tidak sadar dengannya.
erlapang dadalah bila ditegur dan diingatkan.
Selamat menjadi lebih baik.
Barakallahu fiik.
 
Penulis: Al-Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah M.A hafizhahullah