بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ
SEDEKAH DAPAT MENCEGAH PEDAGANG MELAKUKAN MAKSIAT DALAM JUAL-BELI
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Wahai para pedagang, sesungguhnya setan dan dosa keduanya hadir dalam jual-beli. Maka hiasilah jual-beli kalian dengan sedekah.” [HR. Tirmidzi no. 1208, ia berkata: “Hasan shahih”]
 
Wallahu a’lam. Kebanyakan dari kita barangkali memahami, bahwa pedagang mungkin memberi kelebihan barang kepada si pembeli sebagai sedekah, atau si pembeli membayar lebih kepada si pedagang sebagai sedekah.
 
Namun jika ditilik secara lebih mendalam, konsep bersedekah ketika jual-beli ini seperti tidaklah melibatkan pemberian tambahan, tetapi lebih bertumpu kepada rida meridai dan keimanan.
 
Jika seorang penjual menawarkan satu barang dengan harganya, lalu pembeli membelinya tanpa meminta dikurangkan harga, maka di situ ibarat pembeli telah ‘bersedekah’ kepada yang menjual. Ini karena pembeli memenuhi hasrat dan permintaan penjual. Jika pembeli penuh rida, maka hal itu menjadi ibarat sedekah.
 
Sebaliknya jika pembeli meminta dikurangkan harga, dirundingkan harga, jika terjadi jual-beli, maka itu ibarat penjual yang bersedekah, karena ia memenuhi permintaan dan harapan pembeli dengan bersandar kepada rida mereka berdua.
 
Harus diingat, setiap penjual ada tanggungannya seperti anak istri yang perlu rezeki. Begitu juga pembeli. Maka bila berlaku jual-beli yang penuh rida, janganlah merasa rugi dalam urusan jual-beli. Sebaliknya keimananlah yang berperan di sini, yaitu niatlah berjual-beli juga sebagai memenuhi permintaan baik dari pembeli atau penjual demi rezeki. Jika terasa ‘rugi’ dalam jual-beli, semoga Allah gantikan dengan yang lebih baik. Karena jika konsep bersedekah ada dalam jual-beli, niscaya diluaskan lagi rezeki kepada jual-beli yang bersandar kepada konsep sedekah.
Sebaik-baik jual-beli adalah dengan sesama Islam, karena mungkin berlaku ucapan pujian kepada Allah seperti Alhamdulillah dan akad rida meridai dalam jual-beli. Perbedaan harga tidaklah akan setanding dibandingkan dengan ganjaran pahala di sisi Allah, karena berlaku jual-beli sesama Islam yang ada konsep bersedekah.
 
Sesungguhnya setiap pembeli ibarat membawa rezeki yang Allah kirim kepada penjual, dan penjual juga ibarat membawa rezeki yang Allah kirim untuk memenuhi hasrat pembeli. Lihatlah betapa jual-beli sesama Muslim lebih menguntungkan di sisi Allah, walau sedikit kerugian pada dunia. Para pedagang juga harus menyadari, bahwa keuntungan Akhirat lebih besar berbanding keuntungan dunia. Maka jangan utamakan keuntungan dunia yang berlebihan. Jika rugi pada penjual atau pembeli, ingatlah kita ada keuntungan lebih besar di sisi Allah, jika jual-beli berlaku dengan konsep bersedekah ini.
 
Mari kita mengikis sikap terlalu “berhitung” dalam jual-beli. Jangan “berbuat keji” terhadap barang jualan penjual. Biarlah jual-beli berlaku dengan penuh rida dan keimanan. Jika kita langsung membayar harga satu barang tanpa menawarnya lagi, itu ibarat kita telah bersedekah kepada penjual. Jika kita tawar menawar harga, ibaratnya kita telah menerima sedekah dari penjual. Jika penjual menurunkan harga tanpa diminta, lebih jelas lagi konsep bersedekah di sini. Jadilah jual-beli itu terhias dengan sedekah, walaupun tidak berlaku tambahan barang yang diberi oleh penjual atau pembeli yang membayar lebih.
 
Wallahua’lam.
 
 

#sedekah, #shodaqoh, #shadaqah, #mencegah, #pedagang, #dagang, #perniagaan, #melakukanmaksiat, #jualbeli, #maksiyat #konsepsedekahdalamberdagang #iringidengansedekah #sedekahpedagang