بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#SeriPuasaRamadan
#SifatPuasaNabi

PUASA ADALAH PERISAI DARI MAKSIAT DAN API NERAKA

Rasulullah ﷺ bersabda:

قَالَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ : الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ، وَهُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

“Rabb kita ‘azza wa jalla berfirman: Puasa adalah perisai, yang dengannya seorang hamba membentengi diri dari api Neraka. Dan puasa itu untuk-Ku, Aku-lah yang akan membalasnya.” [HR. Ahmad dari Jabir radhiyallahu’anhu, Shahihul Jaami’: 4308]

Keutamaan Dan Hakikat Puasa

Hadis yang mulia ini menunjukkan keutamaan puasa yang sangat agung, yaitu akan menjadi perisai dari api Neraka. Akan tetapi sebelum itu harus menjadi perisai terlebih dahulu dari perbuatan maksiat dalam kehidupan dunia ini. Bahkan inilah hakikat puasa, yaitu menahan diri dari perbuatan yang haram.

Rasulullah ﷺ bersabda:

وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ، وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ، ولا يجهل، فإن شاتمه أحد أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ ‏مرتين‏

“Dan puasa adalah perisai. Maka ketika seseorang berpuasa, janganlah berkata-kata kotor. Janganlah berteriak-teriak, dan janganlah melakukan kejahilan. Dan apabila ada orang mencacinya atau memeranginya, hendaklah ia berkata: Saya sedang puasa, saya sedang puasa.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

Oleh karena itu, anak muda yang belum sanggup menikah, diperintahkan untuk berpuasa agar dapat menahan syahwatnya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

“Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian yang telah mampu, hendaklah ia segera menikah, karena menikah itu akan lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Barang siapa belum mampu, hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu akan menjadi perisai baginya.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu]

Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata:

والصائم هو الذي صامت جوارحه عن الآثام ولسانه عن الكذب والفحش وقول الزور وبطنه عن الطعام والشراب وفرجه عن الرفث

“Orang yang berpuasa adalah yang anggota tubuhnya berpuasa dari dosa-dosa, lisannya berpuasa dari ucapan dusta, perkataan keji dan persaksian palsu, perutnya berpuasa dari makan dan minum, dan kemaluannya berpuasa dari jima’.” [Al-Wabilus Shayyib: 43]

Puasa Yang Sia-Sia

Puasa yang tidak dapat mencegah dari perbuatan yang haram adalah puasa yang sia-sia, tidak akan mengantarkan kepada takwa dan tidak bisa menggapai rahmat dan ampunan Allah ‘azza wa jalla.

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ وَالْجَهْل فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barang siapa yang tidak meninggalkan ucapan yang haram, perbuatan yang haram dan kejahilan, maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya.” [HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ ، وَرُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ قِيَامِهِ السَّهَرُ

“Bisa jadi orang yang berpuasa hanya mendapatkan lapar dan haus dari puasanya, dan bisa jadi orang yang shalat malam hanya mendapatkan begadang malam dari shalat malamnya.” [HR. Ath-Thobrani dalam Al-Kabir, Shahihut Targhib: 1084]

Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah berkata:

احذروا المعاصي فإنها تحرم المغفرة في مواسم الرحمة

“Jauhilah kemaksiatan, karena ia menghalangi ampunan di musim-musim rahmat.” [Lathooiful Ma’aarif: 295]

 

Penulis: Al-Ustadz Sofyan Chalid Ruray hafizhahullah

Sumber: https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/804411726374978:0