بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 
#MenuntutIlmuSyari
#DakwahSunnah
PERINTAH MENIMBA ILMU DARI AHLI ILMU, BUKAN DARI PIHAK LAIN
Allah ‘azza wa jalla memerintah para hamba-Nya dalam firman-Nya:
“Maka bertanyalah kepada Ahlul Dzikr, jika kalian tidak mengetahui.” (an-Nahl: 43)
Rasulullah ﷺ bersabda (yang artinya):
“Terjadi pada generasi sebelum kalian, ada seorang yang telah membunuh 99 jiwa. Dia bertanya-tanya tentang seorang yang paling berilmu di penduduk bumi. Ditunjukkanlah dia kepada seorang ahli ibadah.
Dia lantas menemuinya dan berkata: ‘Sesungguhnya aku telah membunuh 99 jiwa. Apakah aku masih memiliki kesempatan untuk bertaubat?’
Ahli ibadah itu menjawab, ‘Tidak.’
Akhirnya, orang itu membunuhnya, sehingga genap 100 jiwa yang telah dibunuhnya. Kemudian dia bertanya lagi tentang orang yang paling berilmu. Ditunjukkanlah dia kepada seorang alim.
Dia berkata: ‘Sesungguhnya aku telah membunuh seratus jiwa, apakah aku masih memiliki kesempatan untuk bertobat?’
Dia (si alim) berkata: ‘Ya, siapa yang menghalangi antara dirimu dan tobat? Pergilah engkau ke sebuah negeri yang cirinya demikian dan demikian, karena masyarakat negeri itu beribadah kepada Allah ‘azza wa jalla. Beribadahlah engkau kepada Allah ‘azza wa jalla bersama mereka, dan jangan kembali ke negerimu, karena negerimu adalah negeri yang jelek’.” (Muttafaqun ‘alaih)
Perhatikanlah kisah yang mulia ini. Kisah tentang akibat dari SALAH MENGAMBIL RUJUKAN ILMU. Ujungnya menjadikan dia sesat (putus asa dari rahmat-Nya) dan zalim (membunuh). Sebaliknya, orang yang menuntut ilmu dari ahlinya, maka dirinya akan selamat. Orang lain juga selamat dari kejelekan dan kejahatannya.
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
“Hadis ini mengandung penjelasan, bahwa seorang Muslim hanya akan bertanya kepada seorang alim yang terpercaya di dalam agama dan keilmuannya, lantas mengambil ilmu darinya. Seorang Muslim TIDAK akan bertanya kepada sembarang orang.” (Fathul Bari, 6/517)
Beliau rahimahullah juga berkata:
“Di dalamnya ada penjelasan, bahwa kembali kepada para ulama adalah sebab keselamatan dan kebahagiaan.”
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata:
“Seorang murid membutuhkan ustadz dari sisi ilmu dan dari sisi amal. Oleh karena itulah, wajib bagi dia untuk betul-betul bersemangat memilih ustadz-ustadz (yang akan dia ambil ilmunya). Hendaknya dia memilih ustadz yang sudah dikenal keilmuannya, dikenal amanah dan agamanya, serta dikenal keselamatan manhaj dan pengarahannya yang benar. Dengan demikian, dia bisa menimba ilmu dari mereka, sekaligus belajar dari manhajnya.” (Washaya wa Taujih li Thullabil Ilmi, hlm. 100)
 
Dinukil dari tulisan yang berjudul: “Siapakah yang Berhak Diambil Ilmunya?” oleh:  Al-Ustadz Abul Abbas Muhammad Ihsan hafizahullah dari website: http://asysyariah.com/siapakah-yang-berhak-diambil-ilmunya/