Pentingnya Tauhid dalam Penghapusan Dosa-Dosa Kita. Bagaimana Cara Menghapus Dosa-Dosa Kita?

 

Manusia, siapa pun orangnya, pasti tidak akan luput dari perbuatan dosa. Dosa-dosa yang dilakukan para hamba itu sangat banyak dan bervariasi, sehingga ada yang dosanya menggunung. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يَجِيءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ناَسٌ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ بِذُنُوْبٍ أَمْثَالِ الْجِبَالِ

Pada Hari Kiamat akan datang manusia dari kaum Muslimin dengan membawa dosa seperti gunung-gunung. [HR Muslim].

Ada dosa besar seperti dosa syirik. Tentang ini dosa ini, Allah Azza wa Jalla memberikan peringatan keras:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena melakukan perbuatan syirik. Dan Dia mengampuni dosa selain syirik, bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. Barang siapa menyekutukan Allah, maka sungguh dia telah melakukan dosa besar [an-Nisa’/4:48]

Semoga Allah Azza wa Jalla senantiasa menjaga kita semua agar tidak terjatuh dalam perbuatan syirik.

Itulah di antara dosa besar yang dilakukan oleh hamba. Dosa syirik tidak akan diampuni oleh Allah Azza wa Jalla, kecuali dengan taubat. Begitu juga dosa-dosa besar lainnya, tidak akan diampuni kecuali jika si pelaku bertaubat kepada Allah. Adapun dosa-dosa kecil, maka dosa-dosa itu bisa terhapus denga amal shalih.

Di antara dosa-dosa itu ada yang berkaitan dengan hati, seperti menyakini bahwa selain Allah ada yang dapat memberikan manfaat dan madharat. Ada yang berkaitan dengan ucapan, seperti berdoa kepada selain Allah. Ada yang berkaitan dengan fi’liyah (perbuatan), seperti: thawaf di atas kuburan, dan lain-lain.

Sekalipun dosa anak Adam itu sangat banyak, tetapi kasih sayang Allah sangat luas terhadap hamba-Nya. Oleh sebab itu Allah Azza wa Jalla memerintahkan hambanya untuk melakukan ketaatan sehingga dosa-dosanya dapat diampuni. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia bersabda:

مَنْ لَقِيَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطِيئَةً لَا يُشْرِكُ بِي شَيْئًا لَقِيتُهُ بِمِثْلِهَا مَغْفِرَةً

Barang siapa menjumpai-Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi sedangkan dia tidak menyekutukan-Ku sedikit pun, maka Aku akan menjumpainya dengan ampunan sepenuh bumi. [HR. Muslim]

Itulah tauhid. Tauhid memiliki pengaruh dan peran penting dalam penghapusan dosa-dosa bagi orang yang merealisasikannya dengan benar.

Juga bagi orang-orang yang tidak berbuat syirik, terbuka kesempatan untuk mendapatkan ampunan dari Allah Azza wa Jalla, yaitu ada dua hari dalam satu minggu, di mana pada waktu itu Allah mengampuni setiap Muslim yang tidak menyekutukan-Nya sedikit pun, dan tidak berkutat dengan dosa besar. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

تُفْتَحُ أبْوابُ الجَنَّةِ يَوْمَ الإثْنَيْنِ ويَوْمَ الخَمِيْسِ ، فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لا يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئاً ، إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بينهُ وَبَيْنَ أخِيهِ شَحْناءُ فَيُقَالُ: أنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا !

Pintu-pintu Surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Setiap hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun, maka dia akan diampuni dosanya, kecuali seorang yang bermusuhan dengan saudaranya, maka dikatakan, ”Tangguhkanlah dua orang ini sampai mereka berdamai”. [HR Muslim].

Sholat dan semua rangkaian amalan yang mengawalinya yang dilakukan oleh setiap Muslim secara rutin juga bisa menjadi sarana penghapus dosa yang efektif bagi seorang hamba. Adzan yang dikumandangkan oleh sang muadzzin, menyebabkan dosanya diampuni oleh Allah Azza wa Jalla. Juga orang yang mendengarnya dan menjawabnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قَالَ حِيْنَ يَسْمَعُ المُؤَذِّنَ: أشْهَدُ أنْ لاَ إلَه إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، وَأنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ، رَضِيتُ بِاللهِ رَبّاً ، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولاً ، وَبِالإسْلامِ دِيناً ، غُفِرَ لَهُ ذَنْبُهُ

Barang siapa membaca doa (berikut ini) saat mendengar adzan muadzzin, maka dosanya akan diampuni (yaitu):

أشْهَدُ أنْ لاَ إلَه إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، وَأنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ، رَضِيتُ بِاللهِ رَبّاً ، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولاً ، وَبِالإسْلامِ دِيناً

ASYHADU ALLA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKALAH WA ANNA MUHAMMADAN ‘ABDUHU WAROSULUH

RODHIITU BILLAHI ROBBA WA BI MUHAMMADIR ROSULA WA BIL ISLAAMI DIINA

Artinya:

Saya bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya dan bahwasanya Muhammad adalah hamba dan Rosul-Nya. Saya ridha Allah sebagai Rabb dan Muhammad sebagai Rosul, dan Islam sebagai agama.

Amalan lain yang biasa dilakukan oleh seorang Muslim saat akan menunaikan sholat dan bisa menjadi sebab terhapusnya dosa orang yang melakukannya adalah wudhu’. Barang siapa berwudhu’ dengan sempurna, maka dosa-dosanya akan keluar bersama tetesan air atau di akhir tetesan air wudhu’nya. Jika setelah wudhu’ dia kemudian melakukan sholat, maka dia akan menjadi seperti bayi baru terlahir tanpa dosa. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ditanya tentang keutamaan wudhu’ oleh salah seorang shahabat, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

مَا مِنْكُمْ رَجُلٌ يُقَرِّبُ وَضُوءَهُ فَيَتَمَضْمَضُ، وَيَسْتَنْشِقُ فَيَنْتَثِرُ إِلَّا خَرَّتْ خَطَايَا وَجْهِهِ، وَفِيهِ وَخَيَاشِيمِهِ، ثُمَّ إِذَا غَسَلَ وَجْهَهُ كَمَا أَمَرَهُ اللهُ، إِلَّا خَرَّتْ خَطَايَا وَجْهِهِ مِنْ أَطْرَافِ لِحْيَتِهِ مَعَ الْمَاءِ، ثُمَّ يَغْسِلُ يَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ، إِلَّا خَرَّتْ خَطَايَا يَدَيْهِ مِنْ أَنَامِلِهِ مَعَ الْمَاءِ، ثُمَّ يَمْسَحُ رَأْسَهُ، إِلَّا خَرَّتْ خَطَايَا رَأْسِهِ مِنْ أَطْرَافِ شَعْرِهِ مَعَ الْمَاءِ، ثُمَّ يَغْسِلُ قَدَمَيْهِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ، إِلَّا خَرَّتْ خَطَايَا رِجْلَيْهِ مِنْ أَنَامِلِهِ مَعَ الْمَاءِ، فَإِنْ هُوَ قَامَ فَصَلَّى، فَحَمِدَ اللهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ وَمَجَّدَهُ بِالَّذِي هُوَ لَهُ أَهْلٌ، وَفَرَّغَ قَلْبَهُ لِلَّهِ، إِلَّا انْصَرَفَ مِنْ خَطِيئَتِهِ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

Tidak ada seorang pun di antara yang mendekatkan air wudhu’nya lalu dia berkumur, memasukkan air ke hidungnya lalu mengeluarkannya, kecuali akan berjatuhan kesalahan-kesalahan wajahnya, kesalahan-kesalahan mulutnya dan kesalahan-kesalahan hidungnya. Jika dia mencuci wajahnya sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah, kesalahan-kesalahan wajahnya akan berjatuhan bersama tetesan air dari ujung jenggotnya. Kemudian mencuci kedua tangannya sampai siku, kecuali kesalahan-kesalahan tangannya akan berjatuhan bersama air lewat jari-jemarinya. Kemudian jika ia mengusap kepala, maka kesalahan-kesalahan kepalanya akan berjatuhan melalui ujung rambutnya bersama air. Lalu jika dia mencuci kakinya sampai mata kaki, maka kesalahan kedua kakinya akan berjatuhan melalui jari-jari kakinya, bersama tetesan air. Jika kemudian, ia berdiri lalu sholat, kemudian dia memuji Allah menyanjung dan mengagungkan-Nya dengan pujian dan sanjungan yang menjadi hak-Nya dan mengosongkan hatinya hanya untuk Allah, kecuali dia terlepas dari kesalahan-kesalahannya seperti pada hari ia dilahirkan dari perut ibunya.[Muttafaqun ’alaihi].

Dalam hadis lain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَا يَتَوَضَّأُ رَجُلٌ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهُ ثُمَّ يُصَلِّي الصَّلَاةَ إِلَّا غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الصَّلَاةِ الَّتِي تَلِيهَا

Tidaklah seorang muslim berwudhu, lalu ia menyempurnakan wudhunya dan melaksanakan sholat, kecuali Allah akan mengampuni dosa-dosa yang dilakukannnya antara sholat yang dia kerjakan itu sampai dengan sholat berikutnya. [Muttafaqun ’alaihi].

Amalan lain yang juga bisa menjadi penghapus dosa adalah langkah seorang Muslim menuju masjid. Jadi menyempurnakan wudhu’ dalam segala kondisi, langkah menuju masjid, dan menunggu waktu sholat, dapat menghapus dosa dan mengangkat derajat. Juga akan didoakan oleh para malaikat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يَزَالُ أَحَدُكُمْ فِي صَلاَةٍ مَا دَامَ يَنْتَظِرُهَا ، وَلاَ تَزَالُ الْمَلاَئِكَةُ تُصَلِّي عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِي الْمَسْجِدِ: اللهم اغفرْ له ، اللهمَّ ارْحَمْه ، ما لم يُحْدِثْ

Senantiasa salah seorang dari kalian terhitung dalam keadaan sholat selama ia menunggunya, dan senantiasa para malaikat mendoakan salah seorang di antara kalian, selama dia masih berada dalam masjid, “Ya Allah ampunilah dia ! Ya Allah sayangilah ia ! Selama ia tidak berhadats (dalam keadaan suci)

Apa yang disebutkan di atas merupakan bukti kasih sayang Allah kepada para hamba-Nya. Dan itu baru sebagian amalan yang mengawali ibadah sholat yang rutin dilakukan oleh setiap Muslim. Ada lagi amalan yang bisa menghapuskan dosa dan ini termasuk bagian dari praktik ibadah sholat itu sendiri, yaitu mengamini bacaan al-Fatihah imam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا أَمَّنَ الإِمَامُ، فَأَمِّنُوا، فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ تَأْمِينُهُ تَأْمِينَ المَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Apabila imam mengucapkan ‘Aamiin’, maka ucapkanlah ‘Aamiin’! Karena barang siapa yang aminnya bersamaan dengan aminnya malaikat, maka dia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. [Muttafaqun’alaihi].

Dan masih banyak amalan dalam sholat yang bisa menjadi penyebab terhapusnya dosa-dosa yang dilakukan oleh manusia. Adapun amalan-amalan setelah sholat yang juga menghapuskan dosa, dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shahihnya:

مَنْ سَبَّحَ اَللَّهَ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ , وَحَمِدَ اَللَّهِ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ , وَكَبَّرَ اَللَّهُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ , فَتِلْكَ تِسْعٌ وَتِسْعُونَ , وَقَالَ تَمَامَ اَلْمِائَةِ: لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ , لَهُ اَلْمُلْكُ , وَلَهُ اَلْحَمْدُ , وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ , غُفِرَتْ لَهُ خَطَايَاهُ , وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ اَلْبَحْرِ

Barang siapa bertasbih (membaca Subhanallah) setelah sholat 33x, bertahmid (membaca Alhamdulillah) 33 x, dan bertakbir (membaca Allahu Akbar) 33x maka semuanya berjumlah 99 dan apabila ia menggenapkannya hingga menjadi 100 dengan mengucapkan:

لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ , لَهُ اَلْمُلْكُ , وَلَهُ اَلْحَمْدُ , وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Niscaya ia akan diampuni dosa-dosanya, sekalipun dosa-dosanya itu sebanyak buih di lautan. [HR. Muslim]

Itulah di antara amalan harian yang biasa dilakukan oleh setiap Muslim. Amalan-amalan yang sangat dibutuhkan oleh manusia yang beriman. Karena siapa pun orangnya, mesti dia tidak akan lepas dari perbuatan dosa. Dengan amalan-amalan ini, kita sangat berharap kepada Allah Azza wa Jalla agar berkenan mengampuni dosa-dosa kita yang telah lewat, dan berkenan terus-terus memberikan hidayah-Nya kepada kita semua.

Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla dengan sebenar-benar takwa, karena takwa merupakan cahaya hidayah. Dan Allah menciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya. Barang siapa taat kepada-Nya, maka Allah menjanjikan untuknya Surga. Sebaliknya, barang siapa bermaksiat dan enggan melaksanakan perintah-Nya, maka dia terancam adzab yang sangat pedih.

Penulis: Syaikh Dr Abdul Muhsin al-Qasim

 

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XVII/1434H/2013. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]