بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

PAWANG =TUKANG SIHIR = DUKUN = THAGUT SEKALIGUS SETAN DARI KALANGAN MANUSIA

Sihir dan Perdukunan Perusak Tauhid

Allah Ta’ala berfirman:

{هَلْ أُنَبِّئُكُمْ عَلَى مَنْ تَنزلُ الشَّيَاطِينُ، تَنزلُ عَلَى كُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ، يُلْقُونَ السَّمْعَ وَأَكْثَرُهُمْ كَاذِبُونَ}

“Apakah akan Aku beritakan kepada kalian, kepada siapa setan-setan itu turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi banyak berbuat jahat/buruk (para dukun dan tukang sihir). Setan-setan tersebut menyampaikan berita yang mereka dengar (dengan mencuri berita dari langit, kepada para dukun dan tukang sihir), dan kebanyakan mereka adalah para pendusta” (QS asy-Syu’araa’:221-223).

Imam Qatadah [Beliau adalah Qotadah bin Di’aamah As Saduusi Al Bashri (wafat setelah tahun 110 H), imam besar dari kalangan tabi’in yang sangat terpercaya dan kuat dalam meriwayatkan hadis Rasulullah ﷺ (lihat kitab “Taqriibut tahdziib”, hal. 409)] menjelaskan, bahwa yang dimaksud dengan “Para pendusta lagi banyak berbuat jahat/buruk” adalah para dukun dan tukang sihir [Dinukil oleh imam al-Bagawi dalam “Ma’aalimut tanziil” (6/135) dan Ibnul Jauzi dalam “Zaadul masiir (6/149)], mereka itulah teman-teman dekat para setan yang mendapat berita yang dicuri para setan tersebut dari langit [Lihat kitab “Ma’aalimut tanziil” (6/135)].

Bahkan sahabat yang mulia Abdullah bin Mas’ud ketika menafsirkan firman Allah:

{وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا}

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari kalangan) manusia dan (dari kalangan) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia)” (QS al-An’aam:112).

Baliau radhiyallahu ‘anhu berkata: “Para dukun (dan tukang sihir) adalah setan-setan (dari kalangan) manusia” [Dinukil oleh imam asy-Syaukani dalam tafsir beliau “Fathul Qadiir” (2/466)].

Dalam atsar/riwayat yang lain, sahabat yang mulia Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu ketika ditanya tentang arti “Thagut”, beliau berkata: “Mereka adalah para dukun yang setan-setan turun kepada mereka” [[Dinukil oleh imam Ibnu Katsir dalam tafsir beliau (1/680)]. Dinukil oleh imam Ibnu Katsir dalam tafsir beliau (1/680)].

Hukum Mendatangi Dukun dan Tukang Sihir

Mendatangi dan bertanya kepada teman-teman dekat setan ini adalah perbuatan dosa yang sangat besar dan bahkan BISA JADI MERUPAKAN KEKAFIRAN kepada Allah Ta’ala [Lihat kitab “Fathul Majiid” (hal. 354) dan “at-Tamhiid li syarhi kitaabit tauhiid” (hal. 320)], dengan perincian sebagai berikut:

–  Mendatangi dan bertanya kepada mereka tentang sesuatu, tanpa membenarkannya (hanya sekedar bertanya), maka ini hukumnya dosa yang sangat besar dan tidak diterima shalatnya selama empat puluh hari [Lihat kitab “Taisiirul ‘Aziizil Hamiid” (hal. 358), “at-Tamhiid li syarhi kitaabit tauhiid” (hal. 320) dan kitab “Hum laisu bisyai” (hal. 4)], berdasarkan sabda Rasululah ﷺ: “Barang siapa yang mendatangi tukang ramal (orang yang mengaku mengetahui ilmu gaib, termasuk dukun dan tukang sihir [Lihat kitab “Taisiirul ‘Aziizil Hamiid” (hal. 358), “at-Tamhiid li syarhi kitaabit tauhiid” (hal. 320) dan kitab “Hum laisu bisyai” (hal. 4)]), kemudian bertanya tentang sesuatu hal kepadanya, maka tidak akan diterima shalat orang tersebut selama empat puluh malam (hari)” [HSR Muslim (no. 2230)].

–   Mendatangi dan bertanya kepada mereka tentang sesuatu, kemudian membenarkan ucapan/berita yang mereka sampaikan, maka ini adalah kufur/kafir terhadap Allah Ta’ala [Lihat kitab “Taisiirul ‘Aziizil Hamiid” (hal. 358), “at-Tamhiid li syarhi kitaabit tauhiid” (hal. 320) dan kitab “Hum laisu bisyai” (hal. 4)], berdasarkan sabda Nabi ﷺ, “Barang siapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, kemudian membenarkan ucapannya, maka sungguh dia telah kafir terhadap agama yang diturunkan kepada nabi Muhammad ﷺ” [HR Ahmad (2/429) dan al-Hakim (1/49), dishahihkan oleh al-Hakim, disepakati oleh adz-Dzahabi dan syaikh al-Albani dalam “Ash-Shahiihah” (no. 3387)].

Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alu syaikh berkata: “Orang yang membenarkan dukun dan tukang sihir, meyakini (benarnya ucapan mereka), dan meridhai hal tersebut, maka ini merupakan kekafiran (kepada Allah Ta’ala)” [Kitab “Fathul Majiid” (hal. 356)].

 

Dinukil dari tulisan berjudul: “Sihir dan Perdukunan Perusak Tauhid” yang ditulis oleh: al-Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA hafizhahullahu ta’ala

[Artikel www.muslim.or.id]

Sumber: http://muslim.or.id/3837-sihir-dan-perdukunan-perusak-tauhid.html