بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#PanduanZakat
PANDUAN MENGHITUNG ZAKAT EMAS DAN PERAK
Jika kita memiliki emas dan perak, maka jangan dilupakan, ada kewajiban zakat. Jika telah mencapai nishob 85 gram emas dan telah melewati haul (satu tahun Hijriyah), maka ada kewajiban zakat sebesar 2,5% atau 1/40. Bagaimana ketentuan zakat emas dan perak, atau disebut zakat Atsman, ada juga yang menyebutnya dengan zakat naqdain? Simak dalam tulisan berikut:
Zakat Atsman (Emas, Perak Dan Mata Uang)
Yang dimaksud Atsman adalah emas, perak, dan mata uang yang berfungsi sebagai mata uang atau tolak ukur kekayaan.
Dalil wajibnya adalah firman Allah Ta’ala:

وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ

“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih” (QS. At Taubah: 34-35).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ  bersabda:

مَا مِنْ صَاحِبِ ذَهَبٍ وَلاَ فِضَّةٍ لاَ يُؤَدِّي مِنْهَا حَقَّهَا إِلاَّ إِذَا كَانَ يَوْمَ القِيَامَةِ صُفِحَتْ لَهُ صَفَائِحُ مِنْ نَارٍ، فَأُحْمِيَ عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ، فَيُكْوَى بِهَا جَبْهَتُهُ وَجَنْبُهُ وَظَهْرُهُ، كُلَّمَا بَرُدَتْ أُعِيْدَتْ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَان مِقْدَارُهُ خَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ، فَيَرَى سَبِيْلَهُ إِمَّا إِلَى الجَنَّةِ، وَإِمَّا إِلَى النَّارِ

“Siapa saja yang memiliki emas atau perak, tapi tidak mengeluarkan zakatnya, melainkan pada Hari Kiamat nanti akan disepuh untuknya lempengan dari api Neraka, lalu dipanaskan dalam api Neraka Jahannam, lalu disetrika dahi, rusuk dan punggungnya dengan lempengan tersebut. Setiap kali dingin, akan disepuh lagi dan disetrikakan kembali kepadanya pada hari, yang ukurannya sama dengan lima puluh ribu tahun. Kemudian ia melihat tempat kembalinya, apakah ke Surga atau ke Neraka.” [HR. Muslim no. 987].
 
Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Nabi ﷺ , beliau bersabda:

وَلاَ فِى أَقَلَّ مِنْ عِشْرِينَ مِثْقَالاً مِنَ الذَّهَبِ شَىْءٌ وَلاَ فِى أَقَلَّ مِنْ مِائَتَىْ دِرْهَمٍ شَىْءٌ

“Tidak ada zakat, jika emas kurang dari 20 Mitsqol dan tidak ada zakat jika kurang dari 200 Dirham.” [HR. Ad Daruquthni 2: 93. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadis ini Shahih sebagaimana dalam Al Irwa’ no. 815].
Dalil Ketentuan Zakat Emas dan Perak
Dari ‘Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda:

فَإِذَا كَانَتْ لَكَ مِائَتَا دِرْهَمٍ وَحَالَ عَلَيْهَا الْحَوْلُ فَفِيهَا خَمْسَةُ دَرَاهِمَ وَلَيْسَ عَلَيْكَ شَىْءٌ – يَعْنِى فِى الذَّهَبِ – حَتَّى يَكُونَ لَكَ عِشْرُونَ دِينَارًا فَإِذَا كَانَ لَكَ عِشْرُونَ دِينَارًا وَحَالَ عَلَيْهَا الْحَوْلُ فَفِيهَا نِصْفُ دِينَارٍ فَمَا زَادَ فَبِحِسَابِ ذَلِكَ

“Bila engkau memiliki dua ratus Dirham dan telah berlalu satu tahun (sejak memilikinya), maka padanya engkau dikenai zakat sebesar lima Dirham. Dan engkau tidak berkewajiban membayar zakat sedikit pun, maksudnya zakat emas, hingga engkau memiliki dua puluh Dinar. Bila engkau telah memiliki dua puluh Dinar, dan telah berlalu satu tahun (sejak memilikinya), maka padanya engkau dikenai zakat setengah Dinar. Dan setiap kelebihan dari (nishob) itu, maka zakatnya disesuaikan dengan hitungan itu.” [HR. Abu Daud no. 1573. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadis ini Shahih].
Dari sahabat Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia menuturkan bahwa Rasulullah ﷺ  bersabda:

لَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ أَوَاقٍ صَدَقَةٌ

“Tidaklah ada kewajiban zakat pada uang perak yang kurang dari lima Uqiyah “ [HR. Bukhari no. 1447 dan Muslim no. 979]
Dan pada hadis riwayat Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu dinyatakan:

وَفِى الرِّقَةِ رُبْعُ الْعُشْرِ

“Dan pada perak, diwajibkan zakat sebesar seperempat puluh (2,5 %).” (HR. Bukhari no. 1454)
Nishob Zakat Emas
Nishob zakat emas adalah 20 Mitsqol atau 20 Dinar [Para fuqoha menuturkan bahwa satu Dinar setara dengan satu Mitsqol]. Satu Dinar setara dengan 4,25 gram emas. Sehingga nishob zakat emas adalah 85 gram emas (murni 24 karat). Perlu diingat bahwa yang dijadikan batasan nishob emas dan perak di atas adalah emas murni (24 karat) dan perak murni. Dengan demikian, bila seseorang memiliki emas yang tidak murni, misalnya emas 18 karat, maka nishabnya harus disesuaikan dengan nishob emas yang murni (24 karat), yaitu dengan cara membandingkan harga jualnya, atau dengan bertanya kepada toko emas atau ahli emas, tentang kadar emas yang ia miliki. Bila kadar emas yang ia miliki telah mencapai nishob, maka ia wajib membayar zakatnya. Dan bila belum, maka ia belum berkewajiban untuk membayar zakat
Jika emas mencapai nishob ini atau lebih dari itu, maka ada zakat. Jika kurang dari itu, tidak ada zakat kecuali jika seseorang ingin bersedekah sunnah.
Besaran Zakat Emas
Besaran zakat emas adalah 2,5% atau 1/40 jika telah mencapai nishob. Contohnya, emas telah mencapai 85 gram, maka besaran zakat adalah 85/40 = 2,125 gram. Jika timbangan emas adalah 100 gram, besaran zakat adalah 100/40 = 2,5 gram.
Nishob Zakat Perak
Nishob zakat perak adalah 200 Dirham atau 5 Uqiyah. Satu Dirham setara dengan 2,975 gram perak. Sehingga nishob zakat perak adalah 595 gram perak (murni). Jika perak telah mencapai nishob ini atau lebih dari itu, maka ada zakat. Jika kurang dari itu, tidak ada zakat kecuali jika seseorang ingin bersedekah sunnah.
Besaran Zakat Perak
Besaran zakat perak adalah 2,5% atau 1/40 jika telah mencapai nishob. Contohnya, 200 Dirham, maka zakatnya adalah 200/40 = 5 Dirham. Jika timbangan perak adalah 595 gram, maka zakatnya adalah 595/40 = 14,875 gram perak.
Apakah perlu menambah emas pada perak untuk menyempurnakan nishob?
Menurut madzhab Syafi’i, salah satu pendapat dari Imam Ahmad, pendapat Ibnu Hazm, Syaikh Al Albani dan Syaikh Ibnu ‘Utsaimin tidak perlu ditambahkan untuk menyempurnakan nishob. Sedangkan jumhur, mayoritas ulama, berpendapat perlu ditambahkan, namun berselisih pendapat apakah penambahan ini dengan persenan atau dengan Qimah (nilai) [Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 2: 18 dan Al Wajib Al Muqorin, hal. 30]. Pendapat yang terkuat adalah pendapat yang menyatakan tidak menambahkan emas dan perak untuk menyempurnakan nishob. Hal ini didukung oleh beberapa dalil berikut. Nabi ﷺ  bersabda:

وَلاَ فِى أَقَلَّ مِنْ عِشْرِينَ مِثْقَالاً مِنَ الذَّهَبِ شَىْءٌ وَلاَ فِى أَقَلَّ مِنْ مِائَتَىْ دِرْهَمٍ شَىْءٌ

“Tidak ada zakat jika emas kurang dari 20 Mitsqol dan tidak ada zakat jika kurang dari 200 Dirham.” [HR. Ad Daruquthni 2: 93. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadis ini shahih sebagaimana dalam Al Irwa’ no. 815]. Di sini emas dan perak dibedakan dan tidak disatukan nishobnya.
Begitu pula dalam hadis disebutkan:

لَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ أَوَاقٍ صَدَقَةٌ

“Tidaklah ada kewajiban zakat pada uang perak yang kurang dari lima Uqiyah “ [HR. Bukhari no. 1447 dan Muslim no. 979].
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin berkata, “Jika seseorang memiliki 10 Dinar (1/2 dari nishob emas) dan memiliki 100 Dirham (1/2 dari nishob perak), maka tidak ada zakat. Karena emas dan perak berbeda jenis.” [Syarhul Mumthi’, 6: 102. Lihat juga bahasan yang sama dalam Fiqh Sunnah, 1: 39].
Wallahu waliyyut taufiq.
 
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal, MSc
Sumber: https://rumaysho.com/1159-panduan-zakat-emas-perak.html