Orang Kafir Berbuat Kedzaliman Terbesar, Meski Tampak Baik di Mata Manusia

Orang kafir sudah melakukan kedzaliman terbesar, yaitu melakukan perbuatan syirik menyekutukan Allah. Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Sesungguhnya memersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedzaliman yang besar” (QS. Lukman: 13).

Maka orang kafir sebaik apapun ia di mata manusia, ia adalah orang yang berbuat kedzaliman paling besar, lebih besar daripada seorang Muslim yang dianggap dzalim oleh manusia.

Mengenai tempat orang kafir yaitu bagi Ahli Kitab dan Non-Muslim lainnya kelak adalah di Neraka. Mereka akan kekal di dalamnya. Sebagaimana diterangkan dalam surat ini:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni Ahli Kitab dan orang-orang yang Musyrik (akan masuk) ke Neraka Jahannam. Mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk “ [QS. Al Bayyinah: 6].

Jika dikatakan mereka kekal di dalamnya, berarti mereka terus menerus di dalamnya dan tidak berpindah dari tempat tersebut. Mereka pun disebut sejelek-jeleknya makhluk, yang Allah berlepas diri dari mereka.

Kata Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah, “Ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) serta orang-orang Musyrik adalah sejelek-jelek makhluk di sisi Allah. Jika mereka adalah sejelek-jelek makhluk, maka berarti dipastikan pada mereka kejelekan. Karena yang dimaksud kejelekan di sini adalah nampak pada mereka kejelekan yang tidak mungkin kita berhusnuzhon (berprasangka baik) pada mereka. Kecuali ada beberapa orang yang dipersaksikan langsung oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di antara orang musyrik seperti ‘Abdullah bin Ariqoth. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyewanya untuk menunjukkan jalan ketika hijrah. Akan tetapi selain dia, yaitu mayoritas orang Musyrik adalah tidak bisa kita menaruh percaya pada mereka. Karena mereka adalah sejelek-jeleknya makhluk.” (Tafsir Juz ‘Amma Syaikh Utsaimin, hal. 284).

Apakah Kita Tetap Akan Memilih Orang Kafir Sebagai Pemimpin Kita?

Jawabannya tentu saja TIDAK karena pemimpin kafir sudah pasti akan berusaha menekan Islam dan mereka tidak akan ridha dengan Islam. Mereka akan menghilangkan syiar Islam secara langsung ataupun perlahan-lahan. Dan kita lihat bagaimana sejarah dunia sudah banyak membuktikannya. Allah Ta’ala berfirman:

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.” (Al Baqarah: 120).

Syaikhul Islam telah mengisyaratkan [pernyataan beliau di dalam risalah Al Hisbah], bahwa kebinasaan merupakan akhir dari sebuah kedzaliman. Itulah sunnatullah yang berlaku. Keadilan dan kedzaliman pasti akan berbalas, walau untuk waktu yang lama. Dan ini berlaku di negara yang tidak mengenal Tuhan sekalipun, karena Allah tidak akan mendzalimi siapa pun di antara makhluk-Nya. Maha Besar Allah dengan segala Keadilan-Nya.

Sebuah negara hanya akan meraih kejayaannya bila pemimpinnya adil. Dan keadilan yang hakiki hanya bisa diwujudkan bila syariat Allah tegak sebagai dustur (undang-undang dasar suatu negara) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tidak ada keadilan hakiki di luar Islam. Islam tidak pernah merasa aman selama dipimpin orang kafir. Sebaliknya Islam selalu memberi rasa aman pada semua orang bila berkuasa. Sejarah telah membuktikan itu.

Wallahu a’alam.

 

Sumber Rujukan:

https://muslim.or.id/27693-pemimpin-kafir-adil-lebih-baik-dari-pemimpin-muslim-zalim.html

https://rumaysho.com/3493-tafsir-surat-al-bayyinah-3-balasan-bagi-orang-beriman-dan-orang-kafir.html

https://Muslim.or.id/23465-apakah-benar-pemimpin-kafir-yang-adil-lebih-baik-dari-pemimpin-Muslim-yang-dzalim.html