بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

MENGGEMARKAN SHOLAT SUNNAH RAWATIB

 

Para ulama sangat memberikan perhatian terhadap sholat sunnah Rawatib. Ada yang mendefinisikan sholat sunnah Rawatib sebagai sholat sunnah yang ikut sholat wajib [Shahih Fiqhis-Sunnah, Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, al-Maktabah at-Taufiqiyyah, Mesir, tanpa cetakan dan tahun (1/372)]. Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin mengatakan: Yaitu sholat yang terus dilakukan secara kontinyu yang mendampingi sholat fardhu [Syarhul-Mumti’ ‘ala Zadil-Mustaqni’, Syaikh Muhammad bin Shalih al- ‘Utsaimin, Tahqiq: Dr. Khalid al-Musyaiqih dan Sulaiman Abu Khail, Muassasah Asam, Cetakan Kedua, Tahun 1414 H (3/93)].

Bagaimanakah kedudukan sholat sunnah Rawatib ini, sehingga para ulama sangat memerhatikannya?

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنْ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ

Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab dari seorang hamba adalah sholatnya. Apabila bagus, maka ia telah beruntung dan sukses. Dan bila rusak, maka ia telah rugi dan menyesal. Apabila kurang sedikit dari sholat wajibnya, maka Rabb berfirman: “Lihatlah, apakah hamba-Ku itu memiliki sholat Tathawwu’ (sholat sunnah)?” Lalu sholat wajibnya yang kurang tersebut disempurnakan dengannya, kemudian seluruh amalannya diberlakukan demikian. [HR at-Tirmidzi] [HR At-Tirmidzi no. 413 dan Ibnu Majah no. 1425. Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ Ash-Shagir no. 2020].

Dari hadis tersebut menjadi jelaslah, betapa sholat sunnah Rawatib memiliki peran penting, yakni untuk menutupi kekurangsempurnaan yang terdapat pada sholat wajib seseorang. Terlebih lagi harus diakui, sangat sulit mendapatkan kesempurnaan tersebut, sehingga Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرِفُ وَمَا كُتِبَ لَهُ إِلَّا عُشْرُ صَلَاتِهِ تُسْعُهَا ثُمْنُهَا سُبْعُهَا سُدْسُهَا خُمْسُهَا رُبْعُهَا ثُلُثُهَا نِصْفُهَا

Sesungguhnya seseorang selesai sholat dan tidak ditulis kecuali hanya sepersepuluh sholat, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya sepertiganya, setengahnya. [HR Abu Dawud dan Ahmad] [HR Abu Daud no. 796 dan dihasankan Al-Albani dalam Shahih Abu Daud dan Shahih At-Targhib wa At-Tarhib no. 537].

Keutamaan Sholat Sunnah Rawatib

Ada beberapa hadis Nabi ﷺ yang menjelaskan keutamaan sholat sunnah Rawatib secara umum, dan ada juga yang khusus pada satu sholat sunnah Rawatib tertentu, seperti keutamaan sholat sunnah sebelum Subuh.

Di antara hadis yang menunjukkan keutamaan sholat sunah Rawatib secara umum, ialah hadis Ummu Habibah radhiyallahu anha, yang berbunyi:

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلَّا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ

Tidaklah seorang muslim sholat karena Allah, setiap hari dua belas rakaat sholat sunnah, bukan wajib, kecuali akan Allah membangun untuknya sebuah rumah di Surga [HR Muslim, kitab Sholat al-Musafir wa Qashruha, Bab: Fadhlus-Sunan ar-Ratibah Qablal-Fara-idh wa Ba’daha, no. 1199].

Jumlah rakaat ini ditafsirkan dalam riwayat at-Tirmidzi dan an-Nasa-i, dari hadis Ummu Habibah radhiyallahu anha sendiri, yang berbunyi:

قَالَتْ أُمُّ حَبِيبَةَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ

Ummu Habibah berkata: ”Rasulullah ﷺ bersabda: ’Barang siapa yang sholat dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di Surga: empat rakaat sebelum Zuhur dan dua rakaat setelahnya, dua rakaat setelah Maghrib, dua rakaat sesudah ‘Isya`, dan dua rakaat sebelum sholat Subuh’.”

Dalam riwayat lain dengan lafazh:

مَنْ ثَابَرَ عَلَى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ

Barang siapa yang terus-menerus melakukan sholat dua belas rakaat, maka Allah membangunkan baginya sebuah rumah di Surga. [HR an-Nasa-i] [HR An-Nasa’i no. 1804 dan dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Sunan An-Nasa’i (Lihat no. 1804, 261 dan 1696)].

Riwayat ini menunjukkan sunnahnya membiasakan dan secara rutin agar kita mengerjakan sholat dua belas rakaat tersebut setiap hari. Sehingga, siapa pun yang membiasakan diri melakukan sunnah-sunnah Rawatib ini, ia termasuk dalam keutamaan tersebut.

Jumlah Rakaat Sunnah Rawatib

Dalam masalah jumlah rakaat sunnah Rawatib ini, di kalangan para ulama terdapat perselisihan pendapat. Menurut Imam Nawawi, beliau rahimahullah mengatakan: Yang sempurna dalam Rawatib yang mendampingi sholat fardhu selain Witir, adalah delapan belas rakaat dan paling sedikit adalah sepuluh. Di antara ulama ada yang berpendapat delapan rakaat dengan menghapus sunnah Isya’; (demikian) ini pendapat al-Khudari. Dan ada yang menyatakan bahwa jumlahnya dua belas, (yaitu) dengan menambah dua rakaat lain sebelum Zuhur, dan ada yang menambah dua rakaat sebelum sholat ‘Ashar. Semua ini Sunnah. Namun perbedaan pendapat ada pada yang Muakkad (yang lebih ditekankan) darinya [Al- Majmu’ Syarhul-Muhadzab, Imam an-Nawawi dengan penyempurnaan oleh Muhammad Najib al-Muthi’i, Dar Ihya-ut-Turats al-‘Arabi, Beirut, Cetakan Tahun 1419H (3/502)].

Yang rajih –Wallahu A’lam– yaitu mengembalikan definisi sholat sunnah Rawatib sebagai sholat sunnah pendamping sholat fardhu yang dilakukan sebelum atau sesudah, dan ada anjuran dari Rasulullah ﷺ . Sehingga yang lengkap ialah delapan belas rakaat, sebagaimana disampaikan Imam an-Nawawi di atas. Kedelapan belas rakaat tersebut adalah:

  • Dua rakaat sebelum Subuh
  • Empat rakaat sebelum Zuhur
  • Empat rakaat setelah Zuhur
  • Empat rakaat sebelum Ashar
  • Dua rakaat setelah Maghrib
  • Dua rakaat setelah ‘Isya`

Namun, manakah yang sunnah Muakkad dari semua itu?

Dalam persoalan ini, pendapat yang rajih ialah pernyataan yang disampaikan oleh Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, [Syarhul-Mumti’ (4/96)], yaitu duabelas rakaat dengan perincian:

  • Dua rakaat sebelum Subuh
  • Empat rakaat sebelum Zuhur
  • Dua rakaat setelah Zuhur,
  • Dua rakaat setelah Maghrib
  • Dua rakaat setelah ‘Isya`,

sebagaimana dijelaskan dalam hadis Ummu Habibah radhiyallahu anha di atas, yang juga dikuatkan dengan hadis ‘Aisyah radhiyallahu anha yang berbunyi:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَدَعُ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ

Sesungguhnya dahulu, Nabi ﷺ tidak pernah meninggalkan empat rakaat sebelum Zuhur [HR al-Bukhari dalam kitab al-Jumat, Bab: ar-Rak’ata-in Qablal-Zhuhri (no. 1110].

Faidah Sholat Sunnah Rawatib

Sebagaimana telah diuraikan pada awal uraian ini, sholat sunnah Rawatib ini didefinisikan dengan sholat yang terus dilakukan secara kontinyu mendampingi sholat fardhu. Demikian Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin memberikan definisinya. Sehingga berkaitan dengan faidah sholat sunnah Rawatib ini, beliau memberikan penjelasan: “Faidah Rawatib ini, ialah menutupi (melengkapi) kekurangan yang terdapat pada sholat fardhu” [Syarhul-Mumti’ (4/96)].

Sedangkan Syaikh ‘Abdullah al-Basam mengatakan dalam Ta-udhihul-Ahkam (2/383-384) bahwa sholat sunnah Rawatib memiliki manfaat yang agung dan keuntungan yang besar, yaitu berupa tambahan kebaikan, menghapus kejelekan, meninggikan derajat, dan menutupi kekurangan dalam sholat fardhu. Sehingga Syaikh al-Basam mengingatkan, menjadi keharusan bagi kita untuk memerhatikan dan menjaga kesinambungannya.

Wallahul-Muwaffiq.

 

Diringkas dari tulisan berjudul: MENGGEMARKAN SHOLAT SUNNAH RAWATIB

Oleh: Ustadz Kholid Syamhudi Lc

Untuk lengkapnya: https://almanhaj.or.id/3504-menggemarkan-sholat-sunnah-Rawatib.html

 

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 05/Tahun XI/1428/2007M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]

 

Baca artikel lengkap di: http:

┄┄┉┉✽̶»̶̥ »̶̥✽̶┉┉┄┄
Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat..!
? www.nasihatsahabat.com