بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#ShirahNabawiyah

MENGAPA NABI MUHAMMAD DIGELARI PUTRA DUA MANUSIA YANG DISEMBELIH?

>> Benarkah Ayah Nabi ﷺ Calon Disembelih?

Pertanyaan:

Benarkah Nabi Muhammad ﷺ digelari putra dua manusia yang disembelih? Mengapa demikian?

Jawaban:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

Sebelumnya kita akan melihat nadzarnya Abdul Muthalib untuk menyembelih anaknya. Terdapat riwayat yang shahih dari Ibnu Abbas, mengenai nadzarnya Abdul Muthalib, kakek Nabi ﷺ:

وقد كان عبدالمطلب بن هاشم نذر إن توافى له عشرة رهط أن ينحر أحدهم فلما توافى له عشرة أقرع بينهم أيهم ينحر فطارت القرعة على عبدالله بن عبدالمطلب وكان أحب الناس إلى عبدالمطلب فقال عبدالمطلب اللهم هو أو مائة من الإبل ثم أقرع بينه وبين الإبل فطارت القرعة على المائة من الإبل

Dulu Abdul Muthalib pernah bernadzar, jika dia memiliki sepuluh anak lelaki, maka dia akan menyembelih salah satunya. Ketika Abdul Muthalib memiliki sepuluh anak lelaki, dia mengundi, siapa di antara anaknya yang akan disembelih. Ternyata yang keluar adalah namanya Abdullah. Sementara Abdullah adalah anaknya yang paling dia cintai. Kemudian Abdul Muthalib mengatakan: “Ya Allah, Abdullah atau seratus ekor unta.” Kemudian dia mengundi antara Abdullah dan seratus unta. Lalu keluar seratus ekor unta. [Tarikh at-Thabari, 1/497].

Mengenai latar belakang nadzarnya, disebutkan dalam riwayat Mursal dari az-Zuhri dan Abu Mijlaz, bahwa Nadzar Abdul Muthalib ini terkait rebutan Zam-zam. [as-Sirah an-Nabawiyah as-Sahihah, Dr. Akram al-Umari,  hlm. 93].

Ketika Abdul Muthalib menggali Zam-zam, banyak suku Quraisy yang berusaha merebutnya, atau meminta agar dimiliki bersama. Namun Abdul Muthalib tidak bersedia. Sementara Abdul Muthalib tidak memiliki banyak keturunan lelaki. Akkhirnya dia bernadzar, jika memiliki sepuluh anak lelaki, maka akan disembelih satu. Dengan harapan, ketika anak lelakinya banyak, dia bisa lebih leluasa dalam menguasai Zam-zam.

Dalam kitab ar-Rahiq al-Makhtum diceritakan lebih lengkap…

Ketika Abdul Muthalib memiliki sepuluh anak, dia pun melaksanakan nadzarnya. Abdul Muthalib menyampaikan maksudnya ini kepada semua anaknya, dan mereka pun manaati ayahnya. Lalu sepuluh nama anaknya ditulis dan dimasukkan dalam undian. Ketika diundi, keluarlah nama Abdullah.

Abdul Muthalib menggelendeng Abdullah menuju Kakbah dengan membawa sebilah pisau untuk penyembelihan. Banyak orang Quraisy melarangnya, terutama paman-pamannya dari Bani Makhzum, dan saudaranya Abu Thalib.

“Apa yang harus aku lakukan dengan nadzarku?” tanya Abdul Muthali kebingungan.

Ada yang menyarankan untuk mendatangi dukun perempuan, dan minta saran darinya.

Dukun itu menyarankan, tulis nama Abdullan dan tulis sepuluh ekor unta, lalu diundi. Jika keluar nama Abdullan, gantikan dengan sepuluh ekor unta, sampai Allah menentukan pilihan dengan keluar sepuluh unta.

Lalu dia pun kembali dan mengundi antara nama Abdullah dengan sepuluh ekor unta.

Undian pertama keluar nama Abdullah, digantikan dengan sepuluh ekor unta.

Diundi lagi, keluar nama Abdullah, digantikan sepuluh ekor unta… hingga sepuluh kali, baru keluar nama sepuluh ekor unta, hingga berjumlah seratus ekor unta. Sejak saat itu, diyat pembunuhan di tengah suku Quraisy ditetapkan seratus ekor unta. [ar-Rahiq al-Makhtum, hlm. 43 – 44]

Kejadian ini menunjukkan, bagaimana perlindungan yang Allah berikan untuk terlahirnya Nabi terakhir, Nabi Muhammad  ﷺ. Ada peluang ayahnya meninggal sebelum menikah, namun Allah jaga kehidupan Abdullah dari keinginan Abdul Muthalib untuk menyembelihnya.

Mengapa disebut putra dua manusia yang disembelih?

Nabi Muhammad ﷺ adalah keturunan Nabi Ismail. Dalam hadis dari Watsilah bin al-Asqa’ radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda:

إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى كِنَانَةَ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ وَاصْطَفَى قُرَيْشًا مِنْ كِنَانَةَ وَاصْطَفَى مِنْ قُرَيْشٍ بَنِى هَاشِمٍ وَاصْطَفَانِى مِنْ بَنِى هَاشِمٍ

Sesungguhnya Allah memilih Bani Kinanah di kalangan keturunan Ismail. Lalu Allah memilih Quraisy di kalangan Bani Kinanah. Lalu Allah memilih Bani Hasyim dari kalangan Quraisy. Dan Allah memilihku dari kalangan Bani Hasyim. [HR. Muslim 6077, Turmudzi 3964 dan yang lainnya].

Sehingga Nabi Muhammad ﷺ adalah keturunan dua manusia yang berencana akan disembelih, Ismail dan ayah beliau, Abdullah. Karena itulah beliau merupakan keturunan dua manusia yang akan disembelih [Ibnu Dzabihain].

Disebutkan dalam riwayat, beliau ﷺ bersabda:

أنا ابن الذبيحين

“Saya putra dua manusia yang akan disembelih.” [Sirah Ibnu Hisyam, 1/151 – 155]

Allahu a’lam.

 

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits [Dewan Pembina Konsultasisyariah.com]

Sumber: https://konsultasisyariah.com/29370-ayah-nabi-calon-disembelih.html