بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#DakwahTauhid
MENGAPA ADA YANG MATI KELAPARAN PADAHAL REZEKI SUDAH DIJAMIN?
Allah tetap dikatakan Dzat Yang Maha Memberi rezeki dan Allah telah memberikan kepada orang tersebut jatah rezekinya secara penuh dan sudah menyempurnakan ajalnya. Allah memberikan rezeki kepada orang itu semua dari apa yang telah Allah takdirkan untuknya, sehingga ketika Allah mencabut nyawanya, ia dalam keadaan telah memeroleh rezekinya secara penuh, tidak terkurangi sedikitpun
Apakah kalimat di atas sempat terlintas dalam hati Anda? Sebagai seorang Muslim yang baik, tentu tidaklah berani menjawab pertanyaan di atas, jika tidak berdasarkan ilmu. Karena ia akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di Akhirat. Allah ﷻ berfirman:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak memunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (Al-Israa`: 36).
Nah, untuk bisa memahami jawaban dari pertanyaan di atas, simaklah ayat-ayat Alquran yang agung berikut ini. Allah ﷻ berfirman:

إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ

“Sesungguhnya Allah Dialah Yang Banyak Memberi Rezeki Yang Memunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh” (Surah Adz-Dzaariyaat:58).

وَارْزُقْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

“Berilah kami rezeki, dan Engkaulah pemberi rezeki Yang Paling Utama” (Al-Maa`idah:114).

وَإِنَّ اللَّهَ لَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

“Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pemberi rezeki” (Al-Hajj: 58).

وَاللَّهُ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

“Dan Allah Sebaik-baik Pemberi Rezeki” (Al-Jumu’ah: 11).
(Fiqhul Asmaa`il Husnaa, hal. 103).
Setiap makhluk yang berjalan di muka bumi diberi rezeki, sebagaimana firman Allah ta’ala:

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا

“Dan tidak ada satu pun makhluk yang berjalan di muka bumi, melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya” (Huud: 6).
Allah memberitahukan di dalam ayat ini, bahwa Allah memberi rezeki kepada seluruh makhluk yang berjalan di muka bumi ini. Sangat jelas beberapa firman Allah di atas. Tidak ada satu pun di antara hamba-hamba-Nya yang beriman yang meragukan firman Allah Ta’ala di atas.
Hanya saja, Allah Ta’ala melapangkan rezeki bagi sebagian hamba-hamba-Nya, dan menyempitkannya bagi sebagian yang lainnya, untuk suatu hikmah yang hanya Allah ketahui.
Hal itu merupakan kebijaksanaan dari-Nya dan sesuai dengan ilmu-Nya, tentang apa yang bermanfaat dan yang layak bagi hamba-hamba-Nya. Allah Ta’ala berfirman:

وَاللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ

“Dan Allah melebihkan sebahagian kalian dari sebagian yang lain, dalam hal rezeki” (An-Nahl: 71).

اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

“Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (Al-‘Ankabuut: 62).
Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah menafsirkan firman Allah di dalam surat Al-‘Ankabuut ayat 62 di atas:

الحمد لله، الذي خلق العالم العلوي والسفلي، وقام بتدبيرهم ورزقهم، وبسط الرزق على من يشاء، وضيقه على من يشاء، حكمة منه، ولعلمه بما يصلح عباده وما ينبغي لهم

“Segala puji hanya bagi Allah, yang telah menciptakan alam atas dan bawah, serta mengatur mereka dan memberi rezeki mereka, melapangkan rezeki bagi hamba yang Allah kehendaki dan menyempitkan rezeki hamba yang Allah kehendaki. Hal itu merupakan kebijaksanaan dari-Nya, dan sesuai dengan ilmu-Nya, tentang apa yang bermanfaat dan yang layak bagi hamba-hamba-Nya” (Tafsir As-Sa’di, hal. 746 ).
Terkadang memang sebagian orang ada yang mati kelaparan dan sebenarnya ini tidaklah bertentangan dengan nama Allah Ar-Razzaaq (Yang Banyak Memberi rezeki).
Allah tetap dikatakan Dzat Yang Maha Memberi Rezeki dan Allah telah memberikan kepada orang tersebut, jatah rezekinya secara penuh, dan sudah menyempurnakan ajalnya. Allah memberikan rezeki kepada orang itu, semua dari apa yang telah Allah takdirkan untuknya. Sehingga ketika Allah mencabut nyawanya, ia dalam keadaan telah memeroleh rezekinya secara penuh, tidak terkurangi sedikit pun.
Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:

أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِىَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ

“Wahai manusia, bertakwalah kepada Allah dan pilihlah cara yang baik dalam mencari rezeki. Karena tidaklah suatu jiwa akan mati hingga terpenuhi rezekinya, walau lambat rezeki tersebut sampai kepadanya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan pilihlah cara yang baik dalam mencari rezeki. Ambillah rezeki yang halal dan tinggalkanlah rezeki yang haram” (HR. Ibnu Majah, dan Syaikh Al-Albani menshahihkannya).
Ya, memang Allah telah menentukan rezeki orang yang mati kelaparan tersebut lebih sedikit dari sebagian orang yang lain, namun ada hikmah di baliknya yang Allah ketahui. Dan Allah Maha Mengetahui tentang apa saja yang cocok bagi setiap hamba-Nya. Dan Maha Mengetahui siapa saja yang cocok mendapatkan rezeki banyak, dan siapa saja yang cocok mendapatkan rezeki sedikit.
Nasihat Bagi Yang Mendapatkan Rezeki Yang Sedikit
Segala kenikmatan dan kesempitan yang Allah berikan hanyalah sebagai cobaan semata, bukan sebagai penghormatan atau penghinaan. Dengan cobaan itu, akan tampak orang yang bersyukur dengan orang yang bersabar, atau kebalikannya. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Allah ta’ala berfirman:

فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ

(15) “Adapun manusia, apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya, dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: ‘Tuhanku telah memuliakanku”.

وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ

(16) “Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: ‘Tuhanku menghinakanku’”.

كَلَّا

(17) “Sekali-kali tidak (demikian)” (Al-Fajr:15-17).
Maksudnya, bahwa hakikat persoalannya tidaklah sebagaimana yang diperkirakan oleh manusia.
Sesungguhnya, barang siapa yang bersabar dengan sedikitnya rezeki di dunia, dan bersabar atas keterluputan mendapatkan rezeki yang banyak di dunia, maka Allah akan menggantinya dengan kenikmatan yang sangat besar di Surga, dan ia akan melupakan musibah yang dirasakannya sewaktu di dunia. Bahkan satu kali celupan saja di Surga, akan menyebabkan sirnanya seluruh lelah-letih dan derita sewaktu di dunia, meski ia adalah orang yang paling menderita sewaktu di dunia. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:

وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا فِي الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيُصْبَغُ صَبْغَةً فِي الْجَنَّةِ فَيُقَالُ لَهُ يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطَُّلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ فَيَقُولُ لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا مَرَّ بِي بُؤْسٌ قَطُّ وَلَا رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ

“Kemudian didatangkan orang yang paling sengsara hidupnya di dunia dari penduduk  Surga, lalu ia dicelupkan satu kali celupan ke dalam Surga. Kemudian ditanya: ‘Wahai keturunan Adam, apakah engkau pernah melihat penderitaan sebelumnya sedikit saja? Apakah angkau pernah merasakan kesengsaraan sedikit saja?’ Orang itu berkata: ‘Tidak demi Allah, wahai Tuhanku, aku tidak pernah melihat penderitaan dan tidak merasakan kesengsaraan sama sekali sebelumnya’”. (HR. Muslim).
Semoga bermanfaat.
 
***
Referensi:
Tafsir As-Sa’di.
Fatwa Islamweb.net, no.  14649
http://ar.Islamway.net/fatwa/7042/
 
Penulis: Al- Ustadz Sa’id Abu Ukasyah hafizahullah
[Artikel Muslim.Or.Id]
Sumber: https://muslim.or.id/25097-mengapa-ada-yang-mati-kelaparan-padahal-rezeki-sudah-dijamin.html