بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#Nasihat_Ulama

MEMILIH GURU DENGAN MELIHAT SIAPA TEMAN BERGAULNYA

Teman bergaul sedikit banyak akan memberikan pengaruh ke dalam diri seseorang. Bahkan salah bergaul termasuk penyesalan terbesar di Hari Kiamat.

Allah ‘azza wa jalla berfirman:

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا، يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا، لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا

“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang zalim menggigit dua jarinya (menyesali perbuatannya), seraya berkata: “Wahai! Sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si Fulan sebagai teman karibku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Alquran ketika Alquran itu telah datang kepadaku. Dan setan itu adalah penipu manusia.” [Al-Furqon: 27-29]

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلْ

“Seseorang itu tergantung agama teman karibnya. Maka hendaklah setiap kalian melihat, siapa yang hendak ia jadikan teman karib.” [HR. Ahmad, Abu Daud dan At-Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Al-Misykaah: 5019]

Nasihat dan Peringatan Ulama Salaf

Al-Imam Al-‘Ashma’i rahimahullah berkata:

لَمْ أَرَ بَيْتًا قَطُّ أَشْبَهَ بِالسُّنَّةِ مِنْ قَوْلِ عَدِيٍّ: عَنِ الْمَرْءِ لَا تَسْأَلْ وَأَبْصِرْ قَرِينَهُ … فَإِنَّ الْقَرِينَ بِالْمُقَارَنِ يَقْتَدِي

“Saya tidak pernah sama sekali melihat sebuah bait syair yang lebih sesuai dengan sunnah daripada ucapan ‘Adi (seorang penyair): Tentang seseorang, janganlah engkau tanyakan. Namun lihatlah teman bergaulnya, karena seorang teman akan mengikuti temannya.” [Al-Ibaanah Al-Kubro, no. 378]

Al-Imam Al-A’masy rahimahullah berkata:

كَانُوا لَا يَسْأَلُونَ عَنِ الرَّجُلِ , بَعْدَ ثَلَاثٍ: مَمْشَاهُ , وَمَدْخَلِهِ , وَأُلْفِهِ مِنَ النَّاسِ

“Dahulu generasi Salaf tidak lagi bertanya tentang seseorang setelah mengetahui tiga hal tentang dirinya: Teman berjalannya, teman bergaulnya dan teman dekatnya.” [Al-Ibaanah Al-Kubro, no. 419]

Al-Imam Al-Auza’i rahimahullah berkata:

مَنْ سَتَرَ عَنَّا بِدْعَتَهُ لَمْ تُخْفِ عَلَيْنَا أُلْفَتُهُ

“Siapa yang menyembunyikan bid’ahnya dari kami, maka tidak akan tersembunyi pertemanannya.” [Al-Ibaanah Al-Kubro, no. 420]

Al-Imam Yahya bin Sa’id Al-Qotthon rahimahullah berkata:

لَمَّا قَدِمَ سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ الْبَصْرَةَ: جَعَلَ يَنْظُرُ إِلَى أَمْرِ الرَّبِيعِ يَعْنِي ابْنَ صُبَيْحٍ , وَقَدْرَهُ عِنْدَ النَّاسِ , سَأَلَ: أَيُّ شَيْءٍ مَذْهَبُهُ؟ قَالُوا: مَا مَذْهَبُهُ إِلَّا السُّنَّةُ قَالَ: مَنْ بِطَانَتُهُ؟ قَالُوا: أَهْلُ الْقَدَرِ قَالَ: هُوَ قَدَرِيٌّ

“Ketika Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri datang ke Bashrah, maka beliau mulai memerhatikan perkara Ar-Robi’ bin Shubaih dan kedudukannya di tengah manusia. Beliau pun bertanya: Apa mazhabnya? Mereka berkata: Tidak lain mazhabnya kecuali sunnah. Beliau berkata: Siapa kawan dekatnya? Mereka berkata: Para pengingkar takdir. Beliau berkata: Maka dia adalah pengikut Qodariyyah (Golongan pengingkar takdir).” [Al-Ibaanah Al-Kubro, no. 421]

Al-Imam Al-‘Ashma’i rahimahullah berkata:

سَمِعْتُ بَعْضَ فُقَهَاءِ الْمَدِينَةِ يَقُولُ: إِذَا تَلَاحَمَتْ بِالْقُلُوبِ النِّسْبَةُ تَوَاصَلَتْ بِالْأَبْدَانِ الصُّحْبَةُ. قَالَ الشَّيْخُ: وَبِهَذَا جَاءَتِ السُّنَّةُ

‘Aku pernah mendengar sebagian Fuqoho Madinah berkata: “Apabila hati telah dekat dalam penisbatan, maka badan akan menyatu dalam pertemanan.” Ibnu Baththoh rahimahullah mengomentari: Ucapan ini telah dijelaskan dalam sunnah.” [Al-Ibaanah Al-Kubro, no. 422]

Sumber: http://sofyanruray.info/memilih-guru-dengan-melihat-siapa-teman-bergaulnya/