Memberi Makanan Berbuka Puasa Harus Langsung atau Boleh Lewat Perantara?

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga” (HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5/192, dishahihkan oleh AL-Albani).

Bagaimana jika memberi makan berbuka ini melalui perantara yayasan atau lembaga yang mengoordinasikan mengumpulkan sumbangan kaum muslimin, dan memberi makan kepada orang-orang miskin? Apakah pahalanya sebagaimana dalam hadis juga?

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah ditanya:

Sebagian Yayasan (lembaga) sosial mengumpulkan sumbangan dari kaum muslimin untuk menyediakan makanan berbuka puasa bagi orang-orang miskin kaum Muslimin pada bulan Ramadhan. Apakah pahala memberi makanan buka puasa sampai kepadanya (penyumbang) atau apakah penyumbang harus menyerahkan makanan buka puasa tersebut dengan sendiri?

Beliau menjawab:

Jika seorang Muslim menyumbangkan untuk berbuka puasa bagi orang yang berpuasa, maka ia akan mendapat pahala dari sedekah tersebut sama saja, apakah ia menyerahkan dengan sendiri atau diwakilkan oleh orang atau lembaga sosial yang ia percaya.

(Majmu’ Fatawa Bin Baz, sumber: http://www.binbaz.org.sa/mat/554)

Penerjemaah : dr. Raehanul Bahraen

 

http://muslim.or.id/17467-fatwa-ramadhan-memberi-makanan-berbuka-puasa-harus-langsung-atau-boleh-dengan-perantara.html