بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ
MASIH ISBAL?
>> Hukum Celana di Bawah Mata Kaki
 
Saudaraku, masihkah engkau isbal dalam berpakaian (memakai celana)? Cobalah perhatikan hadis-hadis berikut ini:
 
Rasulullah ﷺ bersabda:
 
ثلاثة لا يكلمهم الله يوم القيامة ولا ينظر إليهم ولا يزكيهم ولهم عذاب أليم المسبل والمنان والمنفق سلعته بالحلف الكاذب
 
“Ada tiga jenis manusia yang tidak akan diajak biacar oleh Allah pada Hari Kiamat, tidak dipandang, dan tidak akan disucikan oleh Allah. Untuk mereka bertiga siksaan yang pedih. Itulah laki-laki yang ISBAL, orang yang mengungkit-ungkit sedekah, dan orang yang melariskan barang dagangannya dengan sumpah palsu.” [HR. Muslim 106]
 
لا تسبن أحدا ، ولا تحقرن من المعروف شيئا ، ولو أن تكلم أخاك وأنت منبسط إليه وجهك ، إن ذلك من المعروف ، وارفع إزارك إلى نصف الساق ، فإن أبيت فإلى الكعبين ، وإياك وإسبال الإزار ؛ فإنه من المخيلة ، وإن الله لا يحب المخيلة
 
“Janganlah kalian mencela orang lain. Janganlah kalian meremehkan kebaikan sedikit pun, walaupun itu hanya dengan bermuka ceria saat bicara dengan saudaramu. Itu saja sudah termasuk kebaikan. Dan naikkan kain sarungmu sampai pertengahan betis. Kalau engkau enggan, maka sampai mata kaki. JAUHILAH ISBAL dalam memakai kain sarung. Karena ISBAL itu (sendiri) adalah kesombongan. Dan Allah tidak menyukai kesombongan.” [HR. Abu Daud 4084, Shahih Sunan Abi Daud]
 
مررت على رسول الله صلى الله عليه وسلم وفي إزاري استرخاء فقال: يا عبد الله ارفع إزارك! فرفعته. ثم قال: زد! فزدت. فما زلت أتحراها بعد. فقال بعض القوم: إلى أين؟ فقال: أنصاف الساقين
 
“Aku (Ibnu Umar) pernah melewati Rasulullah ﷺ, sementara kain sarungku terjurai (sampai ke tanah). Beliau ﷺ pun bersabda: “Hai Abdullah, naikkan sarungmu!”. Aku pun langsung menaikkan kain sarungku. Setelah itu Rasulullah ﷺ bersabda: “Naikkan lagi!” Aku naikkan lagi. Sejak itu aku selalu menjaga agar kainku setinggi itu.” Ada beberapa orang yang bertanya: “Sampai di mana batasnya?” Ibnu Umar menjawab: “Sampai pertengahan kedua betis.” [HR. Muslim 2086]
 
Dari Mughirah bin Syu’bah Radiyallahu anhu, beliau berkata:
 
رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم أخذ بحجزة سفيان بن أبي سهل فقال يا سفيان لا تسبل إزارك فإن الله لا يحب المسبلين
 
“Aku melihat Rasulullah ﷺ mendatangi kamar Sufyan bin Abi Sahl, lalu beliau ﷺ berkata: ‘Wahai Sufyan, janganlah engkau ISBAL. Karena Allah tidak mencintai orang-orang yang musbil’.” [HR. Ibnu Maajah 2892, Ahmad 4/26, Shahih, dalam Ash-Shahihah 2862]
 
Allah taala berfirman:
 
فإن تنازعتم في شيء فردوه إلى الله والرسول إن كنتم تؤمنون بالله واليوم الآخر ذلك خير وأحسن تأويلا
 
“Jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Alquran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” [QS. An Nisa 59]
 
فلا وربك لا يؤمنون حتى يحكموك فيما شجر بينهم ثم لا يجدوا في أنفسهم حرجا مما قضيت ويسلموا تسليما
 
“Maka demi Rabb-mu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman, hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan. Kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” [QS. An Nisaa 65]
 
 
 
Penyusun | Abdullah bin Suyitno (عبدالله بن صيتن)
 
 #isbal #masihisbal #hukumcelanadibawahmatakaki #sombong #kesombongan #mengangkatharkatmartabat #mengangkatcelana #celanacingkrang #hukumisbal