بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

MASAK SIH, SOLUSI MASALAH NEGERI ADALAH MENGAJI TAUHID?

Banyak orang yang ragu, bahkan seakan tidak lagi percaya, bahwa solusi carut marut negeri kita ialah dengan cara kembali mengaji dan mendalami agama kita, lalu mengamalkan dan mendakwahkannya.

Sampai-sampai banyak orang yang berkata: “Lha kalau kita tidak ikut nyebur ke dunia politik, atau ikut memerebutkan kursi yang ada, maka orang-orang kafirlah yang akan menguasai negeri kita”. “Lha sekarang sudah jungkir balik saja, kursi berhasil dikuasai oleh orang kafir, dan cecunguknya”.

Betul sobat. Gara-gara kita jungkir balik rebutan kursi, akhirnya kita lupa, bahwa kursi itu sebenarnya milik Allah Ta’ala. Kita pikir kursi itu milik rakyat, sampai-sampai kita terjerambab dalam kebutaan idiologi sesat: “Suara rakyat adalah suara Tuhan“.

Karena kita lupa pemilik kursi yang sebenarnya, akhirnya kita hanya berbekalkan otot, sedangkan otot kita tak sekuat otot orang-orang kafir. Ya pantas saja kita kalah. Allah Ta’ala berfirman:

قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاء وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاء وَتُعِزُّ مَن تَشَاء وَتُذِلُّ مَن تَشَاء بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang memunyai kerajaan. Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki, dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS. Ali Imran 26).

Barang kali kita berkata: “Waah, tambah ngawur saja nih. Lha kalau kita hanya ngaji dan ngaji, lalu beribadah dan berdoa saja, apa ya mungkin Islam dapat berkuasa? Atau malah sebaliknya, Islam malah tersingkirkan?“.

Sobat! Inilah ujian iman yang sebenarnya. Barang kali ini salah satu hikmah yang dapat kita petik dari membaca surat Al Kahfi setiap Jumat. Dalam surat ini dikisahkan, bagaimana para pemuda Ashabul Kahfi, yang telah kehabisan akal dan cara untuk bisa mengislamkan umatnya, hingg akhirnya mereka bersembunyi di dalam suatu gua, dan kemudian mereka tertidur selama 309 tahun.

Dan Subhanallah. Tatkala mereka terjaga dari tidurnya, ternyata kaumnya telah berubah 100 %, mereka semua telah beriman.

Allah Ta’ala juga menceritakan kisah kaumnya Nabi Yunus alaihissalam. Tatkala Nabi Yunus telah merasa kehabisan cara dan asa untuk mengislamkan kaumnya, beliau pergi agar tidak ikut terkena azab. Namun subhanallah. Setelah kepergian beliau, ternyata kaumnya mendapat hidayah dan beriman, sedangkan beliau harus menerima takdir, ditelan ikan besar hingga beberapa saat.

Bagaimana sobat. Masih ragu, bahwa pemilik kursi yang sebenarnya adalah Allah? Mintalah kursi tersebut kepada pemiliknya yang sebenarnya. Bagaimana caranya? Ya tentu dengan menegakkan iman kita, ibadah kita, rasa cinta kita, rasa takut kita dan pengagungan kita hanya kepada-Nya.

Percayalah, bila jiwa-jiwa umat Islam Indonesia telah suci dari noda-noda syirik dan bid’ah, tiada akan pernah telat atau tertunda, kursi segera menjadi milik umat Islam. Demikianlah janji Allah Ta’ala:

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu, dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa. Dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutanh menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada memersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik” (QS. An Nur 55).

***

Penulis: Dr. Muhammad Arifin Badri, Lc., MA.,

[Artikel Muslim.or.id]