بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#DakwahTauhid

LAA ILAAHA ILLALLAAH, MAKNA YANG BENAR DAN YANG SALAH

Pemahaman yang salah tentang kalimat syahadat Laa ilaaha illallaah (لَا إِلَٰهَ إِلَّا الله) beredar di sekitar kaum Muslimin, baik itu kesalahan dalam masalah keyakinan maupun amal perbuatan.
Bahkan kesalahan dalam memahami syahadat ini dapat berakibat terjatuhnya seseorang ke dalam kesyirikan. Untuk itu sangatlah penting bagi kita untuk mengetahui, manakah yang benar dan yang salah dari syahadat tersebut, agar kita tidak terjatuh ke dalam kesalahan yang dapat berakibat terjerumusnya kita ke dalam dosa syirik.

Allah berfirman yang artinya:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik. Dan Dia mengampuni segala dosa di bawah syirik, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang memersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” [QS. An Nisa: 48]

Di antara kesalahan-kesalahan itu adalah:

1. Memaknai Laa ilaaha illallaah dengan Tiada Tuhan Selain Allah?
Di antara kesalahan dalam syahadat adalah memaknai Laa ilaaha illallaah dengan ‘Tiada Tuhan selain Allah’.
Konsekuensi dari pemaknaan ini menyebabkan setiap orang yang mengakui Allah adalah Tuhan, maka ia telah masuk Islam. Padahal kaum musyrik Quraisy pun mengakui, bahwa Allah-lah Tuhan mereka. Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi. Allah-lah yang menghidupkan dan mematikan mereka. Allah-lah yang memberi mereka rezeki. Namun pengakuan mereka ini tidaklah menyebabkan mereka masuk Islam.
Mereka tetap dinyatakan kafir oleh Allah dan Rasul-Nya ﷺ. Bahkan Rasulullah ﷺ pun tetap memerangi mereka.
Hal ini sebagaimana yang difirmankan oleh Allah yang artinya:
“Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Atau siapakah yang Kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan? Dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup? Dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab: “Allah”. Maka katakanlah “Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?” [QS. Yunus: 31]

2. Memaknai Laa ilaaha illallaah dengan Tiada Sesembahan Selain Allah?

Kesalahan lainnya mengenai syahadat Laa ilaaha illallaah adalah memaknainya dengan Tiada Sesembahan selain Allah.
Pemaknaan ini jelas-jelas menyimpang dari yang dimaksudkan oleh Allah dan Rasul-Nya ﷺ. Karena konsekuensi dari makna ini ialah, bahwa seluruh Sesembahan yang ada di muka bumi ini adalah Allah (sebagaimana pernyataan ‘Tidak ada Nabi kecuali laki-laki’ berarti ‘Semua Nabi adalah laki-laki’). Hal ini jelas-jelas mustahil, karena apakah mungkin Budha, Yesus, Dewa Wisnu, Dewa Krishna, Dewa Brahma, Dewi Sri dan Sesembahan-Sesembahan lainnya itu adalah Allah?
Bahkan konsekuensi pemahaman ini lebih buruk dari pemahaman orang Nasrani yang menjadikan Nabi Isa sebagai Allah itu sendiri. Sebagaimana firman-Nya yang artinya: “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah Al masih putera Maryam”.” [QS/ Al Maidah: 72]

3. Pengertian Yang Benar Dari Syahadat Laa Ilaaha Illallaah

Lalu, apakah makna yang benar dari syahadat Laa ilaaha illallaah? Makna syahadat Laa ilaaha illallaah adalah:
“Tiada Sesembahan yang berhak untuk disembah/diibadahi dengan benar selain Allah. Atau dengan kata lain, Tiada Sesembahan yang benar kecuali Allah.”

Pengertian ini sangat sesuai dengan kenyataan yang ada di sekitar kita. Kita lihat bahwa sesungguhnya di dunia ini begitu banyak Sesembahan yang disembah/diibadahi selain Allah. Namun semua Sesembahan itu adalah batil. Sesembahan-Sesembahan itu tidak layak dan tidak pantas untuk disembah/dibadahi.
Hanya Allah-lah satu-satunya yang berhak dan benar untuk disembah. Hal ini sebagaimana doa yang sering kita ucapkan berulang-ulang kali di dalam salat kita “Hanya kepada-Mulah kami beribadah”.

 

Sumber: https://aslibumiayu.net/4092-laa-ilaaha-illallaah-antara-yang-benar-dan-yang-salah.html