بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

KSA: POTRET NYATA NEGERI YANG DIBERKAHI

Selama mendampingi Syaikh Anis Thahir di Indonesia, ada beberapa kejadian yang terkadang membuat saya tersenyum bila mengingatnya.

Di antaranya saat akan memasuki jalan tol, syaikh bertanya: “Kenapa kita harus bayar? Bukankah jalan ini fasilitas umum?

Selanjutnya setiap kali meninggalkan tempat pemberhentian/parkir, syaikh lagi-lagi bertanya, mengapa harus bayar? Bukankah ini tempat umum?

Saya hanya diam dan tersenyum.

Syaikh lalu berkata: “Puji syukur kepada Allah, zakat dan sedekah telah membebaskan kami dari semua pungutan ini”.

Alhamdulillah.

Bagi orang yang pernah bermukim di KSA pastinya akan takjub dengan berbagai nikmat yang Allah limpahkan terhadap negeri ini.

Di negeri ini, kita bisa menikmati jalan bebas hambatan tanpa pungutan. Kita pun bisa memarkir mobil di mana saja tanpa ada pungutan.

Di negeri ini, pajak tidak diberlakukan. Listrik dan air bersih disubsidi pemerintah. Kesehatan dan pendidikan 100% ditanggung negara. Negara bahkan memberikan uang saku bagi pelajar pada tingkat SMA dan perguruan tinggi.

Di negeri ini, harga air minum kemasan jauh lebih mahal dari BBM.
Satu botol air kemasan 600 ml harganya SR 1,00 = Rp 3800. Sedangkan satu liter bensin harganya 50 Halalah atau setengah Reyal. Buah dan sayur pun terbilang murah.

Setiap Ramadan tiba, tak terhitung jumlah dermawan yang membagikan makan gratis. Begitu juga di musim haji.
Selain nikmat materi, adalagi nikmat yang mungkin akan sulit kita dapatkan di tempat lain, yaitu nikmat keamanan.

Di sini, kendaraan dibiarkan pemiliknya terparkir di luar rumah tanpa penjaga.
Bahkan Anda bisa memanaskan mobil dan meninggalkannya begitu saja tanpa ada rasa takut diambil orang.
Bila azan tiba, semua menuju tempat azan dikumandangkan. Sebagian pedagang menutup dagangannya hanya dengan kain seadanya, tanpa takut kemalingan.

Di sini, barang yang ketinggalan di taksi/mobil tumpangan masih bisa kembali. Banyak kisah yang pernah dialami teman-teman soal ini. Kami pun pernah beberapa kali mengalaminya. Waktu itu dalam perjalanan menuju Masjid Nabawi HP dan tas uang kami tertinggal di naql (mobil tumpangan) milik seorang Badui. Tahun itu adalah tahun pertama kami di Madinah.
Saya sempat cemas bukan kepalang, mengingat di HP tersebut tersimpan nomor-nomor penting serta catatan harian kami.

Tapi masyaallah…
Rupanya pada hari itu, setiap selesai sholat pemilik naql itu berdiri pintu no 8 Masjid Nabawi. Iya, pintu no 8 adalah pintu yang biasa dilalui mahasiswa UIM. Pemilik naql itu melihat satu persatu mahasiswa yang keluar.
Saat kami keluar, tiba-tiba ada yang menepuk bahu kami dari belakang. “Ya akhi… Kemana saja. Sejak tadi saya berdiri di sini menunggu Anda. Ini HP dan tas Anda yang ketinggalan di mobil saya tadi, ucapnya dengan dielek Badui yang khas. Setelah menyerahkan HP dan tas, ia pun berlalu masuk dalam kerumunan orang banyak, yang baru saja keluar dari Masjid Nabawi.

Pernah juga, untuk kesekian kalinya, tas saya tertinggal di naql. Alhamdulillah, pemilik naql menitipkannya pada salah seorang teman. Seingat kami, pemilik naql itu menitipkannya kepada Ustadz Ahmad Syakir hafidzohullah-. Jazahumullah khoiron.

Maha Benar Allah yang telah berfirman:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ.

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi”

Begitulah

Keberkahan akan membuat negeri yang tandus menjadi Surga bagi penduduknya. Sebaliknya, negeri yang hijau akan berubah bak Neraka bagi penduduknya, bila keberkahan diangkat dari negeri tersebut.

وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka, disebabkan perbuatannya.” (Al-A’raf: 96)

Hatiku berguman.
“Indonesia juga bisa.
Setidaknya harapan itu masih ada. Insyaallah.
Mari kita mulai dari Bab Akidah…”

Catatan:

Perlu disadari, bahwa penduduk negeri ini bukan malaikat. Sehingga wajar bila masih ada kekurangan di sana sini. Apalagi dengan semakin bertambahnya jumlah imigran di KSA, setidaknya telah memengaruhi pertumbuhan kriminal di negeri ini. Meskipun demikian, angka kriminal masih terbilang kecil dibanding di negara-negara lain.

Wallahu a’lam

 

Penulis: Aan Chandra Thalib – ACT El-Gharantaly