بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

☘ ? ☘ KEUTAMAAN ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ ☘ ? ☘

Abu Bakar ash-Shiddiq adalah sahabat Rasulullah ﷺ yang paling mulia. Bahkan dikatakan ia adalah manusia termulia setelah para nabi dan rasul. Keutamannya adalah sesuatu yang melegenda. Hal itu diketahui oleh kalangan awam sekalipun. Membaca kisah perjalanan hidupnya seakan-akan kita merasa hidup di dunia hayal. Apa benar ada orang seperti ini pernah menginjakkan kaki di bumi? Apalagi di zaman kita saat ini, memang manusia teladan sudah sulit terlestari.

Namun seiring pergantian masa dan perjalanan hidup manusia, ada segelintir orang atau kelompok yang mulai mencoba mengritik perjalanan hidup Abu Bakar ash-Shiddiq, setelah Allah dan Rasul-Nya memuji pribadinya. Allah meridhainya dan menjanjikan Surga untuknya, radhiallahu ‘anhu.

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka, dan mereka pun ridha kepada Allah. Dan Allah menyediakan bagi mereka Surga-Surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah: 100)

Kritik tersebut mulai berpengaruh pada jiwa-jiwa yang mudah tertipu, kepada hati yang lalai, dan kepada pribadi-pribadi yang memiliki hasad kepada generasi pertama.

Kali ini kita tidak sedang menceritakan kepribadian Abu Bakar secara utuh, karena hal itu sulit diceritakan di tulisan yang singkat ini. Tulisan ini akan menyuplikkan sebagian teks-teks syariat yang menjelaskan tentang kemuliaan Abu Bakar.

? Nasab dan Karakter Fisiknya

Nama Abu Bakar adalah Abdullah bin Utsman at-Taimi, namun kun-yahnya (Abu Bakar) lebih populer dari nama aslinya sendiri. Ia adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Ta-im bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr al-Qurasyi at-Taimi. Bertemu nasabnya dengan Nabi ﷺ pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Luai.

Ibunya adalah Ummu al-Khair, Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Ta-im. Dengan demikian ayah dan ibu Abu Bakar berasal dari bani Ta-im.

Ummul Mukminin, Aisyah radhiallahu ‘anha menuturkan sifat fisik ayahnya: “Ia seorang yang berkulit putih, kurus, tipis kedua pelipisnya, kecil pinggangnya, wajahnya selalu berkeringat, hitam matanya, dahinya lebar, tidak bisa bersaja’, dan selalu mewarnai jenggotnya dengan memakai inai atau katam (Thabaqat Ibnu Sa’ad, 1: 188).

Adapun akhlak Abu Bakar, ia adalah seorang yang terkenal dengan kebaikan, keberanian, sangat kuat pendiriannya, mampu berpikir tenang dalam keadaan genting sekalipun, penyabar yang memiliki tekad yang kuat, dalam pemahamannya, paling mengerti garis keturunan Arab, orang yang bertawakal dengan janji-janji Allah, wara’ dan jauh dari kerancuan pemikiran, zuhud, dan lemah lembut. Ia juga tidak pernah melakukan akhlak-akhlak tercela pada masa jahiliyah, semoga Allah meridhainya.

Sebagaimana yang telah masyhur, ia adalah termasuk orang yang pertama memeluk Islam.

? Keutamaan Abu Bakar

? – Orang yang Rasulullah ﷺ Percaya Untuk Menemaninya Berhijrah ke Madinah

إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad), maka sesungguhnya Allah telah menolongnya, (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah), sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita”. (QS. At-Taubah: 40)

Dalam perjalanan hijrah ini, Abu Bakar menjaga, melayani, dan memuliakan Rasulullah ﷺ. Ia memersilakan Rasul ﷺ untuk beristirahat, sementara dirinya menjaganya seolah-olah tidak merasakan letih dan butuh untuk istirahat.

Anas bin Malik meriwayatkan dari Abu Bakar, Abu Bakar mengatakan: “Ketika berada di dalam gua, aku berkata kepada Rasulullah ﷺ: ‘Sekiranya orang-orang musyrik ini melihat ke bawah kaki mereka pastilah kita akan terlihat’. Rasulullah ﷺ menjawab: ‘Bagaimana pendapatmu wahai Abu Bakar, dengan dua orang manusia, sementara Allah menjadi yang ketiga (maksudnya Allah bersama dua orang tersebut)’. Rasulullah ﷺ menenangkan hati Abu Bakar, di saat-saat mereka dikepung oleh orang-orang musyrikin Mekah yang ingin menangkap mereka.

? – Sebagai Sahabat Nabi ﷺ yang Paling Dalam Ilmunya

Abu Said al-Khudri mengatakan: “Suatu ketika, Rasulullah ﷺ berkhutbah di hadapan para sahabatnya dengan mengatakan: ‘Sesungguhnya Allah telah menyuruh seorang hamba untuk memilih dunia atau memilih ganjaran pahala dan apa yang ada di sisi-Nya, dan hamba tersebut memilih apa yang ada di sisi Allah’.

Kata Abu Sa’id, “(Mendengar hal itu), Abu Bakar menangis. Kami heran, mengapa ia menangis, padahal Rasulullah ﷺ hanya menceritakan seorang hamba yang memilih kebaikan. Akhirnya kami ketahui, bahwa hamba tersebut tidak lain adalah Rasulullah ﷺ sendiri. Abu Bakar-lah yang paling mengerti, serta berilmu di antara kami. Kemudian Rasulullah ﷺ melanjutkan khutbahnya:

“Sesungguhnya, orang yang paling besar jasanya dalam persahabatan dan kerelaan mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar. Andai saja aku diperbolehkan memilih kekasih selain Rabbku, pasti aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasih. Namun cukuplah persaudaraan se-Islam dan kecintaan karenanya.”

? – Kedudukan Abu Bakar di Sisi Rasulullah ﷺ

Dari Amr bin Ash, Rasulullah ﷺ pernah mengutusku dalam Perang Dzatu as-Salasil. Saat itu aku menemui Rasulullah ﷺ dan bertanya kepadanya: “Siapakah orang yang paling Anda cintai?” Rasulullah ﷺ menjawab: “Aisyah.” Kemudian kutanyakan lagi: “Dari kalangan laki-laki?” Rasulullah ﷺ menjawab: “Bapaknya (Abu Bakar).”

? – Saat Masih Hidup di Dunia, Abu Bakar Sudah Dipastikan Masuk Surga

Abu Musa al-Asy’ari mengisahkan, suatu hari dia berwudhu di rumahnya, lalu keluar menemani Rasulullah ﷺ. Abu Musa berangkat ke masjid dan bertanya di mana Nabi ﷺ, dijawab bahwa Nabi ﷺ keluar untuk suatu keperluan. Kata Abu Musa: “Aku pun segera pergi berusaha menyusulnya sambil bertanya-tanya, hingga akhirnya beliau masuk ke sebuah kebun yang teradapat sumur yang dinamai sumur Aris. Aku duduk di depan pintu kebun, hingga beliau menunaikan keperluannya.

Setelah itu aku masuk ke kebun dan beliau sedang duduk-duduk di atas sumur tersebut sambil menyingkap kedua betisnya dan menjulur-julurkan kedua kakinya ke dalam sumur. Aku mengucapkan salam kepada beliau, lalu kembali berjaga di depan pintu sambil bergumam: “Hari ini aku harus menjadi penjaga pintu Rasulullah ﷺ.” Tak lama kemudian datanglah seseorang ingin masuk ke kebun, kutanyakan: “Siapa itu?” Dia menjawab: “Abu Bakar.” Lalu kujawab: “Tunggu sebentar.” Aku datang menemui Rasulullah ﷺ dan bertanya padanya: “Wahai Rasulullah, ada Abu Bakar datang dan meminta izin masuk.” Rasulullah ﷺ menjawab: “Persilakan dia masuk, dan beritahukan padanya, bahwa dia adalah penghuni Surga.”

⤵️ Penutup

Demikianlah Abu Bakar ash-Shiddiq dengan keutamaan-keutamaan yang ada padanya. Sebuah keistimewaan yang mungkin tidak pernah terlintas di benak kita, dijamin Surga, menjadi kekasih Rasul ﷺ, orang kecintaan Rasulullah ﷺ, dan sahabat dekatnya. Lalu bagaimana bisa di hari ini ada orang yang merendahkan kedudukan beliau, setelah Allah dan Rasul-Nya memuliakan dia?

Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjauhkan kita dari sifat buruk yang merendahkan wali-Nya, menjadi musuh orang yang Dia cintai. Semoga Allah meridhai Abu Bakar ash-Shiddiq.

Sumber: al-Bidayah wa an-Nihayah

? Ditulis oleh Nurfitri Hadi
[Artikel www.KisahMuslim.com]

 

┄┄┉┉✽̶»̶̥  ?? ? »̶̥✽̶┉┉┄┄