Kenapa Perayaan Isra’ Mi’raj Adalah Mungkar?

Pertama: Bid’ah (mengada-ada) dalam agama, karena tidak ada dalil yang menunjukkannya. Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

““Barang siapa yang mengada-adakan perkara baru dalam agama kami ini apa yang tidak berasal darinya, maka ia tertolak.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu’anha]

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَد

“Barang siapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak kami perintahkan, maka amalan tersebut tertolak.” [HR. Muslim dari Aisyah radhiyallahu’anha]

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

“Ammaa ba’du, sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad (ﷺ) dan seburuk-buruk urusan adalah perkara baru (dalam agama) dan semua perkara baru (dalam agama) itu sesat.” [HR. Muslim dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhuma]

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

“Aku wasiatkan kalian agar senantiasa bertakwa kepada Allah, serta mendengar dan taat kepada pemimpin (negara) meskipun pemimpin tersebut seorang budak dari Habasyah, karena sesungguhnya, siapa pun di antara kalian yang masih hidup sepeninggalku akan melihat perselisihan yang banyak (dalam agama). Maka wajib bagi kalian (menghindari perselisihan tersebut) dengan berpegang teguh kepada Sunnahku dan Sunnah Al-Khulafa’ur Rasyidin yang telah mendapat petunjuk. Peganglah sunnah itu dan gigitlah dengan gigi geraham kalian. Dan berhati-hatilah kalian terhadap perkara baru (bid’ah dalam agama) karena setiap bid’ah itu sesat.” [HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi dari ‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu’anhu]

Sahabat yang Mulia Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma berkata:

كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةُ وَإِنْ رَآهَا النَّاس حَسَنَة

“Setiap bid’ah itu sesat, meski manusia menganggapnya hasanah (baik).” [Dzammul Kalaam: 276]

Kedua: Tasyabbuh (menyerupai) orang-orang kafir, yaitu menyerupai perayaan Paskah (kenaikan) Yesus dalam keyakinan Nasrani. Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia bagian dari mereka.” [HR. Abu Daud dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, Shahih Al-Jaami’: 6149]

Ketiga: Berbagai kemungkaran yang terjadi dalam perayaannya, seperti:

  • Ikhtilat (campur baur) antara laki-laki dan wanita,
  • Lagu-lagu, nyanyian dan musik,
  • Mengada-adakan dzikir-dzkir dan doa-doa khusus, tanpa petunjuk dari Rasulullah ﷺ,
  • Menyampaikan atau mendengarkan ceramah-ceramah tanpa ilmu, tanpa berdasarkan dalil-dalil Aquran dan As-Sunnah sesuai Pemahaman Salaf, melainkan kisah-kisah dan hadis-hadis palsu,
  • Bahkan yang lebih tragis adalah terlalaikan dari melakukan Sholat Lima Waktu atau sholat Wajib secara berjamaah, padahal esensi perjalanan Isra’ Mi’raj adalah Sholat Lima Waktu itu sendiri. Maka buktikanlah, lebih ramai mana antara Sholat Lima Waktu berjamaah di masjid dan perayaan Isra’ Mi’raj…!?

Keempat: Menyelisihi larangan Rasulullah ﷺ terhadap perayaan apa pun selain ‘Iedul Adha dan ‘Iedul Fitri. Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا وَهَذَا عِيدُنَا

 “Sesungguhnya setiap kaum memiliki hari raya, dan ini adalah hari raya kita.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu’anha]

Sahabat yang Mulia Anas bin Malik radhiyallahu’anhu berkata:

قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْمَدِينَةَ وَلَهُمْ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ مَا هَذَانِ الْيَوْمَانِ قَالُوا كُنَّا نَلْعَبُ فِيهِمَا فِى الْجَاهِلِيَّةِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الأَضْحَى وَيَوْمَ الْفِطْرِ

“Ketika Rasulullah ﷺ mendatangi kota Madinah, para sahabat memiliki dua hari perayaan yang padanya mereka bersenang-senang. Maka beliau ﷺ bersabda: Dua hari apa ini? Mereka menjawab: Dua hari yang sudah biasa kami bersenang-senang padanya di masa Jahiliyah. Rasulullah ﷺ bersabda: Sesungguhnya Allah telah mengganti kedua hari tersebut dengan dua hari yang lebih baik, yaitu ‘Iedul Adha dan ‘Iedul Fitri.” [HR. Abu Daud, Shahih Sunan Abi Daud: 1039]

Kelima: Penetapan tanggal terjadinya Isra’ Mi’raj secara DUSTA. Al-Hafizh Ibnu Hajar Asy-Syafi’i rahimahullah berkata:

وذكر بعض القصاص أن الإسراء كان في رجب، قال: وذلك كذب

“Dan sebagian tukang dongeng telah menyebutkan bahwa peristiwa Isra’ terjadi di bulan Rajab. Beliau berkata: Dan itu adalah dusta.” [Tabyinul ‘Ajab, hal. 11]

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Sumber: http://sofyanruray.info/adakah-amalan-khusus-di-bulan-rajab/

══════ ❁✿❁ ══════

️ Bergabunglah dan Sebarkan Dakwah Sunnah Bersama⤵️

 

?Markaz Ta’awun Dakwah dan Bimbingan Islam:

?Join Channel Telegram: http://goo.gl/6bYB1k

?Gabung Group WA: 08111377787

?www.facebook.com/taawundakwah

?www.taawundakwah.com

?PIN BB: 5D4F8547

?Youtube: Ta’awun Dakwah⁠⁠