بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#MutiaraSunnah

KEBAIKAN AGAMA SESEORANG BISA DILIHAT DARI TEMANNYA

Rasulullah ﷺ menjadikan teman sebagai patokan terhadap baik dan buruknya agama seseorang. Oleh sebab itu Rasulullah ﷺ memerintahkan kepada kita agar memilih teman dalam bergaul. Dalam sebuah hadis, Rasulullah ﷺ bersabda:

المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل

“Agama seseorang tergantung dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian memerhatikan, siapa yang dia jadikan teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)

Sudah dapat dipastikan, bahwa seorang teman memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap temannya. Teman bisa memengaruhi agama, pandangan hidup, kebiasaan dan sifat-sifat seseorang. Dengan demikian, pesan Rasulullah ﷺ dalam hadis di atas hendaknya selalu menjadi pertimbangan kita dalam memilih seseorang untuk menjadi teman dekat kita, entah itu sebagai istri, suami, tetangga, guru, teman bekerja atau selainnya.

Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata: “Hendaknya kalian menilai orang dengan teman dekatnya. Karena seorang Muslim akan mengikuti orang yang Muslim, sementara orang jahat akan mengikuti orang yang jahat pula.” (Al-Mu’jam Al-Kabir no. 8919, Al-Ibanah 502)

Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu juga berkata: “Orang yang dapat berjalan bersama dan berteman, adalah orang yang disuka dan yang sejenis.” (Al-Ibanah, 499)

Abud Darda’ radhiallahu ‘anhu berkata: “Di antara bentuk kecerdasan seseorang adalah selektif dalam memilih teman berjalan, teman bersama, dan teman duduknya.” (Al-Ibanah, 379)

Syaikh ‘Abdul Muhsin Al-Qasim [beliau adalah imam Masjid Nabawi dan hakim di Mahkamah Syariah Madinah] berkata: “Sifat manusia adalah cepat terpengaruh dengan teman pergaulannya”.

Bahkan manusia bisa terpengaruh dengan seekor binatang ternak. Rasulullah ﷺ bersabda:

الْفَخْرُ وَالْخُيَلاَءُ فِي الْفَدَّادِينَ أَهْلِ الْوَبَرِ وَالسَّكِينَةُ فِي أَهْلِ الْغَنَمِ

Kesombongan dan keangkuhan terdapat pada orang-orang yang meninggikan suara di kalangan pengembala unta. Dan ketenangan terdapat pada pengembala kambing [HR. al-Bukhari no. 3499 dan Muslim no. 187]

Nabi ﷺ mengabarkan, bahwa menggembalakan unta akan berpengaruh terhadap timbulnya kesombongan dan keangkuhan. Dan menggembalakan kambing berpengaruh akan timbulnya sifat ketenangan. Jika dengan hewan, makhluk yang tidak berakal dan kita tidak tahu apa maksud dari suara yang dikeluarkannya, manusia bisa saja terpengaruh, maka bagaimana pendapat kita dengan orang yang bisa bicara dengan kita, paham perkataan kita, bahkan terkadang membohongi dan mengajak kita untuk memenuhi hawa nafsunya serta memerdayai kita dengan syahwat? Bukankan orang itu akan lebih berpengaruh? [Khuthuwat ila as-Sa’adah hlm. 141]

Di tengah masyarakat, jika kita tidak memilih teman yang baik, maka kita tinggal memilih: Apakah kita yang akan memengaruhi orang-orang untuk menjadi lebih baik? Ataukah kita yang menjadi korban pengaruh buruk lingkungan (kawan-kawan)? Ingat! Tidak ada pilihan yang ketiga.

 

Sumber: