بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ 
JANGAN KATAKAN: “SAYA SUDAH TIDAK PERAWAN LAGI”
>> Jangan kau umbar aibmu yang telah Allah taala tutupi
 
Tak ada manusia yang sempurna. Selalu saja ada masa lalu kelam yang terkadang selalu mengiringi hari-hari berikutnya.Hanya saja perbedaannya, bahwa terkadang pada seseorang, masa lalunya lebih kelam dari yang lainnya. Akan tetapi Allah dengan rahmat-Nya terus menerus menerima tobat hamba-Nya, siang dan malam, sebelum ajal menjemput dan sebelum matahari terbit dari Barat. Allah taa;a berfirman:
 
والذين لا يدعون مع الله إلها آخر ولا يقتلون النفس التي حرم الله إلا بالحق ولا يزنون ومن يفعل ذلك يلق أثاما. يضاعف له العذاب يوم القيامة ويخلد فيه مهانا. إلا من تاب وآمن وعمل عملا صالحا فأولئك يبدل الله سيئاتهم حسنات وكان الله غفورا رحيما
 
Yang artinya:
“Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah, dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina. Barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat ( pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada Hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan . Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang .” [QS. Al-Furqon : 68-70]
 
Dan di antara sekian waktu lalu kelam yang banyak menimpa para pemudi Islam adalah pernah terjatuh pada perbuatan zina, kemudian Allah limpahkan kepadanya hidayah dan dia bertobat darinya. Maka datanglah hari di mana seorang pria yang ingin mempersuntingnya datang melamar. Hati pun khawatir, apakah harus mengabarkan tentang masa lalunya ataukah harus menutupinya??
 
Termasuk dari rahmat Allah kepada hamba-Nya adalah dengan MENUTUPI aib-aib yang dilakukan oleh hamba-Nya. Tutuplah aib yang ada pada dirimu. Siapa yang Allah taala tutup aibnya di dunia, di Hari Akhir nanti Allah taala pun akan menutup aibnya, sebagaimana sabda Nabi ﷺ. Diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
 
عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (لا يستر الله على عبد في الدنيا إلا ستره الله يوم القيامة
“Tidaklah Allah menutup aib seorang hamba di dunia, melainkan nanti di Hari kiamat Allah juga akan menutup aibnya.” [HR. Muslim no. 2390]
 
Inilah kabar gembira dari Allah kepada hamba-hamba-Nya. Maka ketika Sang Pencipta Alam semesta yang semestinya berhak mengazab hamba-hamba-Nya, sudah menutupi aib dosa-dosa hamba-Nya, tentunya lebih utama lagi bila hamba tersebut untuk menutupi aibnya sendiri, dan juga dan aib saudaranya. Terdapat banyak dalil yang menunjukkan hal tersebut. Di antaranya adalah sabda Rasulullah ﷺ:
 
اجتنبوا هذه القاذو رة التي نهى الله عز وجل عنها, فمن ألم فليستتر بستر الله عز وجل عنه
 
“Jauhilah dosa yang telah Allah larang. Siapa saja yang telah terlajur melakukan dosa tersebut, maka tutuplah rapat-rapat dengan apa yang telah Allah tutupi. ” [HR. Al-Baihaqi dan dishohihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shohihah 663 dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma]
 
Dan bahkan Rasulullah ﷺ mengancam bahwa orang yang suka membuka aibnya sendiri setelah ditutupi oleh Allah. Maka Allah tidak akan mengampuninya. Rasulullah ﷺ bersabda:
 
كل أمتي معافى إلا المجاهرين وإن من المجاهرة أن يعمل الرجل بالليل عملا ثم يصبح وقد ستره الله عليه فيقول يا فلان عملت البارحة كذا وكذا وقد بات يستره ربه ويصبح يكشف ستر الله عنه
 
“Setiap umatku akan diampuni kecuali orang yang melakukan jahr . Di antara bentuk melakukan jahr adalah seseorang di malam hari melakukan maksiat, namun di pagi harinya, padahal telah Allah tutupi, ia sendiri yang bercerita: “Wahai Fulan, aku semalam telah melakukan maksiat ini dan itu.” Padahal semalam Allah telah tutupi maksiat yang ia lakukan, namun di pagi harinya ia sendiri yang membuka aib-aibnya yang telah Allah tutup. [HR. Bukhari No. 6069 dan Muslim 2990 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu]
Dari dalil-dalil ini maka seorang wanita TIDAK BISA membuka aibnya di masa lalu ketika dia telah berzina, meskipun yang bertanya adalah laki-laki yang akan melamarnya. Dia harus MENGELAK dari pertanyaan tersebut. Dan apabila terpaksa untuk menjawab, maka berilah jawaban dengan Tauriyah yaitu jawaban yang memberikan pemahaman makna berbeda bagi yang mendengar, dengan yang dimaksudkan oleh yang ditanya. Bisa saja dengan jawaban:
“Kalau memang Anda ragu, cari wanita lain” atau dengan jawaban
“Apakah Anda menganggap saya seorang pezina?? ” atau dengan jawaban
“Saya bukan seorang pelacur” atau dengan jawaban
“Saya tidak berhubungan dengan laki-laki” (dan dia niatkan dalam hatinya yakni saat itu, buka masa lalu).
 
Wallahu a’lam
 
* Catatan ini adalah pengembangan dari jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepada Syaikh Sa’ad bin Nashir Asy-SyitsriHafidzahullahu Anggota Hai’ah Kibarul Ulama Saudi Arabia, pada saat Dauroh Ramadan Kitab Sunan Abi Dawud, Di Masjidi Haram, Mekkah, Saudi Arabia. Bulan Ramadan 1433 H
 
Penulis: Ibnu Dzulkifli As-Samarindy

Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: +61 (450) 134 878 (silakan mendaftar terlebih dahulu)
Website: https://nasihatsahabat.com/
Email: [email protected]
Facebook: https://www.facebook.com/nasihatsahabatcom/
Instagram: NasihatSahabatCom
Telegram: https://t.me/nasihatsahabat
Pinterest: https://id.pinterest.com/nasihatsahabat

 

 

#tauriyah #akhlakmulia, #tutupiaibsaudaramu, #tutupiaibdirisendiri, #AllahakanmenututpiaibnyadiduniadanAkhirat #jahr #melakukanmaksiatpagihari