بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ 
#SifatSholatNabi
HUKUM SHALAT HARI RAYA IDUL FITRI DAN IDUL ADHA SENDIRIAN DI RUMAH
 
Pertanyaan:
Apakah saya boleh melaksanakan shalat Ied di rumah? Sya tidak mampu pergi ke masjid karena sakit.
 
Jawaban:
Alhamdulillah
 
Kedua shalat hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha -pen) itu hukumnya fardhu ‘ain bagi yang mampu, menurut pendapat yang kuat dari para ulama, sebagaimana dijelaskan pada jawaban soal nomor: 48983: https://islamqa.info/id/48983
 
Dan apabila Anda tidak mampu mendatanginya karena sakit, maka Anda tidak berdosa. Apakah diperbolehkan bagi yang sedang sakit melaksanakannya di rumah? Ada perbedaan pendapat di kalangan Ahli Fikih. Jumhur Ulama berpendapat disyariatkan bagi Anda untuk melaksanakannya di rumah. Sementara Madzhab Hanafi mengatakan hal itu tidak disyariatkan.
 
Imam al Muzani menukil pendapat Imam Syafi’I rahimahullah dalam Mukhtashar al Um, 8/125: “Dan yang melaksanakan shalat Idul Fitri dan Idul Adha di rumahnya adalah yang sendirian, musafir, hamba sahaya, dan wanita”.
 
Al Khursyi (Maliki) berkata: “Disunnahkan bagi yang terlambat shalat Ied bersama imam, hendaknya shalat. Apakah berjamaah atau sendiri-sendiri?, ada dua pendapat”. (Ringkasan dari Syarh al Khursyi 2/104)
 
Al Mawardi (Hambali) dalam “al Inshaf” berkata: “Apabila seseorang ketinggalan shalat Ied, disunnahkan baginya untuk mengqadhanya sesuai dengan sifatnya sebagaimana yang lakukan oleh imam”.
 
Ibnu Qudamah (Hambali) dalam “al Mughni” berkata: “Yang datang terlambat boleh memilih. Jika dia mau, maka silakan shalat sendirian atau berjamaah”.
 
Dalam “Ad Durr Mukhtar ma’a Hasyiyat Ibni ‘Abidin 2/175 (Hanafi): “Tidak boleh shalat Ied sendirian ketika ketinggalan shalat bersama imam”.
 
Syeikh Islam Ibnu Taimiyah memilih pendapat Hanafiyah, dan dikuatkan oleh Syeikh Ibni Utsaimin rahimahullah, sebagaimana dalam “as Syarh Mum’ti’ 5/165”.
 
Dalam Fatawa Lajnah Daimah lil Ifta’, 8/306: “Shalat Idul Fitri dan Idul Adha adalah Fardhu Kifayah. Apabila sudah ada yang melaksanaknnya dan sudah lebih dari cukup, maka yang lain tidak berdosa”.
 
Barang siapa yang ketinggalan jamaah shalat Ied, dan ingin mengqadhanya, maka hendaklah ia shalat sebagaimana shalatnya imam, namun tanpa diikuti khutbah setelahnya”. Demikianlah pendapat Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, an Nakho’I dan para ulama yang lain. Yang menjadi dasar mereka adalah sabda Rasulullah ﷺ :
 
(إذا أتيتم الصلاة فامشوا وعليكم السكينة والوقار فما أدركتم فصلوا وما فاتكم فاقضوا)
 
“Apabila kalian mendatangi shalat berjamaah, maka berjalanlah dengan santai dan tenang. Jika kalian mendapati jamaah maka shalatlah, dan jika terlambat maka qadhalah (gantilah)”.
 
Diriwayatkan dari Anas radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya jika ia terlambat shalat Ied bersama imam, maka dia mengumpulkan anggota keluarganya dan pembantunya, kemudian pembantunya Abdullah bin Abi ‘Utbah menjadi imam shalat dua rakaat dengan takbir pada keduanya.
 
Dan bagi yang datang terlambat sedang imam sedang berkhutbah, maka hendaknya mendengarkan khutbah terlebih dahulu, setelah itu baru mengqadhanya. Dengan demikian ia menggabungkan dua kemaslahatan.
 
Dari Allah-lah setiap petunjuk. Semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan para sahabatnya.
 
(Lajnah Daimah lil Buhuts wal Ifta’)
 
(Syeikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Syeikh Abdur Razzaq ‘Afifi, Syeikh Abdullah bin Ghadyan)
 
Wallahu a’lam.