بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#Fikih_Jual_Beli

HUKUM JUAL BELI ANJING, KUCING DAN DARAH

Pertanyaan:

Apa hukum jual beli anjing, kucing dan darah? Hal ini juga dapat diluaskan pada jual beli donor darah. Bagaimana upah dari jual beli semacam itu?

Jawaban:

Alhamdulillah wa sholaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Mengenai jual beli ketiga benda di atas, dapat kita lihat bersama pada beberapa hadis berikut ini:

Hadis pertama

Dari Abu Mas’ud Al Anshori radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنْ ثَمَنِ الْكَلْبِ وَمَهْرِ الْبَغِىِّ وَحُلْوَانِ الْكَاهِنِ

“Rasulullah ﷺ melarang hasil penjualan anjing, penghasilan pelacur dan upah perdukunan.” (HR. Bukhari dan Muslim) [Bukhari: 39-Kitab Al Buyu’, 112-Hasil Penjualan Anjing. Muslim: 23-Kitab Al Masaqoh, 9-Bab Haramnya Hasil Penjualan Anjing, Upah Perdukunan, Upah Pelacur, Penjualan Kucing]

Hadis kedua

Dari Abu Juhaifah, beliau berkata:

إن رسول الله صلى الله عليه و سلم نهى عن ثمن الدم وثمن الكلب وكسب الأمة ولعن الواشمة والمستوشمة وآكل الربا وموكله ولعن المصور

“Rasulullah ﷺ melarang hasil penjualan darah, hasil penjualan anjing dan upah dari budak wanita (yang berzina). Beliau juga melaknat orang yang menato dan yang meminta ditato, memakan riba (rentenir) dan yang menyerahkannya (nasabah). Begitu pula tukang gambar (makhluk yang memiliki ruh).” (HR. Bukhari) [Bukhari: 39-Kitab Al Buyu’, 112-Bab Hasil Penjualan Anjing]

Hadis ketiga

Dari Rofi’ bin Khodij, beliau mendengar sabda Rasulullah ﷺ:

شَرُّ الْكَسْبِ مَهْرُ الْبَغِىِّ وَثَمَنُ الْكَلْبِ وَكَسْبُ الْحَجَّامِ

“Sejelek-jelek penghasilan adalah upah pelacur, hasil penjualan anjing dan penghasilan tukang bekam.” (HR. Muslim) [Muslim: 23-Kitab Al Masaqoh, 9-Bab Haramnya Hasil Penjualan Anjing, Upah Perdukunan, Upah Pelacur, Penjualan Kucing]

Juga dari Rofi’ bin Khodij, Rasulullah ﷺ bersabda:

ثَمَنُ الْكَلْبِ خَبِيثٌ وَمَهْرُ الْبَغِىِّ خَبِيثٌ وَكَسْبُ الْحَجَّامِ خَبِيثٌ

“Hasil penjualan anjing adalah penghasilan yang buruk. Upah pelacur juga buruk. Begitu pula penghasilan tukang bekam adalah khobits (jelek).” (HR. Muslim) [Muslim: 23-Kitab Al Masaqoh, 9-Bab Haramnya Hasil Penjualan Anjing, Upah Perdukunan, Upah Pelacur, Penjualan Kucing]

Hadis keempat

Dari Abu Az Zubair, beliau berkata bahwa beliau pernah menanyakan pada Jabir mengenai hasil penjualan anjing dan kucing. Lalu Jabir mengatakan:

قَالَ زَجَرَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ ذَلِكَ.

“Nabi ﷺ melarang keras hal ini.” (HR. Muslim) [Muslim: 23-Kitab Al Masaqoh, 9-Bab Haramnya Hasil Penjualan Anjing, Upah Perdukunan, Upah Pelacur, Penjualan Kucing]

Abu Muhammad Ibnu Hazm mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan zajar dalam hadis di atas adalah larangan keras. (Al Muhalla, 9/13)

Hadis kelima

Dari Jabir, beliau berkata:

أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنْ ثَمَنِ الْكَلْبِ وَالسِّنَّوْرِ

“Nabi ﷺ melarang dari hasil penjualan anjing dan kucing.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah) [Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadis ini Shahih]

Itulah beberapa dalil yang menjelaskan jual beli ketiga benda di atas. Jadi, hadis-hadis di atas menunjukkan TERLARANGNYA jual beli anjing, kucing, dan darah, sehingga hasil penjualannya TIDAK HALAL.

Apakah Seluruh Jenis Anjing dan Kucing Termasuk Larangan Di Atas?

Memang ada PERSELISIHAN PENDAPAT dalam masalah ini. Sebagian ulama membolehkan hasil penjualan anjing yang memiliki kegunaan, seperti anjing yang digunakan untuk berburu, menjaga hewan ternak, dan menjaga tanaman. Namun sebagian ulama melarang secara mutlak. Hal ini berdasarkan hadis-hadis yang telah disebutkan di atas.

Begitu juga dengan kucing, sebagian ulama membolehkan jual beli hewan ini, karena adanya kegunaan untuk memburu tikus, serangga, cecak, kecoak, dan lainnya. Namun berdasarkan hadis-hadis di atas, ulama lain semacam Ibnul Qayyim dalam Zaadul Ma’ad MELARANG SECARA MUTLAK penjualan kucing.

Jadi, anjing, kucing, dan darah TIDAK BOLEH diperjualbelikan. Ketiga benda ini bisa diperoleh dengan jalan lain, semacam melalui pemberian secara cuma-cuma, tanpa melalui proses jual beli. Begitu pula hal ini berlaku untuk donor darah.

Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan: “Para ulama berselisih mengenai apa yang dimaksud dengan hasil penjualan darah. Ada yang memaksudkan dengan upah dari tukang bekam. Ada pula yang memaksudkan secara tekstual, bahwa yang terlarang adalah jual beli darah, sebagaimana terlarang pula jual beli bangkai, babi, yaitu sama-sama haram. Hal ini adalah berdasarkan Ijma’ (kesepakatan) para ulama.” (Fathul Bari, 4/427)

Semoga segenap kaum muslimin yang membaca tulisan ini mendapat pencerahan. Semoga kita selalu mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Referensi:

  • Al Muhalla, Abu Muhammad Ibnu Hazm, Darul Fikr
  • Shahih Fiqh Sunnah, Abu Malik Kamal bin As Sayid Salim, Al Maktabah At Taufiqiyah
  • Sifat Perniagaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Muhammad Arifin Badri, MA., Pustaka Darul Ilmi
  • Fathul Bari, Ibnu Hajar, Dar Al Ma’rifah Beirut
  • Syarh Bulughul Marom, Syaikh ‘Athiyah bin Muhammad Salim, Asy Syamilah

*****

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel https://rumaysho.com

Sumber: https://rumaysho.com/236-jual-beli-anjing-kucing-dan-darah.html