بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#NasihatUlama

HAKIKAT DI BALIK UJIAN KESUSAHAN DAN KESENANGAN

Betapa banyak orang ditimpa kesusahan yang ternyata menjadi nikmat baginya. Karena dia bersabar, maka dia mendapat pahala kesabaran, terhalang berbuat dosa, mendekatkan diri kepada Allah, muhasabah dan mengingat kesalahan, meraih ampunan dan mendapat ganti yang lebih baik, dan menggapai ridho Allah ‘azza wa jalla.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ

“Sesungguhnya besarnya pahala tergantung besarnya musibah. Dan sesungguhnya Allah ta’ala apabila mencintai suatu kaum, maka Allah timpakan kepada mereka musibah. Barang siapa ridho dengannya, maka Allah pun ridho kepadanya. Barang siapa yang marah dengannya, maka Allah pun marah kepadanya.” [HR. At-Tirmidzi dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Shahihul Jami: 2110]

Sebaliknya, betapa banyak orang yang diberi nikmat kesenangan yang ternyata menjadi malapetaka baginya, karena dia tidak bersyukur. Dia gunakan nikmat kesehatan, kekayaan dan kehidupan yang Allah berikan kepadanya untuk bermaksiat.

Oleh karena itu para ulama dahulu memandang, bahwa ujian berupa kesusahan lebih baik daripada ujian berupa kesenangan. Lebih banyak orang yang lulus ujian kesusahan, dan sangat sedikit yang lulus ujian kesenangan.

Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata:

كان يقال ليس بفقيه من لم يعد البلاء نعمة والرخاء مصيبة

“Dahulu dikatakan: Bukanlah seorang Faqih (Orang yang memahami agama secara mendalam) yang tidak menganggap ujian berupa kesusahan sebagai nikmat, dan ujian berupa kesenangan sebagai musibah.” [Az-Zuhd libnil Mubaarok rahimahullah: 456]

Maka bersabarlah dalam menghadapi kesusahan dan bersyukurlah ketika diberi nikmat kesenangan.

Penulis: Al-Ustadz Sofyan Chalid Ruray hafizhahullah

 

Sumber: https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/705799436236208:0