Hadis Palsu: Bekerjalah Untuk Duniamu Seakan-Akan Engkau Hidup Selamanya. Beramallah Untuk Akhiratmu Seakan-Akan Engkau Akan Mati Besok

Akhirat Dikejar, Dunia Bisa Ditunda

Ulama besar Kerajaan Saudi Arabia di masa silam dan pakar fikih pada abad ke-20, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah mengungkapkan:

Perkataan …

اعمل لدنياك كأنك تعيش أبداً ، واعمل لآخرتك كأنك تموت غداً

“I’mal lidunyaaka ka-annaka ta’isyu abadan, wa’mal li-aAkhiratika ka-annaka tamuutu ghadan.”

Artinya:

Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya. Beramallah untuk Akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok.

Ungkapan di atas termasuk HADIS PALSU (Hadis Maudhu’).

Maknanya pun tidak seperti dipahami kebanyakan orang. Banyak yang memahami maksud ungkapan tersebut adalah hendaknya kita mati-matian dalam mengejar dunia, Akhirat akhirnya terlupakan.

Bahkan makna yang tepat adalah SEBALIKNYA. Hendaklah kita semangat dalam menggapai Akhirat dan tak perlu tergesa-gesa dalam mengejar dunia.

Ungkapan “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya”, maksudnya adalah apa yang tidak selesai hari ini dari urusan dunia, selesaikanlah besok. Yang tidak bisa selesai besok, selesaikanlah besoknya lagi. Jika luput hari ini, masih ada harapan untuk besok.

Adapun untuk urusan Akhirat, maka beramallah untuk urusan Akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok. Maksudnya, kita diperintahkan untuk segera melakukan amalan shalih, jangan menunda-nundanya. Anggap kita tak bisa lagi berjumpa lagi dengan esok hari. Bahkan kita katakan, bisa jadi kita mati sebelum esok tiba. Karena siapa pun kita, tak mengetahui kapan maut menghampiri.

Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma pernah menyatakan:

إذا أصبحت فلا تنتظر المساء ، وإذا أمسيت فلا تنتظر الصباح ، وخذ من صحتك لمرضك ، ومن حياتك لموتك

“Jika engkau berada di pagi hari, jangan tunggu sampai petang hari. Jika engkau berada di petang hari, jangan tunggu sampai pagi. Manfaatkanlah waktu sehatmu sebelum datang sakitmu. Manfaatkanlah waktu hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Bukhari)

Itulah makna ungkapan yang masyhur di atas.

Namun sekali lagi, kesimpulannya, ungkapan tersebut salah alamat jika disandarkan pada Rasulullah ﷺ. Lalu maknanya pun bukan seperti dipahami kebanyakan orang untuk terus mengejar dunia hingga kurang semangat menggapai Akhirat.

Bahkan makna yang tepat, hendaklah semangat bersegera dalam melakukan amalan Akhirat, jangan sampai menunda-nunda.

Adapun urusan dunia, ada kelapangan dalam menggapainya. Kalau tidak bisa menggapai hari ini, masih ada harapan untuk esok hari.

[Fatawa Nur ‘ala Ad-Darb • Fatawa Musthalah Al-Hadis, Syarh Al-Hadis wa Al-Hukmu ‘alaiha]

Semangat dalam bekerja di dunia tak masalah, namun jangan sampai lupa Akhirat yang jadi tujuan utama dan tetap menempuh cara yang halal.

Referensi:

Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab no. 130847 (https://islamqa.info/ar/130847)

 

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal