Doa dan Dzikir ketika Berwudhu, Ringkasnya adalah:

  1. Baca BISMILLAH (Sebelum Wudhu)
  2. Baca: ASYHADU ALLA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKALAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ‘ABDUHU WAROSULUH (Sesudah Wudhu)
  3. Baca: ALLOOHUMMAJ’ALNI MINAT TAWWABIINA WAJ’ALNII MINAL MUTATHOHHIRIIN (Sesudah Wudhu)
  4. Baca: SUBHAANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASSYHADU ALAA ILAHA ILLA ANTA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAIK (Sesudah Wudhu)

Doa dan dzikir yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berwudhu hanya ada di dua tempat, yaitu:

Pertama, Membaca Bismillah di Awal Wudhu

Hukum membaca Bismillah di awal wudhu adalah WAJIB. Bagi yang lupa membacanya di awal wudhu, hendaknya mengucapkan Bismillah ketika teringat, meskipun di tengah-tengah berwudhu [Lihat Shifat Wudhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, karya Fahad bin Abdirrahman Ad-Dausri, hal. 16-17].

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

لَا وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرْ اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ

“Tidak ada (tidak sah) wudhu bagi yang tidak menyebut nama Allah ketika berwudhu.” [HR. Ibnu Majah no. 399; At-Tirmidzi no. 26; Abu Dawud no. 101. Dinilai shahih oleh Al-Albani di Shahihul Jami’ hadis no. 7444]

Dan juga berdasarkan perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabat. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau menceritakan bahwa sebagian sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencari air untuk berwudhu. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

«هَلْ مَعَ أَحَدٍ مِنْكُمْ مَاءٌ؟» فَوَضَعَ يَدَهُ فِي الْمَاءِ وَيَقُولُ: «تَوَضَّئُوا بِسْمِ اللَّهِ»

“Apakah kalian memiliki air?” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasukkan tangannya ke dalam air dan bersabda:”Berwudhulah kalian dengan (mengucapkan) Bismillah … “ [HR. Bukhari no. 69; Muslim no. 2279 dan An-Nasa’i 1/60].

Sebagian ulama menilai bahwa membaca Bismillah hukumnya sunnah, tidak sampai derajat wajib, karena menilai hadis-hadis tentang masalah ini adalah hadis yang dha’if [Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 1/122-123]. Namun yang lebih tepat, hadis di atas adalah shahih, sehingga hukum membaca Bismillah ketika berwudhu adalah wajib [Lihat Shifat Wudhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, karya Fahad bin Abdirrahman Ad-Dausri, hal. 16-17].

Kedua, Membaca Doa Selesai Berwudhu

Dari Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُسْبِغُ الْوَضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ

“Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, kemudian mengucapkan:

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

ASYHADU ALLA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKALAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ‘ABDUHU WAROSULUH.

Artinya:

Aku bersaksi bahwa sesungguhnya  tidak ada Ilaah (Sesembahan) yang berhak diibadahi  dengan benar selain ALLAH yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku pun bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah [I bear witness that none has the right to be worshipped except Alloh, alone without partner. And I bear witness that Muhammad is His Slave and Messenger].

Kecuali Allah akan bukakan untuknya delapan pintu langit yang bisa dia masuki dari pintu mana saja.” [HR. Muslim no. 234; Abu Dawud no. 169; At-Tirmidzi no. 55; An-Nasa’i 1/95 dan Ibnu Majah no. 470].

Jadi barang siapa yang berwudhu lalu menyempurnakan wudhunya, kemudian setelah itu dia membaca doa  (tersebut di atas) setiap selesai wudhu, maka akan dibukakan baginya pintu-pintu surga yang delapan, yang ia akan masuk dari pintu mana pun yang dia kehendaki.

Di dalam riwayat At-Tirmidzi ada tambahan doa:

اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ، وَاجْعَلْنِي مِنَ المُتَطَهِّرِينَ

ALLOOHUMMAJ’ALNI MINAT TAWWABIINA WAJ’ALNII MINAL MUTATHOHHIRIIN

 Artinya:

Ya ALLAH, jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang rajin bertaubat dan jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang selalu menyucikan diri [O Alloh, make me of those who return to You often in repentance and make me of those who remain clean and pure].

Adapun tambahan doa:

واجعلني من عبادك الصالحين من الذين لا خوف عليهم ولا هم يحزنون

“Waj’alni min ‘ibaadika ash-shalihin minalladziina laa khoufun ‘alaihim walaa hum yahzanuun [Jadikanlah aku termasuk hamba-Mu yang shalih, (yaitu) hamba-hamba-Mu yang tidak ada rasa takut dalam diri mereka dan tidak pula bersedih hati.]”

Maka tambahan doa dengan lafadz seperti ini TIDAK ADA asalnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga TIDAK BOLEH DIAMALKAN. Syaikh Abu Usamah Salim bin ‘Ied Al-Hilali hafizhahullah mengatakan,”Sebagian orang menambahkan, ‘Waj’alni min ‘ibaadika ash-shalihin‘. Tambahan ini tidak ada asalnya sebagaimana yang aku jelaskan dalam kitabku, ‘Silsilah Al-Ahaadits Allati Laa Ashla Laha’.” [Bahjatun Nadziriin Syarh Riyadhus Shalihin, 2/250].

Doa lain yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallams setelah berwudhu diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudhri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

من تَوَضَّأ فَقَالَ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِك أشهد أَن لَا إِلَه إِلَّا أَنْت استغفرك وَأَتُوب إِلَيْك كتب فِي رق ثمَّ طبع بِطَابع فَلم يكسر إِلَى يَوْم الْقِيَامَة

“Barang siapa yang berwudhu kemudian setelah berwudhu mengucapkan doa:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ.

SUBHAANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASSYHADU ALAA ILAHA ILLA ANTA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAIK

Artinya:

‘Maha Suci Engkau, Ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada yang berhak diibadahi, kecuali Engkau. Aku memohon ampunan dan bertaubat kepada-Mu’  [How perfect You are O Allah, and I praise You, I bear witness that none has the right to be worshipped except You, I seek Your forgiveness and turn in repentance to You].

Maka akan ditulis di lembaran berwarna putih kemudian di-stempel dan tidak akan hancur sampai Hari Kiamat.” [HR. An-Nasa’i dalam ‘Amal Yaum wal Lailah no. 30. Dinilai shahih oleh Al-Albani di Shahihul Jami’ hadis no. 6046].

Hanya di dua tempat inilah disyariatkannya berdzikir dan berdoa ketika atau selesai berwudhu. Adapun doa dan dzikir selain di dua tempat ini, sebagaimana yang tersebar di tengah-tengah masyarakat, maka TIDAKLAH diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Jadi, doa dan dzikir yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hanyalah membaca Bismillah di awal wudhu dan membaca doa selesai berwudhu seperti disebut di atas. Maka perlu diketahui bahwa doa dan dzikir selain itu TIDAKLAH ADA dalil atau riwayatnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Namun demikian, di sebagian masyarakat, di dunia maya (blog), juga di sebagian buku panduan wudhu menyebutkan adanya doa-doa khusus yang dibaca setiap membasuh anggota wudhu. Ada doa khusus ketika berkumur; ada doa khusus ketika memasukkan dan mengeluarkan air dari hidung; ada doa khusus ketika membasuh muka; dan seterusnya sampai doa khusus ketika membasuh kaki.

Misalnya ada doa yang diklaim dianjurkan dibaca ketika membasuh muka sebagai berikut:

اللهم بيِّض وجهي بنورك يوم تبيض وجوه أوليائك ولا تُسَوِّد وجهي بظلماتك يوم تَسْودُ وجوه أعدائك

“Ya Allah, putihkanlah wajahku dengan cahaya-Mu, pada hari Engkau memutihkan wajah para kekasih-Mu. Dan janganlah Engkau menghitamkan wajahku dengan kegelapanmu, pada hari ketika Engkau menggelapkan wajah musuh-musuh-Mu.”

Atau doa yang diklaim diucapkan ketika membasuh tangan kanan:

اللهم أعطني كتابي بيميني وحاسبني حساباً يسيراً

“Ya Allah berikanlah kitab (catatan amalku) dengan tangan kananku dan hisablah aku dengan hisab yang mudah.”

Doa-doa seacam ini TIDAK PERNAH DIAJARKAN oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ibnul Qayyim rahimahullahu Ta’ala mengatakan:

ولم يحفظ عنه أنه كان يقول على وضوئه شيئا غير التسمية، وكل حديث في أذكار الوضوء الذي يقال عليه فكذب مختلق لم يقل رسول الله صلى الله عليه وسلم شيئا منه، ولا علمه لأمته، ولا ثبت عنه غير التسمية في أوله، وقوله: ( «أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، اللهم اجعلني من التوابين، واجعلني من المتطهرين» ) في آخره. وفي حديث آخر في ” سنن النسائي “

مما يقال بعد الوضوء أيضا: ( «سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك» ) ولم يكن يقول في أوله: نويت رفع الحدث ولا استباحة الصلاة، لا هو ولا أحد من أصحابه البتة، ولم يرو عنه في ذلك حرف واحد، لا بإسناد صحيح ولا ضعيف

“Tidak terdapat penjelasan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau mengucapkan sesuatu pun ketika berwudhu kecuali Bismillah. Dan semua hadis tentang dzikir-dzikir yang diklaim diucapkan ketika berwudhu, maka itu semua adalah DUSTA DAN MENGADA-ADA. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah mengucapkan satu pun dari (dzikir atau doa) tersebut. Beliau tidak pula mengajarkan kepada umatnya. Tidak terdapat penjelasan dari Nabi kecuali membaca Bismillah (tasmiyah) di awal berwudhu dan juga doa … (kemudian beliau mengutip doa riwayat At-Tirmidzi yang telah dikutip di atas) … di akhir (selesai) wudhu. Dan di hadis lain yang diriwayatkan oleh An-Nasa’i yang merupakan doa yang juga diucapkan selesai berwudhu … (juga telah dikutip di atas). Demikian pula, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah mengucapkan, ’Nawaitu rof’ul hadatsi … “ [Aku berniat menghilangkan hadats .. ]. NIAT semacam ini TIDAK PERNAH DIUCAPKAN oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, (tidak pula diucapkan oleh) satu pun sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak diriwayatkan dari mereka meskipun hanya satu huruf saja, baik dengan sanad yang shahih maupun dengan sanad yang dha’if.” [Zaadul Ma’ad, 1/187-189 (Maktabah Syamilah)].

An-Nawawi rahimahullahu Ta’ala mengatakan:

فصل : وأما الدعاء على أعضاء الوضوء فلم يجىء فيه شيء عن النبيّ صلى اللّه عليه وسلم

“Pasal: Adapun doa yang dibaca di setiap anggota wudhu, maka TIDAK TERDAPAT satu pun riwayat dari Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam.” [Al-Adzkar, 1/50 (Maktabah Syamilah).]

Kemudian An-Nawawi rahimahullah menyebutkan satu per satu doa yang diklaim dianjurkan untuk dibaca ketika membasuh atau mengusap setiap anggota badan ketika berwudhu, misalnya dua doa yang sudah diutip di atas.

Syaikh Abu Usamah Salim bin ‘Ied Al-Hilali hafidzahullah Ta’ala berkata, ”Sebagian kaum muslimin membuat doa khusus setiap anggota wudhu. Ini termasuk bid’ah yang munkar. Tidak terdapat hadis shahih yang menjelaskannya.” [Bahjatun Nadziriin Syarh Riyadhus Shalihin 2/250, cetakan Daar Ibnul Jauzi].

Demikianlah, semoga kita termasuk orang-orang yang mencukupkan diri di atas sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak mencapekkan diri di atas amal-amal yang bid’ah. [Selesai]

Penulis: dr. M. Saifudin Hakim, MSc.

Artikel Muslim.Or.Id

 

Sumber Rujukan:

https://muslim.or.id/23965-doa-dan-dzikir-ketika-berwudhu-1.html

 

Catatan Tambahan:

Seharusnya kita bisa membedakan antara doa dan dzikir. Kalau memang dia berupa doa, maka tidak mengapa kita mengangkat tangan. Jika dia berupa dzikir, misalnya yang orang katakan doa mau makan (seharusnya dzikir mau makan), “Bismillah” atau doa setelah wudhu (seharusnya dzikir setelah wudhu), “Asyhadu alla Ilaha illallah ….” Kedua lafadzh ini BUKANLAH doa akan tetapi dzikir. Karenanya TIDAK disyariatkan untuk mengangkat tangan kita. Bedakan antara keduanya, dan semoga kita cukup pandai untuk bisa membedakan, mana yang doa dan mana yangd dzikir.

Wallahu a’alam.

[Dengan beberapa penambahan dan pengubahan aksara dan tata bahasa seperlunya oleh redaksi www.nasihatsahabat.com]