بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#Nasihat_Ulama

BERAPA UMUR YANG TELAH ENGKAU LALUI?

Ada yang berkata kepada Muhammad bin Wasi’:

كيف أصبحت ؟

“Bagaimana engkau di pagi ini?”. Beliau lantas mengatakan:

ما ظنك برجل يرتحل كل يوم مرحلة إلى الآخرة ؟

“Apa pendapatmu mengenai seseorang yang setiap harinya akan berpindah ke negeri Akhirat?”

Al Hasan (Al Bashri) mengatakan:

إنما أنت أيام مجموعة ، كلما مضي يوم مضي بعضك .

“Sungguh engkau bagaikan sekumpulan hari. Apabila satu hari berlalu darimu, maka berlalu pula sebagian (umur)mu.”

Beliau juga mengatakan:

ابن آدم إنما أنت بين مطيتين يوضعانك ؛ يوضعك الليل إلى النهار والنهار إلى الليل حتى يسلمانك إلى الآخرة ، فمن أعظم منك يا ابن آدم خطراً ؟

Wahai manusia. Sungguh engkau berada di antara dua binatang tunggangan (yaitu malam dan siang) yang akan saling memindahkanmu. Malam akan memindahkanmu ke waktu siang. Siang pun akan berganti memindahkanmu ke waktu malam, hingga engkau pun akan sampai ke negeri Akhirat. Adakah yang akan menghalangimu hingga negeri Akhirat?

Beliau mengatakan pula:

الموت معقود بنواصيكم ، والدنيا تطوي من ورائكم .

“Kematian akan diikat di bagian depan kepala kalian. Sedangkan dunia akan dilipat (dibiarkan) di belakang kalian.”

Daud Ath Tho’i mengatakan:

إنما الليل والنهار مراحل ينزلها الناس مرحلة مرحلة حتى ينتهي ذلك بهم إلى آخر سفرهم ، فإن استطعت أن تـُـقدِّم في كل مرحلة زاداً لما بين يديها فافعل ، فإن انقطاع السفر عن قريب ما هو ، والأمر أعجل من ذلك ، فتزوّد لسفرك ، واقض ما أنت قاض من أمرك ، فكأنك بالأمر قد بَغَـتـَـك

Sesungguhnya malam dan siang adalah tempat persinggahan manusia sampai dia berada pada akhir perjalanannya. Jika engkau mampu menyediakan bekal di setiap tempat persinggahanmu, maka lakukanlah. Berakhirnya safar boleh jadi dalam waktu dekat. Namun, perkara Akhirat lebih segera daripada itu. Persiapkanlah perjalananmu (menuju negeri Akhirat). Tunaikanlah kewajiban yang patut engkau tunaikan. Karena mungkin saja, perjalananmu akan berakhir dengan tiba-tiba.

Sebagian salaf menuliskan nasihat pada saudaranya:

يا أخي يَخيّـل لك أنك مقيم ، بل أنت دائب السير ، تُساق مع ذلك سوقا حثيثا ، الموت متوجِّه إليك ، والدنيا تطوى من ورائك ، وما مضى من عمرك فليس بِكَـارٍّ عليك حتى يَكُـرَّ عليك يوم التغابن .

سبيلك في الدنيا سبيل مسافر == ولا بـد من زاد لكل مسافر

ولا بد للإنسان من حمل عدة == ولا سيما إن خاف صولة قاهر

Wahai saudaraku, kami menduga engkau adalah seorang mukim (yang tidak bepergian jauh). Namun sebenarnya engkau adalah seorang yang melakukan perjalanan (safar). Engkau akan digiring dengan cepatnya. Kematian pun akan ada di hadapanmu. Sedangkan dunia akan berada di belakangmu. Umur yang telah berlalu darimu tidak akan kembali padamu, sampai engkau akan bertemu kembali dengan hari yang dinampakkan kesalahan-kesalahan.

Perjalananmu di dunia seperti perjalanan seorang musafir. Setiap musafir haruslah memiliki bekal.

Setiap orang haruslah memiliki persiapan. Apalagi jika dia takut tidak akan sampai pada Rabb Yang Maha Tinggi.

Sebagian salaf pun ada yang melantunkan syair:

إنا لنفــرح بالأيام نقطعهـا == وكل يوم مضي يدني من الأجلِ

فاعمل لنفسك قبل الموت مجتهدا == فإنما الربح والخسران في العملِ

Sungguh kami sangat bergembira dengan hari yang kami lalui.

Setiap hari yang telah berlalu adalah pertanda semakin dekatnya ajal.

Beramallah untuk dirimu dengan sungguh-sungguh sebelum datang kematianmu.

Karena keberuntungan dan kerugian di Akhirat tergantung pada amalmu. (Faidah dari Ibnu Rojab di Jami’ul ‘Ulum wal Hikam)

 

Sumber: https://rumaysho.com/189-berapa-umur-yang-telah-engkau-lalui.html