بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#Tanda_Kiamat

BANYAKNYA KEDUSTAAN DAN TIDAK ADANYA TATSABBUT (MENCARI KEPASTIAN) DALAM MENUKIL BERITA

Di Antara Tanda-Tanda Kecil Kiamat

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi ﷺ, sesungguhnya beliau bersabda:

سَيَكُونُ فِـي آخِرِ أُمَّتِـي أُنَاسٌ يُحَدِّثُونَكُمْ مَا لَمْ تَسْمَعُوا أَنْتُمْ وَلاَ آبَاؤُكُمْ فَإِيَّاكُمْ وَإِيَّاهُمْ.

“Akan ada sekelompok manusia di akhir umatku yang akan berbicara kepada kalian, dengan sesuatu yang tidak pernah kalian dengar sebelumnya, tidak pula oleh bapak-bapak kalian. Maka berhati-hatilah kalian dan hindarilah mereka (agar tidak menimpakan fitnah kepada kalian).” [Shahiih Muslim, al-Muqaddimah, bab an-Nahyu ‘anir Riwaayah ‘anidh Dhu’afaa’ (I/78, Syarh an-Nawawi)].

Dalam satu riwayat:

يَكُونُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ يَأْتُونَكُمْ مِنَ اْلأَحَادِيثِ بِمَا لَمْ تَسْمَعُوا أَنْتُمْ وَلاَ آبَاؤُكُمْ فَإِيَّاكُمْ وَإِيَّاهُمْ لاَ يُضِلُّونَكُمْ وَلاَ يَفْتِنُونَكُمْ.

“Pada akhir zaman akan ada para pembohong yang membawa berita kepada kalian dengan sesuatu yang tidak pernah kalian dengar, tidak juga pernah didengar oleh bapak-bapak kalian. Maka hati-hatilah kalian, dan hindarilah mereka, agar tidak menyesatkan kalian, juga tidak mendatangkan fitnah kepada kalian.” [Ibid (I/78-79, Syarh Shahiih Muslim lin Nawawi)].

Muslim rahimahullah meriwayatkan dari ‘Amir bin ‘Abdah, dia berkata: “‘Abdullah [Beliau adalah ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, orang yang meriwayatkan darinya adalah ‘Amir bin ‘Abduh al-Bajali al-Kufi, Abu ‘Iyas, seorang Tabi’in, tsiqah. Ibnu Hajar telah memberikan isyarat kepada riwayat ini dalam Tahdziibut Tahdziib (V/78-79), dan beliau menuturkan bahwa riwayat tersebut dari ‘Amir bin ‘Abduh bin ‘Abdillah bin Mas’ud] berkata:

إِنَّ الشَّيْطَانَ لِيَتَمَثَّلُ فِي صُورَةِ الرَّجُلِ فَيَأْتِي الْقَوْمَ فَيُحَدِّثُهُمْ بِالْحَدِيثِ مِنَ الْكَذِبِ فَيَتَفَرَّقُونَ فَيَقُولُ الرَّجُلُ مِنْهُمْ سَمِعْتُ رَجُلاً أَعْرِفُ وَجْهَهُ وَلاَ أَدْرِي مَا اسْمُهُ يُحَدِّثُ.

‘Sesungguhnya setan menjelma dalam rupa seseorang, lalu dia mendatangi suatu kaum dan menceritakan sebuah berita bohong. Akhirnya mereka berselisih. Lalu seseorang dari mereka berkata: ‘Aku mendengar seseorang bercerita, ‘Aku mengetahui wajahnya, akan tetapi tidak mengetahui namanya.’” [Shahiih Muslim, al-Muqaddimah, (I/78, Syarh an-Nawawi)].

Dan diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhuma, beliau berkata:

إِنَّ فِـي الْبَحْرِ شَيَاطِينَ مَسْجُونَةً أَوْثَقَهَا سُلَيْمَانُ يُوشِكُ أَنْ تَخْرُجَ فَتَقْرَأَ عَلَى النَّاسِ قُرْآنًا.

“Sesungguhnya di dalam lautan ada setan-setan terpenjara yang diikat oleh Sulaiman. Hampir saja mereka keluar, lalu membacakan Alquran kepada manusia.” [Shahiih Muslim, al-Muqaddimah, bab an-Nahyu ‘anir Riwaayah ‘anidh Dhu’afaa’ (I/79, Syarh an-Nawawi)].

An-Nawawi rahimahullah berkata: “Maknanya adalah membacakan sesuatu yang bukan Alquran, akan tetapi mengatakan, bahwa hal itu merupakan Alquran, untuk menipu orang awam dari kalangan manusia. Maka hendaklah mereka tidak tertipu.” [Syarah an-Nawawi untuk Shahiih Muslim (I/80)].

Betapa banyak pembicaraan aneh di zaman sekarang ini. Sebagian manusia tidak hati-hati lagi dengan banyak berbicara bohong dan menukil berita tanpa memastikan terlebih dahulu tentang kebenarannya. Hal itu jelas menyesatkan manusia dan memfitnah mereka. Karena itulah Nabi ﷺ memberi peringatan, agar tidak membenarkan mereka. Para ulama hadis telah menjadikan hadis-hadis ini sebagai landasan tatsabbut (melakukan klarifikasi) dalam menukil sebuah hadis dari Rasulullah ﷺ dan memeriksa para perawi agar diketahui yang terpercaya dari yang lainnya.

Dengan sebab banyaknya kebohongan manusia pada zaman sekarang ini, maka manusia tidak bisa membedakan berbagai berita, akhirnya dia tidak mengetahui antara berita yang benar dan tidak.

[Disalin dari kitab Asyraathus Saa’ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]

 

Penulis: Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil

Sumber: https://almanhaj.or.id/980-38-41-banyaknya-karya-tulis-lalai-melaksanakan-ibadah-sunnah-banyaknya-kedustaan.html