بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#DakwahTauhid
APAKAH KAUM MUSLIMIN TERMASUK AHLI KITAB?
Pertanyaan:
Apakah umat Islam bisa disebut Ahli Kitab?
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Allah ta’ala menyebut Alquran dengan nama al-Kitab. Terdapat banyak ayat Alquran yang menunjukkan hal itu. Di antaranya firman Allah:

الم (1) ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ

Alif lam mim, inilah al-Kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa. (al-Baqarah: 1 – 2).
Atau firman Allah:

وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ هُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ إِنَّ اللَّهَ بِعِبَادِهِ لَخَبِيرٌ بَصِيرٌ . ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا

Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Alquran). Itulah yang benar, dengan membenarkan Kitab-Kitab yang sebelumnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Mengetahui lagi Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya. Kemudian al-Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami (QS. Fathir: 31 – 32).
Berdasarkan ayat ini, kita adalah yang mendapat kitab dari Allah. Bahkan kitab yang paling mulia di antara kitab-kitab yang Allah turunkan.
Akan tetapi, istilah ’Ahli Kitab’ adalah istilah syari, yang harus kita pahami sesuai kriteria syariat (al-Isti’mal as-Syari). Bukan semata tinjauan bahasa. Dan seperti yang kita tahu, Allah menggunakan istilah ini khusus untuk menyebut orang Yahudi dan Nasrani.
Allah berfirman:

وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali Imran: 110)
Tentu tidak boleh kita menafsirkan, bahwa Ahli Kitab di situ mencakup seluruh umat yang diberi kitab. Karena ayat itu turun di zaman sahabat, dan tidak mungkin mereka termasuk dalam ’Ahli Kitab’ yang disebutkan di ayat. Semua sahabat beriman dan bertakwa, sementara ayat di atas menyatakan: “Di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”.
Allah juga berfirman:

لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنْفَكِّينَ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ

Orang-orang kafir di kalangan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan, bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya), sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata (QS. Al-Bayyinah: 1)
Tentu saja, kaum Muslimin tidak termasuk dalam istilah ‘Ahli Kitab’ di atas. Karena Allah dengan jelas menyatakan mereka kafir.
Bahkan, ketika ada orang Yahudi atau Nasrani yang masuk Islam, mereka tidak lagi disebut Ahli Kitab.
Di zaman Nabi ﷺ ada seorang pendeta Yahudi yang masuk Islam, bernama Abdullah bin Salam radhiyallahu ‘anhu. Ada juga orang Nasrani yang masuk Islam, seperti Tamim bin Aus ad-Dari radhiyallahu ‘anhu. Allah menyinggung mereka dalam Alquran:

وَيَقُولُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَسْتَ مُرْسَلًا قُلْ كَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ وَمَنْ عِنْدَهُ عِلْمُ الْكِتَابِ

Berkatalah orang-orang kafir: “Kamu bukan seorang yang dijadikan Rasul”. Katakanlah: “Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan kamu, dan antara orang yang memunyai ilmu Al Kitab.” (QS. Ar-Ra’du: 43)
Berdasarkan keterangan al-Hasan al-Bashri, Mujahid, Ikrimah, Ibnu Zaid, Ibnu Saib dan Muqatil, yang dimaksud ’Orang yang memunyai ilmu al-Kitab’ adalah Abdullah bin Salam.
Sementara menurut Qatadah, mereka adalah para Ahli Kitab yang telah masuk Islam, dan menjadi saksi kebenaran dakwah Muhammad ﷺ, seperti Abdullah bin Salam, Tamim ad-Dari, atau Abdullah bin Salam (Zadul Masir, 2/502).
Yang menjadi catatan, ketika para Ahli Kitab itu masuk Islam, baik sebelumnya beragama Yahudi atau Nasrani, Allah tidak lagi menyebut mereka Ahli Kitab. Tapi Allah menyebut mereka dengan ’Orang yang memunyai ilmu al-Kitab.’.
Ibnu Asyura mengatakan:

اسم ( أهل الكتاب ) لقب في القرآن لليهود والنصارى الذين لم يتديّنوا بالإِسلام ؛ لأن المراد بالكتاب : التوراة والإِنجيل إذا أضيف إليه ( أهل ) ، فلا يطلق على المسلمين ” أهل الكتاب ” وإن كان لهم كتاب، فمن صار مسلماً من اليهود والنصارى : لا يوصف بأنه من أهل الكتاب في اصطلاح القرآن

Istilah ’Ahli Kitab’ adalah istilah dalam Alquran untuk menyebut orang Yahudi dan Nasrani yang tidak masuk Islam. Karena yang dimaksud dengan al-Kitab di sini adalah Taurat dan Injil, apabila di depannya di tambahkan kata ’ahlu’. Sehingga TIDAK BOLEH menyebut kaum Muslimin dengan Ahli Kitab, meskipun mereka memiliki kitab. Untuk itu, orang Yahudi dan Nasrani yang menjadi Muslim, tidak disebut Ahli Kitab dalam istilah Alquran. (Tafsir Ibnu Asyura – at-Tahrir wa at-Tanwir, 27/249)
Nama yang Allah Berikan kepada Umat Islam
Dalam Alquran, Allah menyebut umat yang beriman dengan kebenaran dakwah Nabi Muhammad ﷺ dengan kaum Muslimin.
Allah berfirman:

هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ

Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian dengan kaum Muslimin dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Alquran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu, dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia (QS. Al-Hajj: 78)
Inilah nama yang syari bagi umat Islam, kaum Muslimin. Nama ini telah Allah sebutkan dalam Alquran dan kitab-kitab sebelumnya.
Allahu a’lam.
Dijawab oleh: Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
 
Sumber: https://konsultasisyariah.com/23265-kaum-Muslimin-termasuk-ahli-kitab.html