بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#Serpihan_Hati
AKU SAUDARAMU…
[Memetik Hikmah dan Pelajaran dari Rencana Kunjungan Saudara Seiman, Pelayan Dua Kota Suci Raja Salman dan Rombongan hafizhahumullah ke Tanah Air Tercinta]
Bersaudara berarti saling menolong dalam kebaikan, menguatkan dalam ketaatan, menutupi kekurangan dan memaafkan kesalahan.
Bersaudara bermakna saling mendoakan dan menasihati dengan kelembutan dan keakraban, bukan meninggalkan dan memutuskan hubungan.
Bersaudara yang hakiki adalah atas dasar keimanan. Dari bangsa dan negara mana pun seorang Muslim adalah saudara kita, apalagi yang berasal dari negeri Rasulullah ﷺ. Masih adakah hati yang tega membencinya…?!
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara. Karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu, dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” [Al-Hujurat: 10]
Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ المُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

“Seorang Mukmin dengan Mukmin yang lain bagaikan sebuah bangunan, satu dengan yang lainnya saling menguatkan.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu’anhu]
Rasulullah ﷺ juga bersabda:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, menyayangi dan berlemah lembut di antara mereka bagaikan satu tubuh. Apabila ada satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuh akan ikut merasa sakit, hingga tidak bisa tidur dan merasa demam.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu’anhu]
Rasulullah ﷺ juga bersabda:

لاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ تَنَاجَشُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ تَدَابَرُوا وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَا هُنَا وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ

“Janganlah kalian saling dengki. Janganlah saling melakukan Najasy (menawar suatu barang dengan harga yang tinggi, padahal dia tidak niat membelinya, tetapi hanya untuk memancing orang lain agar menawar dengan harga yang lebih tinggi). Janganlah saling membenci. Janganlah saling membelakangi. Janganlah sebagian kalian membeli barang yang telah dibeli orang lain, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Maka janganlah dia menzaliminya, janganlah menghinanya, (dalam riwayat At-Tirmidzi: Janganlah mengkhianatinya dan janganlah berdusta kepadanya) dan janganlah merendahkannya. Ketakwaan itu di sini, seraya beliau menunjuk ke dadanya tiga kali. Cukuplah seorang Muslim dikatakan jelek, apabila dia merendahkan saudaranya sesama Muslim. Setiap Muslim diharamkan mengganggu darah, harta, dan kehormatan Muslim lainnya.” [HR. Al-Imam Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]
Asy-Syaikh Abdur Rozzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr hafizhahumallah berkata:

كلَّما قوي إيمان الشَّخص قويت رحمته بإخوانه فقوَّتها في العبد من قوة إيمانه، وضعفها من ضعف إيمانه، وهـذا ظاهر في قوله عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: «مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ»، وذلك أنَّ إلـاهنا المقصود المعبود رحيم يحب الرحماء ودِيننا دين الرَّحمة، ونبيّنا نبيّ الرّحمة، وكتابنا القران كتاب الرحمة، والله نعت عباده المؤمنين فيه بقوله: {رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ}.

“Setiap kali menguat iman seseorang, menguat pula kasih sayangnya terhadap saudara-saudaranya seagama. Karena kuatnya sifat kasih sayang berasal dari kekuatan imannya, dan lemahnya sifat tersebut berasal dari kelemahan imannya. Ini jelas dalam sabda Rasulullah ﷺ:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ

“Perumpamaan kaum Mukminin dalam hal saling mencintai, menyayangi dan berlemah lembut, bagaikan satu tubuh.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu’anhuma)
Demikian itu karena Allah yang kita sembah adalah Maha Penyayang; mencintai orang-orang yang penyayang, agama kita adalah agama kasih sayang, Nabi kita seorang yang penyayang, kitab kita Alquran adalah kitab kasih sayang, dan Allah menyifatkan hamba-hamba-Nya yang beriman dalam kitab-Nya dengan firman-Nya:

رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ

“Mereka saling berkasih sayang di antara mereka.” (Al-Fath: 29).” [Fawaaid Mukhtashoroh min Mauqi’ Asy-Syaikh Abdur Rozzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr hafizhahullah]
Awas Makar Setan…!
Setan sangat bersungguh-sungguh untuk memecah belah kaum Muslimin secara umum dan Ahlus Sunnah secara khusus. Demi menghancurkan persaudaraan dan memutuskan tali kasih sayang di antara kaum Mukminin, relakah dirimu menjadi pembantu setan…?!
Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ أَيِسَ أَنْ يَعْبُدَهُ الْمُصَلُّونَ فِى جَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَلَكِنْ فِى التَّحْرِيشِ بَيْنَهُمْ

“Sesungguhnya setan telah putus asa untuk disembah (kaum Muslimin) yang sholat di Jazirah Arab. Akan tetapi dia belum putus asa untuk memecah belah di antara mereka.” [HR. Muslim dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhuma]
Al-Imam Ibnul Jauzi rahimahullah berkata:

والتحريش الإغراء والمعنى أنه يجتهد في إفساد ما بينهم من التواصل ليقع التباغض

“At-Tahrisy (memecah belah) adalah memanas-manasi. Maknanya adalah setan berusaha sekuatnya untuk merusak hubungan antara kaum Muslimin, sehingga mereka saling membenci.” [Kasyful Musykil min Hadits Ash-Shahihain, 1/752]
Al-Imam An-Nawawi Asy-Syafi’i rahimahullah menjelaskan:

وَمَعْنَاهُ : أَيِس أَنْ يَعْبُدهُ أَهْل جَزِيرَة الْعَرَب ، وَلَكِنَّهُ سَعَى فِي التَّحْرِيش بَيْنهمْ بِالْخُصُومَاتِ وَالشَّحْنَاء وَالْحُرُوب وَالْفِتَن وَنَحْوهَا

“Dan maknanya, setan telah putus asa untuk disembah penduduk (Muslim) Jazirah Arab, akan tetapi dia tetap berusaha memecah belah kaum Muslimin dengan permusuhan, kebencian, peperangan, fitnah, dan semisalnya.” [Syarah Muslim, 17/156]
 
Penulis: Al-Ustadz Sofyan Chalid Ruray hafizhahullah
Sumber: https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/754165288066289:0